Di tengah narasi yang sering kita dengar tentang anak bangsa yang menetap di luar negeri dan tak kembali, nama ini justru mengubah sudut pandang itu. Ia memang tidak selalu berada di tanah air, tapi jiwanya masih berakar di sini. Ilmunya tidak diam di sana, melainkan mengalir pulang melalui kolaborasi riset, pengembangan varietas unggul, dan misi-misi sosial di daerah terpencil yang sering luput dari perhatian negara.
Dialah Prof. Herry S. Utomo, putra Malang, alumnus Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya, dan kini menjadi profesor tetap di Louisiana State University, Amerika Serikat. Ia bukan sekadar ilmuwan diaspora. Ia adalah wajah dari kemungkinan bahwa ilmu, jika dijalankan dengan jujur dan sabar, akan menemukan jalannya sendiri untuk kembali dan memberi makna.
Arek Malang yang Menjejak Dunia
Lahir dan besar di Malang, Prof. Herry menempuh pendidikan sarjana di UB sebelum melanjutkan studi magister di University of Kentucky dan doktoral di Louisiana State University dengan beasiswa penuh. Perjalanannya tidak mudah. Ia melewati proses panjang, dari pascadoktoral hingga akhirnya diangkat sebagai profesor penuh dengan status tenured, gelar yang hanya diberikan kepada ilmuwan dengan rekam jejak integritas, produktivitas, dan kontribusi nyata.
Tahun 2017, ia dianugerahi gelar kehormatan F. Avalon Daggett Endowed Professor, penghargaan yang diberikan kepada akademisi dengan pengaruh besar dalam dunia sains maupun masyarakat.
Namun yang membuatnya menonjol bukan sekadar gelar atau jabatan. Melainkan cara ia memaknai ilmu pengetahuan.
"Ilmu bukan untuk disimpan dalam jurnal atau perpustakaan. Ia harus menyentuh masyarakat."
Cahokia Rice dan Keberpihakan pada Gizi Global
Salah satu terobosan paling penting yang pernah ia lakukan adalah menciptakan Cahokia Rice, varietas beras tinggi protein yang dikembangkan secara alami tanpa rekayasa genetika. Beras ini menjadi solusi nyata untuk mengatasi kekurangan protein, salah satu masalah gizi global yang juga menimpa jutaan anak Indonesia.