Mohon tunggu...
Madinatul Munawwaroh
Madinatul Munawwaroh Mohon Tunggu... Ahli Gizi - Ahli gizi yang menulis

Sedang berlatih menyampaikan hal-hal yang menarik minat melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pendidikan Gizi untuk Mengatasi Masalah Anemia pada Remaja Putri

13 September 2020   11:20 Diperbarui: 13 September 2020   11:32 357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Design Dok Pribadi via Canva

Anemia merupakan masalah gizi mikro yang banyak terjadi di seluruh dunia terutama di negara berkembang yang diperkirakan terjadi pada 30% populasi penduduk dunia. 

Anemia banyak terjadi pada semua kelompok usia terutama pada remaja dan ibu hamil. Wanita mempunyai risiko terkena anemia paling tinggi terutama pada wanita usia subur yakni sekitar setengah juta. Sebesar 29% Wanita Usia Subur (WUS) yang tidak hamil mengalami anemia serta 38% wanita hamil usia 15-49 tahun mengalami anemia (WHO, 2011).

Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Data Kemenkes (2013) menunjukkan prevalensi anemia gizi pada kelompok usia remaja (15 tahun) adalah 22.2%, meningkat dari data Kemenkes tahun 2007 yakni 19.7% terkait kejadian anemia pada usia remaja (Kemenkes RI, 2007; Kemenkes RI, 2013). 

Remaja putri (10-19 tahun) merupakan salah satu kelompok yang rawan mengalami anemia. Padahal mereka merupakan generasi masa depan bangsa yang nantinya akan menentukan generasi berikutnya. 

Gerakan 1000 HPK mendukung upaya perbaikan gizi untuk meningkatkan mutu SDM generasi masa datang. Walaupun remaja putri secara langsung tidak disebutkan dalam 1000 HPK, namun status gizi remaja putri atau pranikah memiliki kontribusi besar pada kesehatan dan keselamatan kehamilan dan kelahiran, apabila remaja putri menjadi ibu (Bappenas, 2012).

Melihat dampak anemia yang sangat besar dalam menurunkan kualitas sumber daya manusia, maka penanggulangan anemia perlu dilakukan sejak dini, sebelum remaja putri menjadi ibu hamil, agar kondisi fisiknya siap menjadi ibu yang sehat. 

Strategi untuk mengatasi masalah anemia pada remaja putri adalah dengan perbaikan kebiasaan makan, fortifikasi makanan dan pemberian suplementasi Fe. 

Mengubah pola makan dan fortifikasi makanan merupakan strategi jangka panjang yang penting namun tidak dapat diharapkan dapat berhasil dengan cepat, cara lain adalah dengan memberikan suplementai Fe melalui pemberian tablet tambah darah (TTD).

Salah satu upaya yang telah dilakukan pemerintah untuk mendukung gerakan 1000 HPK, khususnya dalam menanggulangi masalah anemia pada remaja adalah melalui pemberian suplementasi Tablet Tambah Darah (TTD). 

Pemerintah Indonesia sejak tahun 1997 telah merintis langkah-langkah baru dalam upaya mencegah dan menanggulangi anemia gizi dengan mengintervensi WUS lebih dini lagi yaitu sejak usianya masih remaja, dikarenakan intervensi yang dilakukan pada saat WUS anemia saat hamil tidak dapat mengatasi masalah anemia. 

Program penanggulangan anemia gizi besi pada WUS termasuk remaja putri bertujuan untuk mempersiapkan kondisi fisik wanita sebelum hamil agar siap menjadi ibu yang sehat, dan pada waktu hamil tidak menderita anemia. Program penanggulangan anemia gizi pada WUS ini bertujuan untuk mendukung upaya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) (Depkes, 2003; Bappenas, 2012).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun