Mohon tunggu...
Lyra
Lyra Mohon Tunggu... Mahasiswa - wanita penggemar oppa

Hai? kenalin nama penaku Lyra ^.^

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pergeseran Budaya Penggunaan Masker Menjadi Maskstyle

1 Juli 2021   08:12 Diperbarui: 1 Juli 2021   08:20 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan tentunya selalu ada karena seiring berjalanya waktu pasti ada sesuatu yang baru, baik memperbaharui yang lama atau melupakannya sama sekali. Manusia tentunya memiliki kebutuhan yang tidak terbatas, hal inilah menjadi pemicu adanya pergeseran budaya. Salah satu kebutuhan yang selalu digunakan manusia adalah peralatan dan perlengkapan hidup, yaitu mencakup pakaian, perumahan, alat-alat rumah tangga, senjata, alat produksi dan transportasi. Dimasa pandemi ini masyarakat sudah terbiasa menggunakan masker dikehidupan sehari-harinya. Pada awalnya masker dianjurkan digunakan akibat adanya COVID-19. 

COVID-19 atau Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang mengakibatkan terjadinya infeksi saluran pernapasan atas ringan hingga sedang, seperti penyakit flu. Lonjakan pasien positif COVID-19 yang dulunya sangat ditakuti dan membuat orang gempar sekarang sudah menjadi hal yang biasa-biasa saja diketahui oleh masyarakat, terutama di Indonesia. Ada beberapa cara untuk mencegah terjangkit dari virus ini salah satunya adaah dengan menggunakan masker. Adanya pandemi sekarang ini membuat masyarakat mau tidak mau untuk menggunaan masker. Seperti kebiasaan manusia lainnya, masker kini menjadi cermin bagi sifat manusia. Begitu banyak orang yang berbagai latar belakang, kini menjuang melawan rasa tidak nyaman, namun tetap memaksakan diri memakai masker. Alasannya, memakai masker adalah bentuk peduli pada kepentingan umum.

Masker dapat membantu mencegah penyebaran virus dari orang yang mengenakannya kepada orang lain. Namun karena kurangnya pasokan masker kesehatan, pemerintah menghimbau masyarakat untuk menggunakan masker kain saja dengan beberapa lapisan kain

(dok: instagram @hiantjen)

untuk mencegah virus masuk melalui udara. Masker kain  yang awalnya digunakan untuk alat perlindungan kini juga dapat menjadi aksesoris dalam berbusana. Pergeseran budaya penggunaan masker ini dirasakan oleh semua orang. Dalam hal ini penggunaan masker yang awalnya untuk kesehatan kini bisa mencerminkan gaya busana penggunannya.

Dilansir dari wolipop.detik.com Hian Tjen termasuk salah satu desainer yang merilis masker kain Berawal dari kebutuhan materi media sosial di tengah pandemi, Hian Tjen pun membuat masker fashion. Selain itu, ada juga perancang busana Albert Yanuar. Albert membuat masker kain dengan sentuhan bordir yang bertema Dinasti Era Tiongkok lama. Harga masker Albert mulai dari Rp.200.000-400.000. Masker buatan desainer ini dapat juga dianggap sebagai karya seni. Masker karya desainer juga mengikuti standar kesehatan, baik material, proses sterilisasi, maupun pengemasannya.

(dok: softies-earloop-daily-mask-design-batik-3-ply-5-pcs)
(dok: softies-earloop-daily-mask-design-batik-3-ply-5-pcs)
Masker-masker tersebut juga dihiasi dengan berbagai motif, salah satunya motif batik. Dulunya motif batik dibubuhkan untuk kain jarig, namun sekarang dapat dibubuhkan di tas, baju, topi, bahkan masker. Bahkan salah satu merk masker kesehatan yaitu Softies menggunakan motif batik untuk produk maskernya.  

Pada hakekatnya pergeseran budaya pengunaan masker ini tidak menghapuskan hakikat penggunaan masker pada awalnya justru malah megembangkannya menjadi sesuatu yang bernilai seni. Dengan adanya pergeseran budaya yang terjadi, tidak menutup kemungkinan untuk kita tetap melestarikannya dan memperbaharuinya.

Daftar Rujukan

Febriani, G.A. 2020. “Cerita 3 Desainer Indonesia yang Rilis Maker Premium Harga Ratusan Ribu. Dari (https://wolipop.detik.com/fashion-news/d-5095744/cerita-3-desainer-indonesia-yang-rilis-masker-premium-harga-ratusan-ribu). Pada 01 Juni 2021.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun