Mohon tunggu...
Luthfya Zahra Nur Afifah
Luthfya Zahra Nur Afifah Mohon Tunggu... Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga – 24107030050

Seorang mahasiswa semester awal yang menyukai pembahasan tentang isu-isu sosial, politik, psikologi. Tertarik di bidang budaya, seni dan bahasa. よろしく!greetings!

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Dari Lorong Sempit di Yogyakarta, Mengalir Cerita dari Balik Mesin Jahit

8 Juni 2025   19:30 Diperbarui: 8 Juni 2025   19:30 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Narasumber sedang menjahit (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Dari yang awalnya hanya pesanan dari teman-teman dan kerabatnya yang masuk, kabar tentang usahanya mulai menyebar dari mulut ke mulut. Pesanannya membeludak sampai menyeberangi pulau. Karena kewalahan dengan pesanannya, kerabatnya pun ikut membantu usahanya. Disitulah karirnya mulai memuncak hingga memiliki enam orang karyawan di rumahnya yang kecil itu. Dan juga kini telah memiliki kurang lebih enam buah mesin jahit dengan berbagai jenis dan kegunaanya. Karena sifatnya yang menyenangkan, beberapa pelanggannya masih bertahan hingga hari ini.

Hingga akhirnya, dari usaha kecil yang ia bangun dengan susah payah, Ia mampu membiayai kehidupan keluarganya. Bukan hanya mencukupi kebutuhan sehari-hari, tapi juga mewujudkan impian terbesar yang selama ini ia simpan rapat-rapat. Lewat tangan dan benang yang setia menari selama puluhan tahun, ia akhirnya bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci yang telah ia idam-idamkan semenjak remaja.

"Saya nggak nyangka. Dari menjahit, Allah kasih saya rezeki sampai bisa berangkat haji," ucapnya lirih, senyumnya mengembang penuh rasa syukur mengingat kenangan terindahnya.

Perjalanan panjang itu seakan terbayar lunas. Tak hanya karena ia berhasil bertahan, tapi karena Tuhan juga membalas setiap tetes keringatnya dengan pengalaman yang tak pernah ia bayangkan bisa menjadi kenyataan.

Namun, perjalanannya tidak terhenti hingga disini saja. Setelah ia pulang dari menunaikan ibadah haji, karyawannya satu persatu meninggalkannya, kini ia kembali sendiri. Di saat wabah covid-19 menyerang, usahanya juga perlahan-lahan mulai surut. Pelanggannya tidak sebanyak dulu, uang yang dihasilkannya juga tidak sebanyak pada waktu itu.

Namun, ia tetap percaya dan bersyukur kepada Tuhan. Segala yang telah diberikan hingga hari ini, ia terima dengan hati yang lapang. Ia percaya bahwa apa pun yang dititipkan Tuhan, suatu saat pasti akan kembali kepada-Nya.

Kini, ia menjalani hari-harinya dengan damai---menikmati hidup yang sederhana, tapi penuh makna. Tak lagi mengejar dunia, tapi merawat syukur dalam diam.

Foto penulis dengan narasumber (Sumber : Dokumentasi Pribadi)
Foto penulis dengan narasumber (Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun