Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

(Human S.O.S - Chapter I) | Dunia Ciptaan Tuhan Vs Ciptaan Manusia: Peta Persaingan Manusia "Bodoh" dalam Menandingi Ciptaan Sang Pencipta

22 Januari 2023   06:00 Diperbarui: 23 Januari 2023   06:22 585
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://menafn.com

Metaverse 'secara ruang lingkup' cakupan dan jangkauan tidak dapat dibandingkan dengan 'dunia nyata' yang lebih riil dan nyata dari sudut pandang apapun. Dengan ciptaan tingkat dasarnya, yakni teknologi digital dan internet sebagai 'motor kehidupannya', manusia sekali lagi hendak membangun menara Babel manusia dari versi yang lebih abstrak yang 'diklaim' tidak dapat dicapai oleh Sang Pencipta. Semua jenis penelitian tidak lagi berpaut pada 'tulisan tentang pikiran dan perasaan', tetapi pada orientasi fisik atau visual (what you've seen). 

Lihatlah model-model atau desain-desain grafis/visual mulai dari dot, pixel, ratio, seni visual 2D, 3D, bahkan 4D sebagai desain 'mikro-organisme mati' dalam dunia digital - ini adalah peta konsep penciptaan ulang 'pengelihatan manusia' di dimensi yang berbeda tentang 'Dunia yang lain'. 

Dari partikel-partikel tersebut, disusunlah sebuah 'fenomena adoptif-ilmiah' yang dinamakan Big Bang tapi dari zona yang tidak pernah manusia sendiri duga - perkembangan peradaban 'canggih' secara digital, tetapi bentuk 'kemunduran total' kesadaran manusia atas moral. Mendadak perkembangan teknologi merambat 2x, 3x, 10x, atau mungkin 100x dan lebih daripada perkiraan. 

Sebaliknya, Tuhan seperti menjadi diciptakan kembali dalam bentuk digital dalam tahapannya yang 'justru tidak membiarkan' makhluk ciptaan-Nya bebas menentukan 'mana yang benar' dan 'mana yang salah' atas dasar kebebasan kehendak, entah itu moral maupun logika murni (di luar aspek 'ilmiah', tidak ada yang nyata). 

Mereka menciptakan tuhan versi digital dengan ranah cakupan dunia 'tiga lapis yang terbalik' dari faktanya - jika orang beriman berpikir tentang 'surga-bumi-neraka', tuhan versi digital menempatkan 'surga digital' sebagai tempat berpijak manusia digital dan semua ciptaannya di sana, membiarkan 'bumi digital' menjadi pijakan pertama di bawah 'surga' dan kemudian diikuti 'neraka digital'. Itulah metaverse digital yang sesungguhnya (dunia-di bawah-dunia nyata atau neraka yang terangkat ke surga versi digital), bukan proyek mega-digital punya Mark doang, tetapi semua oknum yang 'meng-kambing hitam-kan' dia sebagai 'tumbal' bagi media agar tidak banyak yang menyadari proses "penciptaan ulang manusia di dunia lain yang sedang disempurnakan sampai detik ini" juga turut berkontribusi besar menghapus ingatan manusia akan Sang Pencipta luar-dalam

Sambil membangun, sambil 'mereka-reka', kira-kira apa yang paling ideal menurut manusia 'dunia baru' atau 'surga di atas dunia' kurang-lebih seperti apa dan bagaimana sifat, bentuk, dan berbagai macam model 'identik' yang dapat diciptakan untuk menyamai atau mirip dengan versi Sang Pencipta? Ilmu Pengetahuan sudah menjadi 'patokan dasar' yang cukup kuat untuk membangun kepercayaan akademik manusia atas segala sesuatu yang ilmiah dan non-ilmiah. 

Semua jenis makhluk hidup, termasuk alam dan lingkungan luar-dalam sudah diilustrasikan secara real, tepat, dan akurat secara ilmiah (tetapi akan 'tidak sempurna' seperti punya Sang Pencipta karena aspek non-ilmiah di sini kerap gagal dipahami oleh Ilmu Pengetahuan). Misalnya saja, robot ikan atau robot-robot ciptaan Para Peneliti yang pernah Anda dan saya jumpai di internet. 

Mereka 'hidup', tetapi di bawah kendali sesuatu yang lain. Bahkan, kekuatan ciptaan manusia itu sekalipun 'dapat menipu' mata semua makhluk hidup lain dalam sekilas pandang, tetap selamanya akan memecahkan persoalan "misteri mistik" atau visualisasi "aspek non-ilmiah" yang tidak dapat dirumuskan dengan bahasa, kode, rumus matematis, bahkan logika tingkat tinggi sekalipun terkait 'kesempurnaan ciptaan Sang Pencipta'. Inilah "pagar" yang Tuhan pasang di dalam naluri keilmiahan manusia demi menghentikan kegilaan ciptaan-Nya untuk sekali lagi membangun menara Babel yang bahkan 'sedang dibangun di Dunia metafisis versi digital' (di Metaverse sekalipun).

Menurut mereka, ciptaan yang paling "mistik" dan "non-ilmiah" adalah manusia. Lihatlah, bahkan sampai kematian para pelopor dunia digital dan para penerusnya, tidak akan pernah berhasil membuat sebuah produk 'ciptaan tandingan' dalam wujud manusia yang mendekati 'identik' dengan ciptaan Sang Pencipta - dari dua aspek yang berbeda menjadi satu-kesatuan. 

Jika tulisan ini rilis bulan Januari 2023, saya harap jika Anda sudah berumur 30-80, bandingkanlah dengan 'cerita antitesis' ini yang merupakan 'portal pembocor' proposal Global yang fenomenal itu - menciptakan realitas lain dari alam kehendak manusia secara digital dan penyakit amnesia akut atau kelupaan akan Sang Pencipta dalam waktu panjang

AI adalah bukti hasil riset, penelitian, dan reproduksi audiovisual dari kerja keras manusia untuk bersaing dengan Tuhan, di samping dalil menunjang hidup manusia dari sudut pandang jiwa yang cacat atau mendekati kemampuan semi-super otak manusia tetapi tidak akan pernah lengkap karena faktor "non-ilmiah" dan "keabstrakan logika manusia" yang terlalu sempurna dari sudut pandang apapun (entah itu positip atau negatip) serta tidak dapat diterjemahkan dalam kode dan algoritma media penunjang apapun ke dalam bentuk 'fisik' atau 'audiovisual', bahkan logika dan nalar tingkat super-inteligensia sekalipun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun