Nahdlatul Ulama (NU) memandang Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) sebagai landasan utama dalam beragama, bermasyarakat, dan bernegara. Implementasi Aswaja oleh NU tidak hanya terbatas pada aspek teologis, tetapi juga menyangkut cara berfikir, sikap sosial, dan respons terhadap perubahan zaman. Berikut beberapa pandangan dan implementasi NU terhadap Aswaja:
1. Aswaja sebagai Manhaj (Metode Berpikir)
NU mengembangkan Aswaja sebagai manhaj al-fikr (metode berpikir) yang moderat (wasathiyah), seimbang (tawazun), toleran (tasamuh), dan adil (i'tidal). Prinsip-prinsip ini digunakan untuk menghadapi isu-isu kontemporer secara kontekstual tanpa kehilangan pijakan pada teks agama.
2. Pendekatan Fikih, Tasawuf, dan Akidah
NU menganut:
*Akidah: al-Asy'ariyah dan al-Maturidiyah
*Fikih: Madzhab Syafi'i (dengan penghormatan terhadap madzhab lain)
*Tasawuf: Imam al-Ghazali dan Junaid al-Baghdadi, sebagai pendekatan spiritual yang seimbang antara syariat dan hakikat
3. Aswaja Annahdliyah
NU memformulasikan konsep Aswaja Annahdliyah---yakni khas NU---yang tidak hanya menekankan aspek teologis, tetapi juga memuat nilai-nilai kebangsaan, kebudayaan, dan sosial. Ini mencakup:
*Komitmen terhadap NKRI
*Penerimaan terhadap Pancasila
*Keterlibatan aktif dalam pembangunan nasional
4. Kontekstualisasi dan Dinamisasi
NU memandang Aswaja harus relevan dengan zaman, sehingga dilakukan ijtihad dan taqrir jama'i (kesepakatan kolektif ulama NU) dalam menyikapi isu-isu kontemporer seperti digitalisasi, pluralisme, hingga ekologi.
5. Praktik Sosial-Kultural
NU menerapkan nilai Aswaja melalui amaliyah-amaliyah tradisional seperti tahlilan, yasinan, maulidan
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI