Mohon tunggu...
MAD KHATULISTIWA
MAD KHATULISTIWA Mohon Tunggu... Nelayan - muhammad al dilwan

pelajar

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Dosen Penyesat Mahasiswa

16 Agustus 2018   10:57 Diperbarui: 16 Agustus 2018   11:29 299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi - pixabay.com

Saya kurang nyaman dengan tampilan seperti ini menuju perpustakaan Pascasarjana UM. Mengenakan batik Karawo merah khas Gorontalo yang saya beli di kota asalnya sebelum balik ke Malang, celana kain strech berwarna kecoklatan dan sepatu outdoor merk Consina. 

Tampilan ini membuat kepercayaan diriku menurun, tapi saya tetap juga menggunakannya. Mencoba sesuatu di luar kebiasaan itu cukup mengasikkan.

Ada sembilan orang di perpus ini, empat pria dan sisanya mahasiswi. Pukul 9.30 kursi banyak yang nganggur, kekurangan pengunjung. Saya asik sendiri menulis tulisan ini di deretan meja bagian pertama dari depan, sebelah selatan. 

Radit berada di depanku, di meja barisan ke dua, berjibaku mencari referensi untuk tesisnya. Suara dua orang di samping kanannya seperti nyamuk semalam sebelum saya terlelap.

Kemarin, Radit pulang ke kos dengan suara bernada kesal. Judul tesisnya yang telah di setujui pembimbing pertama, Pak Sugeng Utaya, kurang disepakati oleh pembimbing keduanya.

Radit mengusulkan karya ilmiah sebagai variabel Y. Pak Dwi, pada arahan sebelumnya, meminta pemuda asal Kudus ini mencari singkronisasi antara model pembelajaran PjBL yang dijadikannya sebagai variabel X dan karya ilmiah. 

Setelah bergelut di ruang baca mencari rujukan, menyepi sendiri di kamar dari pagi ke pagi, hampir setiap hari ke kampus mencari pembimbing dua yang sulit  ditemui karena sementara ada kesibukan, eh, setelah ketemu beliau dengan entengnya memainkan logika penelitian.

Saya bangun dari pembaringan dan mencermati kegalauan tetangga kamar itu di ruang meeting kos. "Dosen semacam itu mestinya di demo" saya bergurau kepada Radit. Di sisi lain, saya salut dengan pak Dwi dan Indonesia membutuhkan dosen semacam ini. 

Pak Dwi menjalankan tugasnya dengan baik sebagai pembimbing. Beliu menginginkan anak didiknya tidak mengalami kesalahpahaman dalam menguraikan keterkaitan X dan Y dalam penelitian eksperimen. Jalan kebenaran ditunjukkan agar tidak tersesat ke dalam lembah yang membuat mahasiswa menjadi "betah" berlama-lama di kampus.

Radit berhasil merekontruksi hubungan variabel X dan Y. Tapi, pertanyaan pak Dwi meruntuhkan bangunan keyakinan dan sukses menyeret Radit ke jalan kerisauan. Singkronisasi karya ilmiah yang dijelaskan terkesan include ke dalam sintaks PjBL. Jati dirinya sebagai variabel Y seolah sirna dengan sendirinya. Jika demikian bagaimana mengukurnya?

Radit memilih diam dan mencari jalan keluar, tapi bukan untuk kabur. Variabel Y itu akhirnya diubah dan berarti merubah apa yang sudah tersusun di BAB I dan BAB II.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun