Mohon tunggu...
Madewitha Marholong
Madewitha Marholong Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

@madewmm

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kendala dan Solusi Pembelajaran di Masa Pandemi

24 Juni 2021   03:56 Diperbarui: 25 Juni 2021   00:35 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sudah setahun lebih kita semua bersama-sama mengurangi dan memutus rantai penyebaran virus COVID-19. Virus ini sendiri hadir di Indonesia pada awal Maret 2020 lalu. Dengan hadirnya virus ini dalam kehidupan kita memberi dampak negatif dipelbagi sektor kehidupan, salah satunya adalah sektor pendidikan. Kita sama-sama tahu, bahwa kita bukanlah apa-apa tanpa pendidikan, negara sendiri berkewajiban untuk mencarikan solusi yang baik agar pendidikan di negeri ini bisa terus berlanjut.

Ingat sekali pada tanggal 16 Maret 2020 adalah hari dimana sebagian besar sekolah di Indonesia "merumahkan" peserta didik dan tenaga pengajarnya untuk waktu dua minggu, tetapi kenyataannya kegiatan "merumahkan" ini berlangsung sampai pada saat ini. Kegiatan belajar mengajar yang biasa dilakukan pada tatap muka dalam ruangan kelas sekarang hanya sebatas kegiatan belajar mengajar jarak jauh yang dilakukan dengan online.

Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) ini adalah salah satu kebijakan pemerintah demi mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang tak berhenti. Kegitan PPJ ini dilakukan dengan memanfaatkan fasilitas teknologi dan intertnet yang ada. Pembelajaran dilakukan dengan menggunakan media cetak maupun non cetak.

Pada saat pelaksanaannya PJJ sendiri memiliki kendalanya yang bisa dialami oleh siapapun. Kendala yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya manusia, sarana prasarana (seperti laptop atau hp), kesulitan akses internet, keterbatasan kuota internet yang disediakan. 

Kepala Balitbang Kemendikbud Totok Suprayitno dalam rapat dengan Komisi X DPR mengatakan "Mayoritas mengalami kesulitan memahami pelajaran, kurang konsentrasi, tidak dapat bertanya langsung kepada guru, sehingga kebiasaan-kebiasaan dari tatap muka bisa interaksi langsung, memahami mata pelajaran langsung dari guru, ketika belajar dari rumah itu membutuhkan perjuangan yang cukup tinggi. Dan anak memang mengaku kesulitan memahami pelajaran ini cukup banyak," Kamis (9/7/2020). Menteri pendidikan pada kegiatan Webinar Penyesuaian Kebijakan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19, yang dilaksanakan daring melalui Zoom dan Youtube Kemendikbud RI, menyatakan terdapat beberapa kendala yang dihadapi guru, orangtua, dan peserta didik selama PJJ ini, diantaranya:

  • Guru mengalami hambatan dalam PJJ dan cenderung fokus kepada penuntasan kurikulum.
  • Guru mengalami kesulitan komunikasi dengan orangtua sebagai pembimbing peserta didik di rumah.
  • Orangtua mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran dan memotivasi anak saat mendampingi belajar di rumah.
  • Peserta didik mengalami kesulitan untuk konsentrasi dalam belajar dari rumah dan mengeluhkan banyaknya penugasan dari guru.
  • Meningkatnya rasa stress dan jenuh akbiat isolasi di rumah secara berkelanjutan berpotensi menimbulkan rasa cemas depresi bagi anak, akses ke sumber belajar baik disebabkan karena masalah jangkauan listrik atau internet, maupun dana untuk aksesnya.
  • Waktu pembelajaran menjadi berkurang, sehingga guru tidak dapat memenuhi beban jam mengajarnya.


Dari kendala-kendala yang sudah disebutkan diatas yang sebenarnya kita sendiri pun mengalaminya, pasti kita tahu cara untuk mengatasinya, tapi dengan adanya sistem dan ini berhubungan dengan banyak orang yang membuat kita tidak bisa semaunya untuk bertindak. Berikut adalah solusi yang bisa saya tawarkan berdasarkan pemikiran, pengalaman dan referensi yang saya baca.


  • Materi yang akan disampaikan kepada peserta didik ada baiknya sudah dibagikan terlebih dahulu, dan memerintahkan untuk mempelajari dan memahami sendiri terlebih dahulu, lalu bila ada yang ingin ditanyakan atau kurang jelas bisa ditanyakan pada saat sesi belajar berlangsung.
  • Melakukan peningkatan kualitas pada tenaga pengajar demi kualitas pembelajran yang baik. Tenaga pengajar dalam proses belajar mengajar adalah penentu dari keberhasilan pembelajaran online. Oleh karena itu, penting bagi sebuah instansi untuk mengedukasi tenaga pengajar untuk meningkatkan kualitas dirinya.
  • Memilih metode pembelajaran yang tepat. Sebagai tenaga pengajar, guru atau dosen dibebaskan untuk memilih metode pembelajaran mana yang cocok dengan dirinya dan pas untuk kelasnya dengan tujuan pembelajaran yang lebih efisien dan mudah. Pemilihan metode yang tepat akan meningkatkan motivasi belajar siswa dan minat belajar yang akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
  • Memaksimalkan sarana dan prasarana pembelajaran, dalam segala yang ingin dilakukan pasti akan lebih baik juga ada sarana dan prasana yang memadai, sama halnya dengan pembelajaran. Pembelajaran online seperti sekarang ini dibutuhkan fasilitas yang mendukung, seperti komputer, gawai, akses internet dll. Para instansi terkait diharapkan bisa memberikan salah satu fasilitias diatas, seperti kuota, sejauh ini sudah lumayan banyak instansi yang memberikan bantuan kuota kepada peserta didik dan tenaga pengajarnya. Dari pemerintah sendiri pun sudah memiliki bantuan kuota kepada setiap individu yang melaksanakan proses belajar mengajar, ya walaupun tidak semua mendapatkannya karena ada masalah yang terjadi yang kita pun tidak tahu itu apa.
  • Memanfaatkan penggunaan media, pada saat seperti ini sudah banyak media pembelajaran yang bisa digunakan dengan bebas, diantaranya Zoom (platform video conference), Jitsi Meet (platform video conference), Google meet (platform video conference), Cisco Webex (platform video conference), Google Classroom, Google Form, Qiuzizz, Kahoot!, E-learning Madrasah, dan WhatsApp. Jadi bagi tenaga pengajar diharapkan bisa menguasai atau minimal mengerti media tersebut lebih dari satu, tujuannya apa? tujuannya adalah melakukan variasi pada tiap pembelajran demi mengikis rasa bosan yang bisa kapan saja terjadi dan agar bisa membangun interaksi antara guru dan murid jadi tetap ada komunikasi dua arah yang bisa dilakukan dalam proses pembelajaran.
  • Melakukan pertemuan kepada orangtua murid, tujuannya adalah untuk memberikan hasil pembelajaran yang telah dilakukan, dan untuk memberi pengertian bahwasannya orangtua tetap atau harus memantau anaknya dalam menjalani proses belajar mengajar di rumah atau di mana pun.

Dari Pemerintah sendiri (Kemendikbud) sudah memberikan alternatid pembeajaran bagi siswa, guru, maupun orang tua, selama masa belajar di rumah di tengan wabah Covid-19. Program Belajar dari Rumah di TVRI akan diisi dengan berbegai tanyangan edukasi, seperti pembelajaran untuk jenjang PAUD hingga pendidikan menengah, tayangan bimbingan untuk orang tua dan guru, serta program kebudayaan di akhir pekan, yakni setiap Sabtu dan Minggu. Untuk sementara, program ini direncanakan selama tiga bulan dari Senin, 13 April 2020 hingga Juli 2020.

“Kemendikbud ingin memastikan bahwa dalam masa yang sangat sulit ini ada berbagai macam cara untuk mendapatkan pembelajaran dari rumah, salah satunya melalui media televisi. Karena itu kami meluncurkan program Belajar dari Rumah,” ujar Mendikbud Nadiem Makarim dalam konferensi video pada Kamis (9/4/2020).

Apabila kendala yang disebutkan bisa ditutup dengan solusi yang ada maka dapat dipastikan pendidikan di negeri ini tidak akan terhenti, dan negara ini tidak perlu khawatir dengan penerus bangsa yang menjalani pendidikannya secara online. Dengan bersama kita bisa melawan pandemi ini dan memutus rantai penyebaran virus ini, tetap patuhi protokol kesehatan dan tetaplah hidup sehat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun