Semantara itu, materi pengetahuan seperti tata cara kegiatan susur sungai, bentuk perizinan, pengetahuan kondisi medan dan cuaca, dan penanganan kecelakaan dalam kegiatan. Semuanya harus diperhatikan dan dikoordinasikan sehingga tidak ada ceritanya miss comunication.
Dalam merumuskan persiapan kegiatan, ada rumus 5W + 1H yang dapat digunakan. Rumusan pertanyaan tersebut dibuat sedetail mungkin untuk meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan.Â
Contohnya, pertanyaan bagaimana, dapat dirumuskan dengan mengajukan pertanyaan bagaimana kondisi fisik dan mental peserta, bagaimana pengetahuan pembina terhadap perizinan (kepada kepala sekolah, kepala desa, pengelola tempat kegiatan, dan Kapolsek), bagaimana kondisi medan dan cuaca, bagaimana membangun kembali kental peserta yang turun. Buatlah ceklis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Kalau persiapan telah matang dengan memerhatikan berbagai pertimbangan, yakinlah pelaksanaan kegiatan akan berjalan lancar dan aman. Jika terjadi sesuatu, itu di luar kendali kita sebagai manusia dan tetap harus bertanggung jawab.Â
Ketika kegiatan telah dilaksanakan, jangan lupakan laporan. Laporan kegiatan sebagai bentuk tanggung jawab kepada atasan, siswa dan orang tua siswa.Â
Dari laporan itu kita dapat mengevaluasi kelebihan dan kekurangan kegiatan yang telah dilaksanakan. Kelebihannya dapat dipertahankan dalam kegiatan berikutnya. Sementara kekurangnnya dapat dihindari agar tidak terjadi kasalahan.
Itulah uraian pentingnya manajemen ekspedisi, dalam kasus ini susur sungai. Mengapa dianggap penting? Karena kita bukanlah Aang dalam serial kartun Avatar yang dapat mengendalikan tanah ketika longsor, mengendalikan air ketika banjir, mengendalikan angin ketika badai, dan mengendalikan api ketika kebakaran.