"Warga mana itu?" tanya Fajar.
"Entahlah, tapi lewat saja sepertinya," jawab Budi.
Pak Samin mengangguk pelan. "Itulah gunanya ronda. Kalau ada yang mencurigakan, kita bisa cepat tahu. Kalau kita semua tidur, siapa yang akan jaga?"
Obrolan kembali mengalir. Dari topik keamanan, beralih ke cerita masa muda, hingga rencana kerja bakti minggu depan. Pos ronda sederhana itu mendadak hangat, seperti rumah kecil di tengah malam gelap.
Ketika jam menunjukkan pukul dua dini hari, giliran mereka selesai. Fajar memukul kentongan lagi dan lebih keras kali ini. Suaranya menggema, membangunkan dua orang berikutnya untuk menggantikan jaga.
Saat berjalan pulang, Fajar tersenyum sendiri. Malam ini ia sadar, ronda bukan hanya soal menjaga kampung dari pencuri, tapi menjaga hati dari rasa asing di lingkungan sendiri.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI