Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Guru/Dai
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

GPAI SMK PGRI 1 SURABAYA, Ingin terus belajar dan memberi manfaat orang banyak (Khoirunnas Anfa'uhum Linnas)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengawal, Kinerja Rohis Sebagai Dimensi Profil Pelajar Pancasila

11 September 2022   21:26 Diperbarui: 28 November 2022   09:55 2108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Organisasi Rohis: Tangkap Layar Materi Workshop Pemberdayaan Pembina Rohis

Kegiatan Rohis dalam pelaksanaannya memenuhi ketercapaian kompetensi, diantaranya:

  • Memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah Swt. yang mantap.
  • Memiliki pengetahuan dan wawasan keagamaan yang luas.
  • Memiliki kesadaran beribadah yang baik.
  • Memiliki akhlak yang mulia.
  • Memiliki kesadaran untuk berorganisasi.
  • Memiliki kemampuan mengorganisir tugas sehari-hari.
  • Memiliki keterampilan berbahasa yang santun
  • Memiliki kesadaran mentaati peraturan.
  • Memiliki keterampilan sosial.
  • Memiliki keterampilan pengelolaan diri.

Kegiatan-kegiatan di atas, bisa menjadi perencanaan di sekolah masing-masing. Setelah menjadi program dan dilaksanakan dengan baik, dan kegiatan keislaman tersebut menyesuaikan kebijakan dari sekolah. Memang dalam melaksanakan kegiatan sesuai perencanaan itu para peserta didik perlu didampingi. Dengan kata lain setelah ada pelatihan Diklat, mereka sampai di sekolah perlu dibackup, dalam hal ini ada pendidik yang diberi wewenang oleh sekolah untuk meninindak lanjutinya. Sehingga dalam pelaksanaan pelatihan ada hasil baik untuk sekolah. Mereka adalah peserta didik pilihan, harus menjadi contoh yang baik buat temannya dan adik kelasnya. Setelah kegiatan Rohis berjalan harus ada evaluasi perbulan sampai pertahun.

Perlu diingat Rohis merupakan wadah organisasi kerohanian bagi peserta didik yang berfungsi sebagai wahana pembinaan, pelatihan, dan pendalaman/pengembangan wawasan keagamaan. Keberadaan Organisasi Kerohanian menjadi urgen – sehingga perlu dioptimalisasikan peran & fungsinya (penguatan organisasi), sehingga dapat menjadikan, menciptakan suasana damai di lingkungan sekolah. Dari kegiatan-kegiatan religius diatas, semoga dapat mengurangi kenakalan remaja, di sekolah maupun di masyarakat luas, mengurangi tindakan Intoleransi, Perundungan dan Kekerasan Seksual. Dan semoga  dari kegiatan Rohis diatas peserta didik bisa mengimplementasikan dirinya sebagai Profil Pelajar Pancasila.

Dimensi Profil Pelajar Pancasila

Datanganya Kurikulum Merdeka mencoba untuk mengembangkan kerangka kurikulum yang lebih fleksibel, dan berfokus pada materi esensial dan pengembangan karakter dan kompetensi peserta didik. Salah satu karakteristik utama dari kurikulum ini adalah Profil Pelajar Pancasila. Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan untuk menunjukkan karakter dan kompetensi yang diharapkan diraih dan menguatkan nilai-nilai luhur Pancasila peserta didik. 

Berikut dimensi yang harus dimiliki oleh peserta didik, yaitu: 

  1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia.
  2. Berkebinekaan global.
  3. Bergotong royong.
  4. Mandiri.
  5. Bernalar kritis.
  6. Kreatif.


Dari keenam dimensi di atas, maka bisa menjadi acuan pada program-program Rohis yang ada, agar mantab bergerak dan berjalan sesuai harapan. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui peningkatan secara terpadu, yakni antara kecerdasan spiritual (SQ), kecerdasan sosial (ES), kecerdasan pikiran (IQ), dan kecerdasan emosional (EQ). 

Pada Dimensi pertama Profil Pelajar Pancasila, mempunyai beberapa elemen yaitu: Iman kepada Than YME, Akhlak pribadi, Akhlak kepada Manusia, Akhlak kepada Alam, dan Akhlak terhadap Negara. Pada Dimensi kedua, Peserta didik Mengenal dan Menghargai Budaya: mengenali, mengidentifikasi dan mendeskripsikan berbagai macam kelompok berdasarkan perilaku, cara komunikasi dan budayanya, serta mendeskipsikan pembentukan identitas dirinya dan kelompok, juga menganalisis bagaimana menjadi anggota kelompok sosial di tingkat lokal, regional, nasional dan global. Pada dimensi ketiga, peserta didik bisa berkolaborasi yakni bekerja bersama dengan orang lain disertai perasaan senang ketika berada bersama dengan orang lain dan menunjukkan sikap positif terhadap orang lain. 

Pada dimensi keempat, peserta didik sadar diri pada situasi yang dihadapi: Melakukan refleksi terhadap kondisi dirinya dan situasi yang dihadapi, dimulai dari memahami emosi dirinya dan kelebihan serta keterbatasan dirinya, sehingga ia akan mampu mengenali dan menyadari kebutuhan pengembangan dirinya yang sesuai dengan perubahan dan perkembangan yang terjadi. Pada dimensi kelima, Peserta didik yang bernalar kritis mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi dan menyimpulkannya. Dan pada dimensi keenam, Pesrta didik yang kreatif mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak.

Melalui kegiatan-kegiatan Rohis, peserta didik secara otomatis bisa mengaplikasikan Dimensi Profil Pelajar Pancasila tersebut, yang pertama yaitu beriman, bertakwa kepada Allah Swt., mereka membaca al-Qur'an, membaca sholawat Nabi dan mereka berusaha berakhlak mulia, serta mereka menjadi manusia yang berkebinekaan global walau teman mereka dari latar belakang yang berbeda, mereka saling bergotong royong dan saling membantu, bisa mandiri membuat proposal kegiatan dan menggalang dana, berusaha bernalar kritis dan kreatif dari apa yang mereka agendakan. 

Sumber: 1, 2, dan Materi Workshop Pemberdayaan Pembina Rohis SMA/SMK Kota Surabaya, 7-8 Desember 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun