Mohon tunggu...
Muhammad Rofii
Muhammad Rofii Mohon Tunggu... Dosen - Teacher and Writer

Beramal Literasi

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Ramadhan Penuh Cinta Ketika Berkumpul dengan Keluarga

16 April 2021   11:38 Diperbarui: 16 April 2021   11:42 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bersama keluarga/dok.pribadi

Tak bisa dipungkiri bagi setiap orang bahwa Ramadhan merupakan bulan penuh kebahagiaan, bersua merajut asa. Hilir mudik orang-orang perantau pulang ke daerahnya masing-masing untuk berkumpul dengan keluarganya karena sudah sekian lama tidak bersama. Situasi seperti ini sudah menjadi rutinitas di bulan Ramadhan bagi kebanyakan orang.

Hal ini juga dialami oleh para santri yang mondok di pondok pesantren seperti saya. Santri juga tak ubahnya seperti anak rantau, hanya saja mata pencahariannya yang berbeda.

Orang rantau mencari pekerjaan untuk menghasilkan uang sebagai bekal keberlangsungan hidup dalam keluarganya sedangkan santri mencari ilmu sebagai bekal kesempurnaan menjalankan kewajiban beribadah, berkhidmat pada keluarga, masyarakat dan bangsa.

Santri yang tempat tinggalnya jauh dari pondok pesantren seperti saya yang tinggalnya di Kalimantan Barat sedangkan tempat mengais ilmunya di Jawa Timur maka pulang kampungnya tidak setiap liburan pesantren di akhir tahun (liburan Ramadhan) tapi terkadang bertahun-tahun barulah kemudian bisa berjumpa dengan keluarga tercinta.

Banyak faktor yang melatarbelakangi belakangi mereka tidak pulang (mudik) setiap liburan ramadhan antara lain:

1. Karena keinginan pribadi sendiri yang tidak ingin pulang ke tempat kelahirannya tapi ada pula karena keinginan orang tuanya.

2. Jika pulang setiap liburan Ramadhan dirasa kurang berkesan ketika tiba di kampung halamannya.

3. Berkunjung pada keluarga seperti sepupu, paman, dan lain-lain (bagi yang memiliki keluarga di daerah lain).

4. Memanfaatkan momen Ramadan untuk ikut mengaji pondok Ramadhan ke pondok pesantren lain karena kegiatan seperti ini hanya dilaksanakan setiap Ramadhan saja.

5. Yang lebih serius lagi karena kurangnya biaya (ongkos) dalam perjalanan, jika pulangnya menggunakan transportasi laut seperti kapal maka biaya perjalanan lebih murah tapi jika menggunakan transportasi udara seperti pesawat maka biaya lebih mahal.

Tidak hanya menjadi orang rantau yang membutuhkan perjuangan dan tekad yang kuat agar bisa bertahan di tempat yang baru, tapi sama halnya menjadi seorang santri. Harus bisa mengikhlaskan diri untuk berpisah dengan keluarga, teman dan sanak famili lainnya. Harus merelakan menerima penggemblengan ilmu selama bersatus santri dan siap diatur dalam segala hal. Tapi sejatinya, seperti itulah kehidupan yang sesungguhnya ketika berada di lingkungan masyarakat nanti.

Bagi saya yang berprofesi sebagai santri (thalibul ilmi) maka berkumpul dengan keluarga di bulan Ramadhan inilah yang menjadi khas Ramadhan yang dirindukan. Bukan dalam hal memiliki pakaian baru, aksesoris baru ataupun kemewahan tapi sebuah pertemuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun