Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Peti Mati ke-99 Jelang HUT ke-60 NTT

15 Desember 2018   16:40 Diperbarui: 15 Desember 2018   16:49 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tangisan ibunda Adelina Sau menyambut peti jenazah putrinya yang tiba awal tahun ini. Dok. Redaksisumbar.com

Artikel ini terinspirasi dari sebuah broadcast para anggota di group Kompasianer Kupang atas tragedi kembali meninggalnya seorang TKI NTT asal Kiuoni Kabupaten Kupang. "selamat siang teman-teman, nanti malam akan tiba jenazah PMI atas nama Margarita Bait asal Kiuoni Kupang, dengan Lion (Lion Air) jam 10.55.

Mohon kehadiran teman-teman disekitar Kupang di kargo El Tari. Salam solidaritas. Mohon teman-teman ikut berpartisipasi bersama jemput jenazah TKI/PMI asal NTT yang ke 99 jelang ultah NTT yang ke 60", demikian bunyi broadcast itu. 

Sedih. Peti mati ke-99 ini tiba di NTT di bulan Desember. Bulan di mana umat Kristiani di saentero NTT sedang bersuka cita menyambut datangnya hari Natal. Natal yang lekat dengan kedamaian  hati, justru menjadi tragedi bagi keluarga besar almahruma Margarita Bait di kampung Kiuoni Kabupaten Kupang.

Jenazah Margarita juga hadir persis di saat Provinsi NTT sedang bersolek menyambut ulang tahun ke 60 bulan ini. Ini kado pahit bagi pemerintah disemua hirarki, dari provinsi hingga level desa/kelurahan. 

Sepanjang tahun 2018, kabar duka seperti ini sangat akrab di telinga para aktivis kemanusiaan NTT, yang berjuang keras melawan perlakuan buruk para tenaga kerja NTT di luar negeri.  Data yang dimiliki Jaringan Perempuan Indonesia Timur (JPIT), mencatat sejak Januari hingga Nopember 2018, terdapat 95 TKI asal NTT yang dipulangkan dengan peti mati.

Dari jumlah itu, 3 orang diantaranya tidak dipulangkan ke NTT. Jika dipetakan menurut kabupaten asal, korban meninggal terbanyak berturut-turut berasal dari Flotim (17 orang), TTS (13), Malaka (11), Ende (11), Kab. Kupang (9), Sikka (6),  Kota Kupang (5), Belu (5), Rote Ndao (4), TTU (3), Sumba Barat dan Alor (2,) sisanya Manggarai Timur, Manggarai Barat, Manggarai, Ngada, Nagakeo, tanpa keterangan masing-masing 1 orang korban. 

Entah bagaimana menghentikannya. Ini seperti ironi di tengah upaya gubernur baru NTT Viktor Bungtilu Laiskodat melakukan moratorium pengiriman TKI asal NTT ke luar negeri. Diskusi seputar kompleksitas masalah TKI asal NTT sudah dan sedang digalakan semua kalangan dengan sangat masif.

Diskriminasi yang dilakukan perusahaan perekrut, keterampilan calon pekerja yang unwell trained, pemalsuan dokumen kependudukan, sindikat human trafficking, adalah contoh beberapa masalah yang sering dihadapi para TKI asal NTT. 

Sebagai langkah pencegahan, hemat saya ada beberapa point yang penting untuk diadvokasi.  Pertama, pentingnya menata system data base yang baik terutama data penduduk usia  produktif,  10-25 tahun misalnya.

Data ini penting dan mesti available  pada tingkat RT/RW. Data ini dipakai sebagai filter dalam penerbitan dokumen kependudukan. Banyak kasus perdagangan orang terjadi diantaranya didorong oleh mudahnya memanipulasi identitias korban melalui dokumen kependudukan (akte lahir dan KTP).

Pada situasi tertentu aparat desa di tingkat RT/RW bisa mengontrol secara periodik,  mobilitas anak-anak dan remaja di lingkungan tersebut. Kontrol dilakukan melalui semacam travel record terutama tentang data kunjungan anak-anak yang keluar wilayah, lengkap dengan destinasi, siapa yang mendampingi, maksud dan berapa lama kunjungan dilakukan. Data ini menjadi pegangan minimal di tingkat RT/RW.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun