Mohon tunggu...
Lystia Clara Rahmawati
Lystia Clara Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

I am a 5th semester student with the Bachelor of Education Technology study program at Surabaya State University, I am an individual who wants to expand my knowledge and experience. I also have experience working, both with a team and individually, I am an individual who easily adapts to new work environments, and has good communication skills and good public speaking. I have an interest in the digital world where I have experience in the world of photography, namely being active in part-time photobooth work with photos that satisfy visitors and I am interested in photography, videography, design graphic and content creation activities.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Generational Comparison and Its Implications for Instructional Design

18 Desember 2023   23:03 Diperbarui: 18 Desember 2023   23:57 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Introduction

Dengan teknologi yang semakin pesat, setiap generasi berinteraksi dengan perangkat dan inovasi yang berbeda-beda, yang membentuk cara mereka belajar, bekerja, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Generasi yang lebih muda sering memiliki pemahaman teknologi yang lebih mendalam dan terbiasa dengan perubahan teknologi yang cepat, sementara generasi yang lebih tua mungkin mengalami penyesuaian terhadap perubahan tersebut. Ini memiliki implikasi dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk pendidikan, bisnis, budaya populer, dan interaksi sosial. Memahami bagaimana perkembangan teknologi mempengaruhi setiap generasi membantu dalam menciptakan solusi dan strategi yang lebih relevan dan efektif. Pengerjaan tugas ini adalah satu diantara syarat untuk menyelesaikan mata kuliah Metode dan Model Pembelajaran.  

Part 1: Generational Analysis

Generasi, menurut Mannheim, merupakan sebuah kelompok sosial yang usia seseorang bukan merupakan faktor pembatas untuk menjadi anggota, namun mencakup sekelompok orang yang dipaksa untuk terlibat dengan budaya yang sudah ada ketika mereka berada di masa remaja atau tahap awal masa dewasa, dan yang kemungkinan besar sudah memiliki niat untuk mengubahnya (2007). Sehingga dari setiap generasi yang ada dapat menjadi saksi atas perubahan zaman. Perubahan dari generasi ke generasi yang terjadi dapat menyebabkan bergesernya (berubahnya) aturan, budaya, penggunaan teknologi, dan cara pandang pada masing-masing generasi itu sendiri.

Mannheim (2007)
Mannheim (2007)

Part 2: Digital Immigrant vs. Digital Native

Digital Native yaitu seorang yang termasuk kalangan generasi muda yang sudah lahir dikala internet sudah menjadi gaya hidup mereka. Kalangan ini termasuk generasi Y dan generasi Z. Sedangkan digital immigrant seringkali perlu mendapatkan bimbingan lebih lanjut dalam menggunakan teknologi. Kelompok yang termasuk digital immigrant adalah generasi baby boomers dan generasi X

Pertimbangkan kumpulan oposisi biner yang bergantung pada dan mengelompok di sekitar oposisi penduduk asli-imigran (digital native-digital immigrant) sebagai awal yang baik untuk mulai memikirkan kembali, atau bahkan membongkar, oposisi tersebut. Kita dapat memperoleh istilah-istilah berikut dari literatur populer yang luas dan literatur ilmiah yang jauh lebih kecil mengenai subjek ini menurut Sian Bayne dan Jen Ross (2007):


Sian Bayne dan Jen Ross (2007)
Sian Bayne dan Jen Ross (2007)

Menurut pendapat Sian Bayne dan Jen Ross (2007) dalam konflik ini, "Native" ("masa depan"), sedangkan "Immigrant" ("masa lalu"). Dengan demikian, devaluasi posisi guru secara struktural sudah mendarah daging dan selaras dengan posisi "imigran", yang diasosiasikan dengan cara-cara konstruksi pengetahuan yang ketinggalan jaman, lamban, melihat ke belakang, dan bergantung pada teknologi analog (cetak). 

Part 3: Implications for Instructional Design

Pengelolaan teknologi antar generasi saat ini sangat bergantung pada gaya komunikasi. Menurut Raslie H. (2021) Generasi Y dan Z adalah komunikator yang menyenangkan dengan tingkat ketegasan yang rendah dan memprioritaskan hubungan di atas tugas sambil menyelesaikan tugas dan memiliki gaya komunikasi yang lambat.  Generasi Y dan Z lebih suka pendekatan yang lebih santai dalam berkomunikasi. Mereka mungkin kurang mengutamakan hierarki atau ketegasan dalam komunikasi mereka. Kelompok generasi mempunyai dampak yang lebih besar terhadap gaya komunikasi mereka dibandingkan latar belakang demografis mereka (gender, etnis, tingkat sosial ekonomi).

Metode pembelajaran harus mencakup berbagai teknik yang mencerminkan preferensi generasi. Misalnya, penggunaan media sosial dan platform digital mungkin lebih efektif untuk Generasi Y dan Z. Teori-teori psikologi seperti behaviorisme, kognitivisme, dan konstruktivisme dapat digunakan sebagai dasar dalam merancang strategi pembelajaran yang sesuai dengan preferensi generasi tertentu. Misalnya, pendekatan konstruktivis mungkin lebih sesuai untuk generasi yang lebih muda yang cenderung aktif dalam pembelajaran. Elemen-elemen ini digabungkan dan berfungsi sebagai teknik pembelajaran untuk mencapai tujuan pengajaran.

Tantangan dan peluang dengan mengakomodasi berbagai macam generasi. Menurut Utomo T. (2018) Tantangannya adalah perspektif yang berbeda terhadap generasi atas, gaya kepemimpinan, umpan balik, dan penghargaan. Peluangnya, jika sudut pandang ini ditangani dengan baik, hal ini mungkin akan memberikan dampak yang baik. Di sisi lain, jika hal ini tidak ditangani dengan baik, hal ini dapat berdampak buruk pada dinamika organisasi.

Part 4: Proposed Instructional Strategies

Dalam setiap model beberapa strategi dapat digunakan. Pengambilan keputusan mengenai strategi pembelajaran mengharuskan guru untuk fokus pada kurikulum, pengalaman dan pengetahuan siswa sebelumnya, minat pelajar, gaya belajar siswa, dan tingkat perkembangan pelajar. Pengambilan keputusan tersebut bergantung pada penilaian siswa yang berkelanjutan yang dikaitkan dengan tujuan dan proses pembelajaran.

1. Generasi X

Generasi ini dikenal sebagai generasi yang mandiri, pekerja keras, dan berorientasi pada tujuan. Pada umumnya, generasi X dapat melakukan penelusuran informasi ilmiah (proses yang dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan sumber informasi sesuai kebutuhan) secara efektif dan efisien. Pemilihan bentuk informasi generasi X cenderung pada karya tercetak. Ketika generasi ini menggunakan bentuk digital, mereka akan memilih karya yang memiliki kredibilitas. Perilaku tersebut mencerminkan bahwa generasi X selektif terhadap sumber informasi ilmiah. Contohnya generasi ini dapat menyebutkan strategi pencarian informasi ilmiah. Adapun kendala yang dihadapi generasi X selama proses penelusuran informasi ilmiah, yaitu kemampuan penguasaan teknologi informasi yang masih terbatas. Direct Instruction merupakan model pembelajaran yang cocok dengan generasi ini karena mereka memiliki kemampuan menyimak dan mendengar yang baik, kemudian menggunakan bahan ajar cetak sebagai penunjang dalam kegiatan belajar.  Strategi yang digunakan yakni peer teaching karena saling belajar satu sama lain untuk  mengembangkan kemampuan serta meningkatkan pemahaman

2. Generasi Y

Berbeda dari generasi sebelumnya, generasi Y lebih suka belajar secara berkelompok dibanding individu. Mereka menyukai aktivitas pemecahan masalah dalam kelompok kecil. Generasi ini sebisa mungkin menggunakan teknologi dalam proses pembelajaran. Contoh sederhananya, melakukan browsing internet pada saat belajar atau mengerjakan tugas. Experiential learning merupakan metode di mana siswa belajar dari pengalaman. Metode ini membuat guru tidak hanya sekadar mengajar teori, tetapi juga mengajak siswa untuk praktik. Dengan begitu,  menjadi lebih aktif dan mendapat tambahan ilmu dari pengalaman. Strategi yang digunakan yakni think pair share yakni strategi pembelajaran kolaboratif dimana peserta didik akan bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah atau menjawab pertanyaan mengenai tugas yang ditugaskan. 

3. Generasi Z

Model project based learning dapat diterapkan di kelas untuk membangun karakter Gen Z yang lebih senang Do It Yourself. Dengan pembelajaran berbasis project, siswa bisa secara asinkron belajar mandiri melalui video-video tutorial semisal youtube untuk mengembangkan produk dari projectnya. Dengan begitu, imajinasi dan kreativitas siswa akan lebih terasah. Tetapi guru tetap menjadi fasilitator belajar dengan kesediaannya menjadi rujukan pertanyaan jika ada hal yang tidak dipahami oleh siswa.

Konsep Project Based Learning tersebut sesuai dengan beberapa karakter Gen-Z yaitu phygital, Do It Yourself, dan realistic. Phygital karena Project Based Learning dapat berjalan optimal jika didukung dengan penggunaan sumber-sumber atau media-media pembelajaran berbasis digital. Do It Yourself karena siswa baik secara mandiri maupun bersama tim kelompoknya menemukan sendiri core problem dan solusinya. Project Based Learning dapat memuaskan rasa keingintahuan Gen-Z terhadap suatu permasalahan dari hasil project yang nyata. Strategi yang digunakan yakni jigsaw dan case study dimana peserta didik dapat mengembangkan keterampilannya sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Conclusion

Dapat disimpulkan bahwa pentingnya memahami perbedaan generasi dalam konteks pengaruh teknologi terhadap pembelajaran. Seiring dengan perkembangan teknologi yang pesat, setiap generasi berinteraksi dengan inovasi dan perangkat yang berbeda, membentuk cara mereka belajar, bekerja, berkomunikasi, dan bersosialisasi. Generasi muda, seperti Generasi Y dan Z, memiliki pemahaman teknologi yang lebih mendalam, sementara generasi yang lebih tua mungkin mengalami penyesuaian terhadap perubahan tersebut.

Analisis generasi, baik Generasi X, Y, atau Z, menunjukkan perbedaan dalam pengalaman teknologi, preferensi belajar, dan gaya komunikasi. Pentingnya memahami perbedaan ini tercermin dalam konsep Digital Native dan Digital Immigrant, yang membedakan antara generasi yang terbiasa dengan teknologi (Digital Native) dan yang perlu beradaptasi (Digital Immigrant).

Implikasi untuk desain pembelajaran membutuhkan pendekatan yang responsif terhadap preferensi generasi. Pengelolaan teknologi antar generasi sangat tergantung pada gaya komunikasi, dan metode pembelajaran harus mencakup berbagai teknik yang mencerminkan preferensi generasi. Misalnya, penggunaan media sosial dan platform digital mungkin lebih efektif untuk Generasi Y dan Z, sementara pendekatan konstruktivis dapat lebih sesuai untuk generasi yang lebih muda.

Memilih strategi pembelajaran mencakup penerapan strategi yang sesuai dengan karakteristik generasi tertentu. Generasi X dapat diakomodasi dengan Direct Instruction dan peer teaching, sementara Generasi Y dapat diikutsertakan dengan Experiential Learning dan think-pair-share. Untuk Generasi Z, model Project Based Learning dengan pendekatan jigsaw dan case study dapat efektif dalam membangun karakteristiknya yang senang berkreasi dan mandiri.

Daftar Pustaka

Barnes, K, Marateo, R, Pixy Ferris, S (2007) Teaching and learning with the net generation, Innovate: Journal of Online Education, vol 3, issue 4, April/May 2007. http://innovateonline.info/index.php?view=article&id=382&action=article. Date of access: 15 November 2007. 

Batubara, F. A. (2018). Desain Instruksional (Kajian Terhadap Komponen Utama Strategi Instruksional dan Penyusunannya). Jurnal Ilmiah Al-Hadi, 3(2), 657-667.

Bayne, S., & Ross, J. (2007, December). The 'digital native'and 'digital immigrant': a dangerous opposition. In annual Conference of the Society for Research into Higher Education (SRHE) (Vol. 20). ac. uk/staff/sian/natives_final. pdf [Accessed 20.3. 2013]. 

Csobanka,Z.(2016).The Z Generation. Acta Educationis Generalis,6(2) 63-76. https://doi.org/10.1515/atd-2016-0012. 

Grant, M.M. (2002). Getting A Grip of Project Based Learning: Theory, Cases and Recomandation. Meredian A Middle School Computer Technologies Journal, Vol. 5 (1); 1-3

Jenkins, Ryan (2017). Four Reasons Generation Z will be the Most Different Generation. https://blog.ryan-jenkins.com/2017/01/26/4-reasons-generation-z-will-be-the-most-different-generation

Ji, B. (2016). The employees of baby boomers generation, Generation X, Generation Y and Generation Z in selected czech corporations as conceivers of development and competitiveness in their corporation. Journal of Competitiveness, 8(4), 105--123. https://doi.org/10.7441/joc.2016.04.07

Mannheim, K. (1938). The Sociological problem of generations. Retrieved from: http://mediaspace.newmuseum.org/ytjpressmaterials/PDFS/ARTICLES_ ABOUT_THE_GENERATION/01_The_Sociological_Problem.pdf.

Mukti, A. (2021). MAKALAH DISKUSI PERIODIK THE LEVEL OF GENERATION THEORY DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK USIA DINI.

Nikou, S.;, Brnnback, M.;, & Widn, G. (n.d.). THE IMPACT OF DIGITALIZATION ON LITERACY: DIGITAL IMMIGRANTS VS. DIGITAL NATIVES. https://aisel.aisnet.org/ecis2019_rp

Prensky, M, 2001. Digital Natives, Digital Immigrants, On the Horizon, Vol. 9 No. 5, NCB University Press.  

Prensky, M. (n.d.). H. Sapiens Digital: From Digital Immigrants and Digital Natives to Digital Wisdom. http://www.innovateonline.info/index.php?view=article&id=705

Raslie, H. (2021). Gen Y and gen Z communication style. Studies of Applied Economics, 39(1).

Reeves, T. C. (n.d.). Do generational difference matter in instructional design? http://it.coe.uga.edu/~treeves/ 

Utomo, T. (2018). Perbedaan kelompok generasi & tantangan yang dihadapi oleh perguruan tinggi A. Personifikasi: Jurnal Ilmu Psikologi, 9(1), 1-8.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun