Mohon tunggu...
Riski Situmorang
Riski Situmorang Mohon Tunggu... Mahasiswa | Ilmu Komunikasi | Universitas Sumatera Utara

Mahasiwa S-1 Ilmu Komunikasi dari Universitas Sumatera Utara dengan Keterampilan Desain Grafis dan Copywriting. Memiliki Hoby membaca, Membuat desain, Traveling. dan Sebagainya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mau jadi Freelance, Reseller, atau Content Creator? Pilihan Side Income Realistis untuk Mahasiswa

7 Oktober 2025   09:23 Diperbarui: 6 Oktober 2025   23:56 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenapa banyak mahasiswa pilih jadi reseller? Pertama, modalnya relatif kecil. Kita bisa mulai dengan modal ratusan ribu aja, bahkan kalau dropship modalnya bisa nol karena kita bayar ke supplier setelah dapat pembeli. Kedua, prosesnya gak terlalu ribet dan gak butuh skill khusus seperti freelance. Yang penting kita rajin promosi, responsif sama calon pembeli, dan pilih produk yang memang lagi dicari orang.

Produk yang biasa dijual mahasiswa juga macem-macem, mulai dari fashion seperti baju, hijab, atau sepatu, sampai produk kecantikan, aksesoris, atau bahkan makanan ringan. Kuncinya adalah pilih produk yang sesuai dengan target pasar kita. Misalnya kita kuliah di jurusan yang mayoritas cewek, mungkin jualan produk skincare atau fashion cewek lebih laku. Atau kalau punya circle yang suka olahraga, jualan perlengkapan fitness bisa jadi pilihan.

Namun, jadi reseller juga punya tantangan tersendiri yang kadang bikin orang cepet nyerah. Persaingan di bidang reseller sangat ketat karena barrier to entry-nya rendah, semua orang bisa mulai kapan aja. Akibatnya, kita harus pinter-pinter cari cara supaya produk kita stand out di antara ribuan penjual lainnya. Biasanya yang berhasil adalah mereka yang konsisten update katalog, aktif di media sosial, dan kasih pelayanan yang ramah dan cepat.

Masalah lain yang sering muncul adalah dealing dengan supplier yang kadang gak profesional, barang yang datang cacat atau beda dari foto, sampai pembeli yang PHP setelah deal harga. Belum lagi kalau kita ambil sistem reseller dengan stok barang sendiri, risikonya adalah barang gak laku. Makanya penting banget untuk riset produk sebelum decide mau jualan apa.

Dari segi penghasilan, reseller memang gak akan langsung bikin kita kaya mendadak. Keuntungan per produk biasanya berkisar sepuluh sampai tiga puluh persen dari harga modal, jadi kalau mau dapet untung besar, kita harus punya volume penjualan yang tinggi. Tapi yang asyik, kalau sudah jalan dan punya pelanggan tetap, income dari reseller bisa lumayan konsisten setiap bulannya. Ada yang bisa dapat satu sampai tiga juta per bulan dari reselling, tergantung produk dan usaha yang dikeluarkan.

Content Creator: Passion Jadi Cuan, Tapi Butuh Kesabaran

Sekarang kita bahas yang lagi happening banget, yaitu jadi content creator. Entah itu di TikTok, Instagram, YouTube, atau platform lainnya, profesi content creator udah gak bisa dianggap main-main lagi. Banyak mahasiswa yang berhasil monetize konten mereka dan dapat penghasilan yang bahkan lebih besar dari gaji fresh graduate. Tapi apakah semudah itu?

Content creator itu menarik karena kita bisa ngebuat konten sesuai passion kita. Suka masak, bikin konten resep. Suka ngereview barang, bikin konten review. Suka traveling, share pengalaman jalan-jalan. Suka ngasih tips produktivitas, bikin konten edukatif. Intinya, kita bebas berkreasi sesuai dengan apa yang kita suka dan kuasai. Plus, kerja jadi content creator itu seru karena kita bisa ketemu banyak orang baru, dapet pengalaman unik, bahkan kadang dikasih produk gratis dari brand.

Dari segi penghasilan, content creator punya banyak sumber. Bisa dari ad revenue kalau followers atau views kita udah banyak, endorse produk dari brand, affiliate marketing, sampai jualan produk atau jasa sendiri. Ada content creator mahasiswa yang bisa dapat belasan juta per bulan dari endorse dan ads, meskipun ini bukan angka yang umum untuk pemula.

Tapi jangan salah, jadi content creator yang sukses itu gak semudah posting video terus langsung viral dan kebanjiran duit. Realitanya, butuh effort yang luar biasa besar, konsistensi tinggi, dan kesabaran yang panjang. Di awal-awal, kita bakal ngerasa nge-post konten tapi yang nonton cuma puluhan orang, bahkan mungkin cuma temen sendiri. Butuh berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun untuk membangun audience yang loyal dan engaged.

Tantangan lain adalah algoritma platform yang selalu berubah-ubah dan kadang gak berpihak sama creator kecil. Konten yang kemarin laku keras, belum tentu hari ini masih relevant. Kita harus selalu update dengan tren terbaru, belajar editing yang bagus, dan nemuin angle konten yang unik supaya beda dari creator lain. Belum lagi mental health issue yang sering dialami content creator, seperti tekanan untuk selalu tampil sempurna, berurusan dengan hate comment, atau burnout karena terlalu fokus bikin konten sampai lupa waktu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun