Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

"I'm Unpredictable Person" | Membongkar 'Mimpi' Generasi Muda yang "Sok Dewasa" Jaman Now

25 Januari 2023   12:50 Diperbarui: 25 Januari 2023   15:12 866
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.abvsolicitors.co.uk/wp-content/uploads/2019/01/Anon-article-image-1.jpg

Final sekaligus fatal, ini mengenai 'kendali pikiran yang tidak disadari' - sebuah ancaman Global terkait 'kemanusiaan'. Anda (dan saya tidak demikian) mungkin belum sadar bahwa perlahan-lahan, cubitan "bokep" dari pertanyaan iseng itu akan menjadi the next pandemi yang more-more-more-more-and more problematika yang lebih 'sangar' daripada yang biasanya. Anda mengira bahwa 'seks bebas' dan 'kondom' atau 'obat KB' dan 'sejenis antidot biologis' (vaksin) akan menyelamatkan kita dari bencana mega-dahsyat ini? Justru sebaliknya?!!! 

Anda semua yang tidak menyadari teknik penyerapan psikologi jangka panjang yang sudah dipersiapkan secara matang dari dulu ini mulai dioperasikan pasca-perang dingin dengan 'mengendalikan arah eksplorasi berpikir manusia' agar terbebas dari 'kekangan hukum moral dan aturan negara'. Budaya dan tradisi perlahan digeser-paksa dengan persepsi ilmiah dan praktis berbasis modernitas peradaban yang sudah nyata 'melangkahi hukum Tuhan' namun disangkali berkali-kali oleh manusia sendiri dengan berbagai cara.

 Anda semua sudah lama dikendalikan oleh media yang dikenal dengan istilah internet sebagai sumber pendapatan dan hidup manusia dalam kacamata 'perjuangan hidup' yang serba praktis saat ini. Indonesia sebagai negara dengan banyak agama dan banyak kebudayaan dalam kalkulasi angka-statistika tertutup digital yang 'sengaja tidak dipublikasikan' justru menjadi salah satu negara yang paling potensial menghasilkan 'produk digital paling dicintai oleh sisi liar seksualitas manusia' - pornografi

Saya tidak akan memaparkan datanya secara detail dalam bentuk apapun, apalagi menyediakan link rujukan yang jelas-jelas "tidak dapat Anda akses" terkait cerita saya atau (tidak akan pernah mau) saya sebarkan 'berkas hitam.pdf' terkait statistika hidden-internet access end-to-end versi 2022 masyarakat Indonesia tercinta ini dalam 'menukangi diri' menuju situs-situs pornografi, entah sebagai pengunjung 'salah klik', pengunjung 'iseng', pengunjung 'setia', bahkan sebagai content creator. 

Saya hanya mau 'berdongeng' menurut spekulasi layar-laptop dan 'buku pdf' berbobot 28MB yang berisi seluk-beluk detail kehidupan manusia Indonesia yang katanya bermoral dan berkepribadian baik serta santun ini. Malahan, saya kerap menangkap beberapa identitas 'yang tidak asing' untuk mata-kepala saya sendiri. Spekulasi pribadi terkait pribadi yang baik, sopan, santun, taat agama dan orangtua, menjadi pintar sampai kelewat cum laude tiap menuntut dapat ijazah, ternyata 'punya catatan' yang Hanya Tuhan dan Internet yang tahu (cukup menggelikan kalau dipetakan dengan kata-kata panjang) - ironis!

Tidak perlu repot-repot petakan kebiasaan generasi ini, langsung saja: statistika aksesibilitas pornografi para generasi 90an menurut semua klasifikasi (karena terlalu padat-sesak dengan identitas e-mail yang bervariatif, IP Address, Mac Adress, lokasi dan model perangkat yang digunakan, dll.- intinya tidak dapat saya jelaskan satu-satu) mendekati kisaran angka per klik sekitar 1800an-2000an kali klik per user (bukan per orang) dalam kurun waktu satu tahun saja (2020-2021 - termasuk masuk tingkatan peningkatan traffic saat era pandemi yang buat saya kaget karena meningkat hampir 400%). 

Anda bisa kalikan pengguna gadget (dan hitungan internet di Indonesia, bukan jumlah manusia karena ada daerah yang pure nggak ada jaringan sama sekali dan mungkin tidak mengenal dunia digital seperti itu) di Indonesia yang bisa saja mempunyai beberapa akun e-mail sekaligus dalam satu perangkat yang sama atau berbeda, serta "tertawa"-lah karena saya biasanya lebih 'ngakak' kalau melihat langsung orang-orang yang saya indikasikan dengan pemilik akun bla-bla-bla atau akun bla-bla-bla ini dan itu ternyata 'pernah nengok ke jalur akses kejujuran batin'. 

Yang agak membagongkan dari warga 'wakanda' ini adalah kecenderungan melirik 'produk impor' daripada 'produk lokal' dengan berbagai macam spesifikasi trending product yang terintegrasi oleh website yang tersedia di balik niat menyematkan aplikasi Virtual Privat Network (VPN) sebagai 'bus pariwisata' pribadi menuju lokasi. Konyolnya, aksesibilitas yang fleksibel ini didominasi oleh gen 90an dengan kisaran umur awal 20an ke atas s/d 30an middle menyentuh zona highest yakni mencapai 60an persen (dalam hitungan banding 180an juta user secara umum), dibuntuti 20an persen Generasi Tua 'yang terlambat nakal'.

Serta ampas persentase tersisa dipungut oleh bocah-bocah liar penerus generasi bangsa tercinta yang kebetulan punya inisiatif untuk 'belajar jadi dewasa terlalu cepat' yakni mencapai 10 persen lebih - dan aspek numpang lewat memungut 'remah-remah iklan' yang secara tidak sengaja dipencet. Jangan mengintervensi dan mencoba untuk mencari tahu dari mana saya mendapatkan 'cerita ini' karena bisa menjadi tolak ukur angka mematikan yang dapat menghancurkan bangsa yang 'tak kunjung berkembang' seperti ini. 

Diskusikan dalam diri sendiri 'apa artinya hidup' karena buktinya tidak akan pernah Anda temukan selama Anda dan yang lain tidak mempunyai sistem komunikasi yang terintegrasi di balik tembok digital dan punya motivasi membangun kesadaran moral hanya bertolak belakang dari "buku pelajaran dan si mbah Google itu". Saya lebih percaya bila Anda mampu menyemangati diri dengan mendengar kisah-kisah religius dan pesan dari Tuhan yang diwariskan oleh ajaran agama masing-masing daripada memprovokasi "dongeng aneh" yang saya tulis dalam diary saya sendiri

Sejauh apapun argumentasi ilmiah Anda, tidak akan pernah bisa untuk membongkar fakta text-book yang berisikan algoritma berpikir manusia di masing-masing negara selama Anda masih 'takut kesetrum' kalau pegang komputer dan masih trauma dengan jahatnya dunia internet yang punya kemampuan multi-linguistik yang membagungkan dan membuatnya disembah-sembah generasi ini sebagai tuhan yang lain. Anda tinggal merefleksikan bagaimana cara menghadapi psikologi generasi ini plus 'generasi super-milenial' yang nggak bakal kalah hebohnya dengan yang sekarang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun