Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Kinerja Bioflok Milik Bolang di Kampung Nila Slilir

24 Januari 2021   09:13 Diperbarui: 24 Januari 2021   09:46 1198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemasangan Instalasi Bioflok Nila Milik Bolang di Rumah Pak Arif Wahyudi | Dok. Group Bolang

Di tengah Pandemi Covid-19 yang penuh ketidakpastian, saya melihat ada secercah harapan di Kampung Nila Slilir (KNS). Komunitas ini beralamatkan di Jl. Pelabuhan Tanjung Priok No. 54, RT 05/RW 03, Kelurahan Bakalan Krajan, Kecamatan Sukun, Kota Malang.

Komunitas KNS yang tergabung dalam Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) ini merintis usaha nila menggunakan teknologi bioflok. Kolamnya berbentuk bundar. Posisinya berdiri vertikal di atas tanah. Diameternya sekitar 2-3 meter dengan tinggi dinding kolam tak lebih dari 1,5 meter.

Dengan memanfaatkan bakteri jenis tertentu, sekali isi air di kolam bioflok, maka airnya tak perlu dibuang hingga panen tiba. Ikan nila yang hidup di bioflok, rasanya gurih tak berbau tanah. Saya dkk pernah merasakan saat berkunjung ke KNS di salah satu base campnya yang berada di "tegalan" bambu itu.

Budidaya nila dengan teknologi bioflok di Kampung Nila Slilir\Dok. Pribadi
Budidaya nila dengan teknologi bioflok di Kampung Nila Slilir\Dok. Pribadi
Hingga kini, tak kurang dari 42 bioflok nila telah dikembangkan di internal KNS, termasuk 2 milik Komunitas Bolang. Sejauh ini, kinerjanya cukup menggembirakan. Berharap, Kampung Nila Slilir ke depan menjadi sentra penghasil nila terbaik dan berkelanjutan. Berikut ini gambaran ringkasnya.

Latar Belakang Pemberdayaan Komunitas

Merespon geliat para muda yang tergabung dalam Komunitas KNS, saya dan kawan-kawan penulis Blog Kompasiana Malang (Bolang), berniat melihat dari dekat kegiatan KNS. Kami beberapa kali berkunjung ke KNS di triwulan terakhir tahun 2020 lalu. Gambaran awal tentang KNS seperti tercermin dalam video berikut ini.

(Sumber Vide: Dokumen Komunitas Kampung Nila Slilir)

Alhasil, kami sepakat turut mensupport kegiatan KNS melalui kegiatan "Berbagi Investasi". Investasi dilakukan melalui dua pola. Pertama, Bolang berkolaborasi dengan para anggota sendiri yang berminat untuk gabung berbagi investasi nila. Kedua, Bolang mencari warga Slilir yang berminat, tempatnya mendukung, dan orangnya amanah. Maka ditemukanlah Pak Arif Wahyudi sebagai orang yang tepat.

Pola pertama dilaksanakan pada 22 November 2020 lalu. Melalui pola ini, para anggota Bolang turut berbagi investasi kecil-kecilan dengan cara tanggung renteng. Ada yang berkontribusi Rp 250k, ada pula yang Rp 500k. Plus dana dari kas komunitas Bolang, satu kolam bioflok membutuhkan dana sekitar Rp 4,6 jt. 

Hingga kini, Bolang telah memiliki 2 kolam bioflok ikan nila. Kolam bioflok nila investasi pertama dilakukan bersama antara anggota dengan Bolang. Di kolam pertama ini telah ditebar ikan nila sebanyak 900 ekor. Jenisnya adalah ikan nila merah. Berikutnya, Bolang melakukan investasi kedua yang ditanda tangani pada tanggal 27 Desember 2020. Hal ini semacam akad mudharabah dengan Pak Arif Wahyudi tersebut.

Kolam bioflok nila bisa dipanen sekitar 4 bulan kemudian. Pada akhir Maret-April 2021, kolam pertama milik Bolang sudah bisa dipanen. Profit dari hasil panen ikan nila itu akan dibagi antara Bolang dengan pengelola, dan antara Bolang dengan Anggota investor sesuai kesepakatan. Sekedar sebagai gambaran, harga ikan nila di pasaran berkisar antara Rp 25.000-34.000/kg. Bila ada risiko kegagalan, para pihak tentu siap menanggungnya.

Hampir setiap dua minggu sekali, teman-teman pengelola KNS membuat laporan perkembangan budidaya ikan nila dalam sebuah Group WA bernama "Bolang Investasi Nila". Melalui group tersebut, semua anggota yang turut berinvestasi mengetahui perkembangan budidaya nilanya.

Nah, berdasarkan data-data riil dan pengalaman berpartispasi dalam budidaya tersebut, diharapkan di akhir periode (panen nila tiba) dapat diterbitkan menjadi sebuah buku edukasi budidaya nila menggunakan bioflok. Hal ini didasarkan atas kinerja positip KNS selama ini dan peluang pasar.

Akad Perjanjian Budidaya Nila

Untuk mengikat para pihak (KNS dan Bolang), dibuatlah perjanjian kerjasama mutualisme. Kesepakatan itu ditulis dalam satu lembar kertas berisi "Akad Perjanjian Budidaya Ikan Nila".

Akan perjanjian tersebut ditandatangai oleh perwakilan Bolang dan KNS serta saksi-saksi dari kedua belah pihak. Mas Yunus bertindak sebagai perwakilan dari Bolang. Sedangkan Mas Agung dari pihak KNS.

Sementara itu, Mas Hery dan Mbak Santi bertindak sebagai saksi dari Bolang. Sedangkan Mas Tuy dan Mas Triyan Hadi sebagai saksi dari pihak KNS. Mereka semua membubuhkan tanda datangan dalam lembar aqad perjanjian itu. Turut menyaksikan teman-teman yang sempat hadir, seperti Mbak Erny, Mbak Anis, Mas Malik dan isteri, Mas Eko, dan lain-lain. 

Perjanjian tersebut tidak seperti perjanjian formal yang dilakukan di depan Pejabat Pembuat Akte Notaris. Akad perjanjian ini sebagai pembelajaran, bahwa setiap transaksi yang melibatkan para pihak itu harus ditulis dengan jelas. Ada kepastian dan ada kearifan lokal.

Intinya, pihak Bolang memberikan investasi, sedangkan pihak KNS yang membudidayakan nila. Pihak KNS melaporkan perkembangan nila secara periodik. Pihak Bolang berkomitmen untuk membantu membuat tulisan di Kompasiana dan media sosial. Itulah mutualisme yang dimaksud.

Kinerja Budidaya Bioflok Nila Milik Bolang

Unik tapi riil. Baru kali ini, komunitas Bolang punya investasi bersama para anggotanya, termasuk saya. Saat kami berkunjung, pihak KNS mengatakan sembari menujukkan jarinya, "Ini Lho Kolam Bioflok Milik Bolang".

Saya sempat "memicingkan mata", saat membaca laporan periodik para muda pengelola KNS di Group WA "Bolang Investasi Nila". Tidak sesederhana yang saya kira. Pasalnya, dalam analisinya sudah mampu menghitung sesuatu yang hemat saya sedemikian "ilmiah". Berikut ini beberapa contohnya. 

Kolaborasi Budiaya Nila|Dok. Pribadi
Kolaborasi Budiaya Nila|Dok. Pribadi
1. Pertumbuhan Bobot Ikan Nila di Bioflok Milik Bolang

Menurut laporan tim KNS yang dikawal oleh Mas Tuy, selama tiga minggu masa pertumbuhan ikan nila di kolam bioflok milik Bolang investasi pertama, bahwa  perkembangannya dinilai cukup baik.

Hal itu ditunjukkan dengan trend positip bobot ikan nila yang cukup signifikan. Bahwa bobot nila senantiasa ditimbang secara periodik. Pada saat awal ditebar, bobot nila milik Bolang hanya 7 gram. Selama tiga minggu masa pertumbuhan, rata-rata bobotnya mencapai 18 gram. Ada peningkatan bobot nila sebesar 11 gram.

Jadi, pertumbuhannya sejauh ini masih bagus. Begitu laporan Mas Tuy diserta emoji senyum lebar hingga kelihatan giginya

2. Tingkat Survival Rate (SR) Nila di Bioflok Bolang

Sedangkan untuk kematian total nila di kolam Bolang adalah sebanyak 19 ekor (2,11%). Angka itu dihitung dari total tebar ikan nila yang berjumlah 900 ekor dengan nilai Survival Rate (SR) sebesar 97,89%.

Menurut analisis Mas Tuy, sejauh ini kematian nila di kolam bioflok milik Bolang untuk investasi pertama masih sangat rendah, alias angka kehidupan ikan dalam bioflok itu sangat bagus. Lagi-lagi disertai dengan emoji senyum lebar.

3. Kebutuhan Pakan Ikan Nila dan Kesimpulan Umum

            Dari aspek pakan, diperoleh data bahwa jumlah pakan selama tiga minggu menghabiskan 9.056 gram per 9,056 kg. Total jumlah konsumsi pakan selama tebar ikan nila hingga saat ini (selama 3 minggu) adalah 14.572 gram/14,572 kg. Maka kesimpulannya adalah:

  • Pertumbuhan rata-rata nilai 11 gram
  • Konsumsi pakan 9,056 kg
  • Nilai Feeding Rate 5%
  • Nilai Feed Convertion Ratio (FCR) 0,91 
  • Nilai Survival Rate (SR) 97,89%.

Berdasarkan data-data tersebut, hemat saya, kinerja bioflok milik Bolang yang dikelola oleh teman-teman Kampung Nila Slilir (KNS) sejauh ini adalah sangat menggembirakan.

Sungguh pun demikian, saya dkk menyadari, bahwa setiap investasi itu pasti ada risikonya. Apapun yang terjadi, kami pasrahkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa disertai ikhtiar dan positip thinking, bahwa orang yang bekerja pasti berhak mendapatkan hasilnya. Setuju kan?

Tapi kawan-kawan Bolang selayaknya tidak berharap berlebihan. "Jangan dihitung seberapa besar keuntungannya, tapi yang terpenting masih ada sisa lebih dan manfaatnya mengalir terus", begitu kata Abah Johan kepada kami di base camp KNS kala itu. Beliau adalah sesepuh Kampung Nila Slilir (KNS) yang sekaligus pemain lama di Pokdakan ikan air tawar.

Hemat saya, itulah hakekat sejati sebuah Pemberdayaan Komunitas. Dalam kajian ekonomi koperasi, organisasi ekonomi yang dikelola rakyat seperti itu disebut dengan "Self Help Organization". Dalam konteks ini, kita (sebuah komunitas) harus "menolong diri sendiri" dengan cara bekerja sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun