Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kangen Masakan Ayah

12 November 2022   23:56 Diperbarui: 13 November 2022   00:15 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri/diolah dengan canva.com

Sejak menikah Pak Alif dan istrinya menjauhi micin atau penyedap rasa yang lain. Begitu juga saat membuat sambal bawang kesukaan pak Alif, pengganti micin adalah gula. Tapi rasanya tetap tidak kalah dengan sambal hotel bintang lima. 

"Ayo Dit tambah, mumpung hangat nasinya" pinta Pak Alif

"Aku ngoweh-ngoweh kepedasan."

Menu pertama yang Aku ambil telur dadar, tahu tempe dan sambal bawang, keringan tanpa sayur. Tapi saat disuruh pak Alif tanduk, Aku mencoba pakai sayur sop dan sambal kecap. Sungguh masakannya luar biasa, saat itulah Aku teringat masakan almarhum ayahku.

Ayahku dulu, suka memasak sambal bawang. Tapi setelah sakit, dia memperintahkanku ngulek sambal bawang tersebut. Saat itu Aku belum mengenal bumbu-bumbu masakan. Sebelum Aku ulek, ada lima lombok kecil, lima siung bawang putih, ada garam dan gula bercampur sedikit minyak goreng yang panas, kemudian Aku menguleknya. Aromanya yang khas sambal bawang, aku menyukainya dan lahap ketika makan.

"Ini teh hangatnya, maaf lupa tadi tehnya masih di dapur" Kata Bu Putri sambil memberikan teh hangat ke suaminya, dan berlanjut dihadapanku.

"Terimakasih banyak, Pak Alif, Bu Putri. Semoga jenengan sedoyo diberi umur panjang dan berkah.

"Amin, ya robbal alamin."

***

Mojokerto, 12 November 2022

Naskah ke-12, tantangan dari dokjay Menulis 30 hari di Kompasiana 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun