Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membawa banyak perubahan dalam kehidupan manusia, termasuk dalam aspek moral dan etika. Sebagai generasi penerus bangsa, anak muda seharusnya menjadi agen perubahan yang membawa nilai-nilai positif. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa banyak anak muda mengalami kemunduran moral dan etika.
Fenomena ini dapat dilihat dari berbagai perilaku yang bertentangan dengan norma sosial, seperti kurangnya rasa hormat terhadap orang lain, perilaku tidak sopan, hingga meningkatnya tindakan kriminal yang dilakukan tanpa rasa bersalah. Hal ini menjadi permasalahan serius yang harus segera ditangani agar tidak berdampak buruk bagi masa depan bangsa
Faktor Penyebab Rusaknya Moral dan Etika Anak Muda
Media sosial memiliki pengaruh besar dalam kehidupan anak muda. Banyak dari mereka lebih mementingkan eksistensi di dunia maya dibandingkan dengan interaksi sosial yang nyata. Konten-konten negatif yang mudah diakses, seperti ujaran kebencian, budaya pamer, hingga perilaku tidak sopan, menjadi contoh buruk yang mereka tiru. Selain itu, media sosial sering kali menjadi ajang untuk membandingkan diri dengan orang lain, yang akhirnya memicu perilaku konsumtif, gengsi sosial, dan tindakan melanggar etika demi mendapatkan pengakuan.
Pendidikan formal saat ini lebih berfokus pada pencapaian akademik dibandingkan dengan pembentukan karakter. Akibatnya, banyak anak muda yang kurang memahami nilai-nilai etika, seperti menghormati orang lain, berbicara dengan sopan, serta berperilaku baik di masyarakat. Tanpa pendidikan karakter yang kuat, anak muda cenderung bertindak tanpa mempertimbangkan konsekuensi dari perbuatannya. Sifat egois, kurangnya empati, dan rendahnya kesadaran akan tanggung jawab sosial semakin marak terjadi.
Lingkungan dan pergaulan memiliki peran penting dalam membentuk moral seseorang. Jika seorang anak tumbuh di lingkungan yang permisif terhadap perilaku buruk, seperti pergaulan bebas, narkoba, dan tindakan kriminal, maka ia cenderung mengikuti pola yang sama tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjangnya. Pengaruh teman sebaya sering kali menjadi faktor utama yang membuat anak muda terjerumus dalam perilaku negatif. Banyak remaja yang merasa tertekan untuk mengikuti kebiasaan buruk agar tidak dianggap "pengecut" atau "tidak gaul" oleh lingkungannya.
Kurangnya pengawasan dari orang tua juga menjadi faktor penting. Banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaan sehingga kurang memberikan perhatian terhadap perkembangan anaknya. Akibatnya, anak mencari figur lain di luar rumah yang belum tentu memberikan pengaruh positif, Kurangnya kontrol dalam penggunaan media sosial dan teknologi membuat anak lebih mudah terjerumus dalam pergaulan yang salah.
Menurut informasi dari https://dedihumas.bnn.go.id/read/section/artikel/2011/11/29/256/ Moral adalah  perbuatan, tingkah laku, atau ucapan seseorang dalam berinteraksi dengan manusia. Jika seseorang berperilaku sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku, maka ia memiliki moral yang baik. Sayangnya, banyak anak muda saat ini yang lebih memilih menghamburkan uang untuk berfoya-foya tanpa menyadari betapa kerasnya perjuangan orang tua dalam mencari nafkah.
Dampak dari kemerosotan moral dan Etika
 Kemerosotan moral dan etika membawa dampak luas, baik bagi individu maupun masyarakat. Dalam hubungan sosial, anak muda menjadi kurang peduli terhadap sesama, sifat egois dan individualisme semakin berkembang, serta meningkatnya konflik sosial akibat rendahnya rasa hormat dan toleransi.
Meningkatnya kasus penyalahgunaan narkoba, tawuran, dan tindakan kriminal juga menjadi salah satu akibat dari kemerosotan moral. Banyak anak muda yang terlibat dalam perilaku menyimpang tanpa rasa bersalah dan tanpa kesadaran akan konsekuensi yang harus mereka hadapi.