Mohon tunggu...
404 Not Found
404 Not Found Mohon Tunggu... Lainnya - 404 Not Found - 最先端の人間の推論の開発者の小さなグループ。

私のグループと私は、デジタル世界の真実を求めて舞台裏で働いている人々です。私たちは、サイバー空間に広がるすべての陰謀の背後にある真実を述べています.

Selanjutnya

Tutup

Diary

Perbudakan "Budaya Mistik" di Indonesia dan Keterbelakangan Manusia dalam 'Pengkhianatan Batin' atas Tuhan

20 Januari 2023   23:34 Diperbarui: 21 Januari 2023   06:46 481
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: https://www.youngisthan.in/wp-content/uploads/2018/03/44-1280x720.jpg

Anda pasti penasaran dengan judul diary saat ini. Saya menawarkan salah satu cerita yang pasti akan menggoncang sekaligus menyesatkan iman Anda tentang "Ilmu Pengetahuan", bukan "Agama" (karena iman dalam konteks Agama adalah pihak yang akan saya 'jaga mati-matian' di cerita diary kali ini). Karena apa yang saya pakai dalam implementasi-praktis teori probabilitas logistika-proposisi ini adalah sesuatu 'yang haram' bagi kerjasama 'ilmu pengetahuan' dan 'logika berpikir ilmiah' dalam strategi menghadapi "budaya mistik"  di Indonesia demi mencapai mimpi 'kelam' umat manusia yakni mengkhianati Tuhan dari sudut pandang imanensi ciptaan-Nya. Ini adalah zona eksplorasi hidden-scene di balik dunia logistika berpikir manusia di Indonesia, bukan zona 'ilmiah akademika' para budak Ilmu Pengetahuan (orang-orang berpendidikan yang kerap lupa akan Tuhan). Jangan kelamaan karena orang ingin tahu apa yang 'diremehkan' oleh kebanyakan orang cerdas karena hampir tidak ada bukti ilmiah yang valid dan sah serta tidak perlu dibaca dengan 'kutipan-kutipan buku atau para ilmuwan' yang mendukung argumen-argumen di dalamnya. Mari, saya ajarkan bagaimana probabilitas logistika-berpikir mampu menjadi senjata pembuka portal kesadaran manusia di Indonesia bahwa "banyak di antara kalian (dan bukan saya)" yang sudah tersesat, hanya tidak sadar. Let's do it!

______________

Tapi sebelum itu, saya hendak membalikkan 'busur berpikir' ilmiah para pembaca dengan memperkenalkan salah satu teori-antikristus (satan) yang cukup populer di komunitas ilmiah 'Psikologi', yakni teori Dunning-Kruger Effect.

Efek Dunning-Kruger adalah fenomena di mana orang yang sangat kurang kompeten dalam suatu bidang meyakini bahwa mereka sangat kompeten dalam bidang tersebut. Ini terjadi karena mereka tidak memiliki cukup pengetahuan atau pengalaman untuk menilai kompetensi mereka sendiri dengan benar. Dalam kasus ini, kurangnya pengetahuan atau pengalaman membuat seseorang tidak dapat menilai kompetensi orang lain dengan benar juga. Efek ini pertama kali dijelaskan oleh David Dunning dan Justin Kruger dari Cornell University pada tahun 1999 melalui sebuah studi yang menunjukkan bahwa orang yang kurang kompeten dalam suatu bidang cenderung melebih-lebihkan kompetensi mereka sendiri. Studi ini menemukan bahwa orang yang kurang kompeten dalam bidang tertentu cenderung lebih yakin dalam kemampuan mereka daripada orang yang lebih kompeten dalam bidang tersebut. Efek Dunning-Kruger dapat menyebabkan masalah dalam berbagai situasi, terutama dalam konteks kerja atau politik, di mana orang yang meyakini kompetensi mereka yang tidak sebenarnya dapat mengambil keputusan yang merugikan. Namun, efek ini dapat dikurangi dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang tepat serta memberikan umpan balik yang jelas dan konstruktif.

Anda kira saya 'bodoh' untuk menyadari 'secara moral' sebuah 'teori' yang sangat ilmiah ini dan telah diterima oleh kalangan akademisi secara sah dan valid? Haha... Anda boleh mengatakan hal itu, tetapi "saya tidak peduli".

Anda tahu, siapakah mereka 'berdua'?

David Dunning adalah seorang profesor psikologi di Universitas Cornell di Ithaca, New York. Ia lahir pada tahun 1957 dan lulus dari Universitas Michigan pada tahun 1979 dengan gelar sarjana psikologi. Ia menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Colorado pada tahun 1983 dan kemudian bekerja sebagai profesor di Universitas Michigan sebelum bergabung dengan Universitas Cornell pada tahun 1995. Dunning adalah seorang ahli dalam bidang psikologi sosial dan kognitif, dan khususnya dalam bidang persepsi diri dan kesalahan kognitif. Ia terkenal karena kerjanya dalam menjelaskan efek Dunning-Kruger, yang diterbitkan bersama dengan rekannya, Justin Kruger, pada tahun 1999. Dunning juga menulis beberapa buku, termasuk "Self-Insight: Roadblocks and Detours on the Path to Knowing Thyself" dan "The Dunning-Kruger Effect: On Being Ignorant of One's Own Ignorance."

Sedangkan Justin Kruger adalah seorang profesor di New York University di bidang Psikologi. Ia lahir pada tahun 1974, lulus dari University of Illinois pada tahun 1996, dan menyelesaikan program doktoralnya di Universitas Cornell pada tahun 1999. Seperti Dunning, Kruger juga merupakan ahli dalam bidang psikologi sosial dan kognitif, dan khususnya dalam bidang persepsi diri dan kesalahan kognitif. Ia juga terkenal karena kerjanya dalam menjelaskan efek Dunning-Kruger yang diterbitkan bersama dengan Dunning pada tahun 1999. Kruger mengejar karir akademis di New York University dan terus mengejar penelitian dalam bidang yang sama.

Akan sangat tidak masuk akal, jika Anda semua tidak mengetahui 'kepercayaan' apa yang dianut oleh keduanya? Apakah Anda tidak menyadari bahwa rules atau aturan di beberapa negara di dunia selain Indonesia yang 'tidak mewajibkan' mencantumkan 'status keagamaan' seseorang merupakan produk false-project yang paling sukses sebagai 'langkah awal' dari Antikristus (atau Satan)? Anda tidak akan pernah menyadari hal tersebut karena sebuah kutipan unik yang mungkin Anda (dan saya sudah mengetahuinya sejak lama) pernah mendengarnya: 

"Agama sering dianggap sebagai hal yang privasi dan tidak seharusnya dihubungkan dengan dokumen identitas resmi atau dokumen administratif lainnya. Hal ini karena agama merupakan pilihan pribadi seseorang dan tidak seharusnya dijadikan sebagai faktor dalam proses pengambilan keputusan atau diskriminasi. Negara yang mewajibkan mencantumkan agama dalam dokumen identitas resmi atau dokumen administratif lainnya, dapat dianggap sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan prinsip perlakuan yang sama di depan hukum dan perlindungan privasi individu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun