Mohon tunggu...
MN Aba Nuen
MN Aba Nuen Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Pengajar pelosok yang jatuh cinta pada quotation "menulisalah, agar engkau dicatat peradaban," Surel:noyatokan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru dan GLS

13 Desember 2018   07:27 Diperbarui: 13 Desember 2018   07:38 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok. Agupena flotim

Ini adalah tes kompetensi sukarela dengan segmen orang dewasa  berusia 16 tahun ke atas  yang fokus pada kemampuan literasi, kemampuan angka dan kemampuan memecahkan masalah. Hasilnya, tingkat literasi orang dewasa Indonesia berada pada posisi terendah dari 40 negara yang mengikuti program ini.

Tes PIAAC, menemukan bahwa hanya 1% orang dewasa di Jakarta yang memiliki tingkat literasi yang memadai (Level 4 dan 5). 

Orang dewasa dengan tingkat literasi level 4 dan 5 dari tes PIAAC, dapat mengintegrasikan, menafsirkan, dan mensintesis informasi dari teks yang panjang yang mengandung informasi yang bertentangan atau kondisional. 

Dan hanya 5.4% orang dewasa di Jakarta memiliki tingkat literasi pada level 3, yaitu dapat menemukan informasi dari teks yang panjang.

Hasil kajian OECD inilah yang sepertinya memantik intervensi pemerintah melalui program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) oleh Kemendikbud pada tahun  2015.  GLS didesain merujuk pada Permendikbud Nomor 21 Tahun 2015 tentang penumbuhan budi pekerti.  

Cakupan kegiatan literasi tidak hanya membaca, tetapi juga dilengkapi kegiatan menulis  (contoh meringkas, menceritakan kembali, meresensi, paraprase dll ) serta beretorika (berpidato, debat , deklamasi dan sebagainya).  Pada awal peluncuran, GLS disosialiasikan dengan gencar. 

Di level kementrian, Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah membentuk  satgas GLS yang melibatkan unsur birokrat, akademisi, pegiat literasi, dan LSM. Sosialisasi lintas  sektor melibatkan  Kemetrian Agama, Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Perhubungan, dan sejumlah rektor se Indonesia pada 2016.

Advokasi penting yang dilakukan  kepada  kalangan akademisi adalah menjadikan GLS sebagai objek penelitian ilmiah (skripsi, tesis, disertasi), tema dalam KKN. 

Untuk memperkuat GLS di daerah, perlu dukungan pemerintah daerah dalam bentuk regulasi seperti  Perda, Perbup, Surat Edaran sebagai pedoman bagi satuan pendidikan di daerah.   Maka di kabupaten Flores Timur misalnya, pemda memberikan dukungan pada gerakan literasi sekolah melalui surat edaran Kepala Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga nomor PKO.420/133/SEKRET 1/2017.

Peran guru

Pada pelaksanaan GLS di tingkat satuan pendidikan, peran guru dan segenap manajemen sekolah berada di garda terdepan. GLS di sekolah tidak cukup semata-mata membaca 15 menit sebelum memulai pelajaran.    Kesannya menjadi sekedar formalitas atau rutinitas biasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun