Mohon tunggu...
Lutfillah Ulin Nuha
Lutfillah Ulin Nuha Mohon Tunggu... Wahabi Lingkungan

Tumbuh sehebat do'a ibu | Menjadi ruang bagi ide-ide yang dianggap terlalu idealis untuk dunia yang sibuk menghitung untung-rugi |

Selanjutnya

Tutup

Diary

Ngopi Sachet, Curhat dari Sebungkus Plastik Kecil

4 Oktober 2025   18:45 Diperbarui: 4 Oktober 2025   18:45 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ini kayak janji manis dari industri. Mereka tahu kita butuh yang murah dan enak, lalu mereka kasih dengan kandungan yang bikin nagih. Gula dan kafein yang tinggi itu bisa bikin kita ketergantungan. Awalnya cuma iseng, lama-lama jadi keharusan. Kalau gak minum, kepala pusing, lemes, gak fokus. Ini semacam eksploitasi halus, di mana kita gak sadar lagi "dijebak" oleh kenikmatan instan. Kita jadi korban tanpa sadar dari industri yang cuma mikirin untung.

Nyampah di Mana-mana

Satu lagi yang bikin nyesek. Kemasan saset yang kecil, tipis, dan gampang banget dibuang. Coba hitung, berapa banyak saset yang kita buang setiap hari? Jutaan, bahkan miliaran. Sampah-sampah plastik ini berakhir di mana? Di selokan, di sungai, di laut.

Jadi, kopi saset yang awalnya buat nyenengin kita, malah ninggalin jejak buruk buat alam. Ini dilema moral yang serius, kita rela menikmati kenyamanan sesaat, tapi alam yang harus nanggung akibatnya. Anak cucu kita nanti mungkin gak bisa lagi lihat sungai bersih, gara-gara tumpukan sampah saset kopi yang kita buang sembarangan.

Terus, Kita Harus Gimana?

Bukan berarti kita harus stop total minum kopi saset. Yang penting, kita harus lebih sadar.

Pilih yang lebih sehat: Sekarang banyak kok produsen yang mulai bikin kopi saset dengan bahan lebih alami dan kemasan lebih ramah lingkungan. Cari tahu, teliti, dan dukung produk-produk seperti itu.

Kurangi, jangan langsung berhenti: Kalau memang gak bisa lepas, coba kurangi. Ganti sesekali dengan kopi tubruk atau kopi dari biji beneran. Selain lebih sehat, rasanya juga beda.

Sadari dampaknya: Mulai dari diri sendiri. Jangan buang sampah saset sembarangan. Kalau bisa, kumpulkan dan buang di tempat yang tepat. Atau kalau ada, cari tahu apakah ada bank sampah yang bisa mendaur ulang kemasan saset.

Sachet Kecil, Cerita Besar

Pada akhirnya, kopi saset ini ngasih kita banyak pelajaran. Dari soal kemudahan yang kita kejar, sampai dampak buruk yang kita ciptakan. Ia adalah potret cermin dari kehidupan modern "cepat, praktis, tapi seringkali meninggalkan luka."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun