Mohon tunggu...
Machmud Yunus
Machmud Yunus Mohon Tunggu... lainnya -

Suka menulis fiksi (novel dan cerpen), dan non fiksi. Sarjana Biologi lulusan FMIPA Universitas Brawijaya ini memiliki ketertarikan lebih pada bidang kesehatan, flora-fauna, iptek, wirausaha dan keuangan. Mudah dihubungi di www.facebook.com/yunusmachmud

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Merpati Yang Tak Kenal Poligami

3 September 2012   07:44 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:58 8633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Berbeda dengan bangsa burung lain, ayam misalnya, yang bertelur dalam jumlah banyak yakni 6-10 butir dalam sekali masa produksi, jumlah telur yang dihasilkan merpati betina hanya sedikit, yakni dua butir saja. Pada kondisi tertentu terkadang bertelur tiga butir.

Mengapa jumlah telur yang dihasilkan cuma dua butir? Ini sebuah pertanyaan yang menarik untuk dikaji lebih mendalam. Nanti kita akan tahu, bahwa dihasilkannya hanya dua telur dalam satu masa produksi ternyata merupakan strategi yang sengaja dilakukan oleh merpati. Hal ini mengingat keterbatasan kemampuan mereka dalam menghadapi banyaknya hambatan saat merawat dan membesarkan anak-anak.

Pasangan merpati itu seperti sangat menyadari, setelah masa-masa indah berlalu, di depan sudah menunggu masa-masa sulit, bahkan masa paling sulit dalam kehidupan pertama mereka sebagai calon induk. Masa yang penuh pengorbanan dan perjuangan untuk dapat mempertahankan hidup dan garis keturunannya.

Beban kehidupan yang berat dimulai ketika pasangan merpati memasuki masa pengeraman. Telur-telur merpati yang hanya dua butir itu harus dapat menetas semuanya, mengingat mereka tidak memiliki cadangan telur lagi. Telur merpati harus mendapatkan panas yang cukup dan dengan suhu yang stabil. Untuk itu biasanya aktivitas pengeraman dilakukan oleh kedua pasangan secara bergantian. Berbeda dengan burung lain yang aktivitas mengeram hanya dilakukan oleh si betina saja.

Mereka membagi dua shift dalam sehari, sehingga masing-masing mendapatkan bagian mengeram selama 12 jam. Untuk mencukupi kebutuhan energi selama berpuasa, merpati memanfaatkan lemak yang ada dalam tubuhnya. Aktivitas makan baru bisa dilakukan ketika merpati memasuki jam bebas mengeram, sekaligus dimanfaatkan untuk istirahat dan memulihkan energi.

Tampaknya kegiatan mengeram ini merupakan beban yang cukup berat bagi keduanya. Berat badan mereka biasanya akan turun secara drastis, berpuasa selama mengeram benar-benar menguras cadangan lemaknya. Walaupun demikian kedua merpati terlihat seperti tambah gemuk, karena menjelang pengeraman bulu-bulunya akan tumbuh sangat lebat. Aktivitas mengeram biasanya akan berlangsung selama 20 hari.

Dua anak cukup

Dalam sekali masa mengeram, merpati hanya akan menetaskan dua telur saja. Jadi, seandainya mereka memiliki tiga telur, maka satu telur akan gagal menetas. Setelah telur menetas, pekerjaan belum usai, karena sesungguhnya kesulitan hidup baru saja dimulai.

Burung merpati merupakan jenis burung artifisial, yakni jenis burung yang merawat anaknya setelah menetas, sebelum mereka mampu mencari makan sendiri. Agar anak-anak merpati yang baru menetas dapat bertahan hidup kedua induknya harus menyuapinya dengan jenis makanan yang halus.

Anak-anak merpati yang baru menetas belum dapat mencerna makanan berupa biji-bijian. Makanan yang diberikan berupa makanan cair yang berwarna putih kekuning-kuningan, yang dikeluarkan dari paruh induknya. Para ilmuan zoologi memberi nama makanan tersebut, susu merpati.

Umumnya, susu hanya dihasilkan oleh bangsa mammalia saja, tetapi ternyata anak-anak merpati ini minum susu juga. Sebagaimana susu mammalia, susu merpati juga memiliki kandungan protein yang tinggi. Selain kaya protein susu merpati juga terbukti lebih efektif dibanding susu mamalia. Anak dari hewan mamalia butuh waktu 10 hari untuk mencapai kenaikan dua kali berat badan, sedangkan anak merpati cukup membutuhkan waktu 2-3 hari saja untuk melipatduakan berat-badannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun