Mohon tunggu...
MA Darmawan
MA Darmawan Mohon Tunggu... profesional -

Pembaca setia kehidupan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Perjalanan Lintas 5 Gunung (1)

6 Januari 2011   06:56 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 645
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku baru menyadari bahwa Jawa Tengah memiliki paradise sebagaimana Jawa Barat memiliki Lembang dan Puncak ketika jalan-jalan melintasi jalur "lintas 5 gunung". Pada "etape" pertama, aku bersama istriku melakukan perjalanan dari Jogjakarta ke Wonosobo sekedar melepas penat rutinitas sehari-hari.  Setelah mengendarai mobil sekitar tiga setengah jam dari Yogyakarta, akhirnya sampai juga di kota Wonosobo. Perjalanan dilanjutkan menuju Tieng, sebuah desa di Kecamatan Kejajar, Kabupaten Wonosobo.

Setelah lelah mengelilingi daerah perbukitan, akhirnya kami putuskan untuk turun gunung menuju alun-alun Wonosobo. Sebagai sebuah kota yang terletak di lembah, Wonosobo sangatlah sejuk dan bersih. Nuansa kota kecil nan indah itu semakin terasa tatkala berada di alun-alun Wonosobo. Alun-alun Wonosobo terhitung asri dan hijau karena keberadaan pepohonan yang mengelilingi wilayah alun-alun tersebut. Meski banyak sekali pedagang di seputar alun-alun, namun kebersihan tetap terjaga. Nampaknya para pedagang dan pengunjung alun-alun tersebut memahami arti "green town".

Setelah capek jalan-jalan mengelilingi ke-asri-an alun-alun Wonosobo, akhirnya kami mampir ke pusat oleh-oleh yang terletak di sebelah selatan alun-alun. Disana kami membeli beberapa oleh-oleh khas Wonosobo semacam buah Carica, dendeng Wonosobo, telur asin asap. Rekomended banget deh ke toko ini.

Kebetulan sekali di depan toko, nongkrong penjaja Mie Ongklok khas Wonosobo. Terbit air liur ini ketika teringat cerita iparku tentang lezatnya Mie Ongklok Wonosobo. Namun, kemudian kami mengurungkan niat untuk menyantap mie ongklok dari penjaja gerobak karena kami meragukan kebersihannya. Lalu kami bertanya pada penjaga toko oleh-oleh dimana dapat menikmati santapan Mie Ongklok Wonosobo. Si penjaga tokopun memberitahu alamat penjual restoran mie ongklok di pertigaan Kenteng.

Setelah selesai berbelanja oleh-oleh dan mendapatkan alamat restoran mie ongklok yang kesohor itu, akhirnya kami mampir untuk sholat dhuhur di masjid Jami' Wonosobo. Masjid tersebut terletak tidak begitu jauh dari alun-alun, tepatnya pojok barat daya alun-alun di sebelah selatan SMP Negeri 1 Wonosobo.

Nampaknya, siang itu kami mendapatkan kesempatan untuk berwudlu dengan air pegunungan. Dinginnya air di siang bolong itu membuatku lega. Setelah berjalan-jalan di kesejukan kota, akhirnya dinginnya air membuatku nyaman dalam berwudlu dan menjalankan sholat.

Setelah selesai menjalankan ibadah sholat Dhuhur-Ashar (karena kami dalam posisi musafir maka sholat kami jamak-qoshor) akhirnya kami beranjak menuju pertigaan kenteng. Di tengah perjalanan, kami menemukan penjual gorengan yang menjajakan tempe kemul khas Wonosobo. Kami membeli tempe kemul dan menikmatinya sampai habis. Maknyuuuuuussssss.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun