Mohon tunggu...
Trimanto B. Ngaderi
Trimanto B. Ngaderi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis Lepas

Penulis, Pendamping Sosial Kementerian Sosial RI, Pegiat Urban Farming, Direktur PT LABA Indoagro Nusantara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Mengapa Kanan Disebut "Right"

8 Mei 2020   07:14 Diperbarui: 8 Mei 2020   08:01 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: https://hohero.com

Sedangkan cara berpikir otak kiri hanya mencetak bawahan, orang kecil. Sedangkan yang bisa menyeimbangkan otak kiri dan otak kanan, paling banter jadi manajer madya.

sumber gambar: https://hohero.com
sumber gambar: https://hohero.com
Golongan Kanan

Dalam ajaran agama sering dianjurkan untuk selalu mendahulukan yang kanan: makan dengan tangan kanan, memberi dengan tangan kanan, berjabat tangan dengan tangan kanan, memulai segala sesuatu dengan yang kanan terlebih dahulu (memakai baju, masuk ke rumah, dll). Kanan identik dengan kebaikan.

Dalam Al Qur'an, di hari kiamat nanti ada "golongan kanan". Dalam Injil pun ada istilah "domba sebelah kanan". Orang Minangkabau punya istilah "langkah kanan", sedang orang Batak punya istilah "jalan sebelah kanan". Dalam sebuah perusahaan atau hierarki sosial, ada istilah "tangan kanan". Kesemuanya itu identik dengan keutamaan.

Boss is always right. Bos selalu benar (kanan). Inilah mengapa dalam bahasa Inggris "Right" selain berarti benar, juga berarti kanan. Sedangkan left, selain berarti kiri juga bermakna ketinggalan.

Dalam rambu-rambu lalu lintas pun, ada peraturan "Gunakan lajur kanan untuk mendahului!". Ini bisa bermakna, gunakan otak kanan untuk mendahului pesaing. Sebaliknya ada pula "Gunakan jalur kiri untuk lambat-lambat!", yang juga bisa berarti silakan pakai otak kiri jika ingin tertinggal atau dikalahkan pesaing.

Ketika kita naik angkot, kita berteriak "Kiri...kiri!" untuk turun atau ke pinggir. Jadi otak kiri adalah bagian yang bawah(an) atau pinggir. Demikian halnya ketika kita wisuda, rektor akan memindahkan tali wisudawan ke sebelah kanan. Hal ini dimaksudkan bahwa selamat tinggal dunia kiri (kampus) dan selamat datang dunia kanan (hidup yang sesungguhnya).

Dalam hal menikah mengikuti gaya otak kiri, sangat panjang ceritanya: dimulai dengan perkenalan, pendekatan, pacaran, cari kerja, punya kendaraan, beli rumah, mengisi perabotan rumah, tunangan, lamaran, menentukan hari baik, ada seserahan, sebar undangan, akad nikah, resepsi pihak istri, resepsi pihak suami, bulan madu, dst.

Sangat ribet dan sangat besar pula biayanya. Sedangkan menikah gaya otak kanan, cukup: kenalan, lamaran, dan akad nikah. Simpel dan praktis.

Kita mudah stres dan jenuh dalam bekerja, karena kita didominasi oleh gaya berpikir otak kiri. Oleh karena itu, mari kita kembangkan otak kanan kita dengan: membaca fiksi, menggambar/melukis, olahraga, bernyanyi/mendengarkan musik, meditasi.

Dalam Islam, kita bisa melakukan ibadah sunnah, berdoa, berdzikir, bershalawat, beramal, dll. Akhirnya, selamat menjalankan ibadah puasa, semoga segala amal ibadah kita diterima dan bermanfaat bagi diri sendiri maupun orang lain. Amin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun