Riak ombak yang selalu bergerak di permukaan laut, meski tampak sederhana, sesungguhnya membantu kapal untuk terus melaju menuju tujuannya. Kendati riaknya hampir tak mendapat perhatian, ia tak pernah berhenti bergerak---walau hanya gerakan kecil yang hampir tak terlihat. Demikian pula hidup ini, akan terus bergerak maju kendati tak selalu memperoleh perhatian dunia, bahkan ketika harapan nyaris sirna.
Di pagi yang baru ini, ketika kapal Wira Nauli merapat di dermaga Pelabuhan Gunungsitoli, hatiku dipenuhi harapan segar. Setiap deburan ombak yang menyapa pantai seolah berbisik tentang niat baik yang ingin kuperjuangkan, tentang tujuan mulia yang ingin kuwujudkan dalam kunjungan kali ini.
Pulang. Kata yang sederhana namun sarat makna. Kembali ke pelukan keluarga kecilku---Mama yang selalu menanti, ada Abang, dan adik yang masih setia tinggal di rumah. Ada juga kehangatan keponakan yang ceria dan Kakak Ipar yang selalu menyambut dengan tulus. Mereka adalah pelabuhan hatiku, tempat jiwa ini berlabuh sejenak dari hiruk pikuk kehidupan.
Namun kali ini, pulang membawa misi yang berbeda. Libur yang ku rencanakan bukan sekadar untuk bersantai, melainkan untuk merawat Mama yang sedang sakit. Ada tanggung jawab moral yang mengalir dalam darahku sebagai anak---sebuah panggilan hati yang tak bisa diabaikan. Meski demikian, hatiku tetap dipenuhi rasa syukur karena masih diberi kesempatan untuk hadir dalam momen-momen berharga ini.
Aku percaya, setiap kesempatan berkumpul dengan keluarga adalah hadiah dari Tuhan Yang Maha Pengasih. Dialah yang mengatur pertemuan ini, yang memberikan waktu untuk saling berbagi kasih sayang, saling menguatkan, dan saling merawat. Dalam setiap detik kebersamaan, tersimpan hikmah yang tak ternilai.
Harapanku sepenuhnya ku gantungkan pada-Nya. Tuhan Yang Maha Mengetahui segala yang tersembunyi, yang selalu membimbing langkahku menuju kebaikan. Dalam setiap doa yang kupanjatkan, kuserahkan semua rencana dan harapan ini kepada kehendak-Nya yang sempurna.
Yang paling ku rindu adalah melihat senyuman Mama kembali merekah. Senyuman yang selama ini menjadi obat terbaik untuk lelah dan penat. Senyuman yang mampu menerangi hari-hari kelam dan memberikan kekuatan untuk terus melangkah.
Seperti riak ombak yang tak pernah berhenti bergerak, semoga langkah-langkah kecil yang kulakukan ini dapat membawa perubahan, walau sederhana. Semoga kehadiran ini dapat menjadi angin segar bagi Mama, dan semoga Tuhan memberkati setiap niat baik yang terpancar dari hati yang tulus.
Karena dalam hidup, bukan besarnya gelombang yang menentukan sampai tidaknya kapal ke tujuan---melainkan konsistensi riak-riak kecil yang tak pernah lelah mengayuh harapan menuju pantai kedamaian.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI