Mohon tunggu...
Luna Septalisa
Luna Septalisa Mohon Tunggu... Administrasi - Pembelajar Seumur Hidup

Nomine Best in Opinion 2021 dan 2022 | Penulis amatir yang tertarik pada isu sosial-budaya, lingkungan dan gender | Kontak : lunasepta@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengenal Feminisme Kulit Putih yang Elitis, Eksklusif dan Barat Sentris

13 Januari 2023   04:30 Diperbarui: 13 Januari 2023   04:44 607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi girl boss merupakan salah satu contoh istilah yang sering digembar-gemborkan oleh feminisme kulit putih-Polina Zimmerman from pexels

Nah, sikap feminis kulit putih yang defensif, denial dan mengemis pengakuan ini namanya white savior complex. 

Hanya karena berteman, menikah atau selalu bersikap baik dan sopan pada orang-orang kulit hitam, lantas mereka mengklaim diri sebagai pihak yang paling paham dan berjasa bagi orang-orang kulit hitam. 

Ketika ucapan atau tindakan mereka yang menyinggung kelompok marginal dikritik, mereka tidak mau mengakui kesalahan dan malah menuding tindakan para pengkritik sebagai tindakan yang kasar, agresif dan memecah belah. 

Feminisme Semu 

Feminis kulit putih dikritik karena ketidaksadaran mereka akan identitas dan privilese yang dimiliki. Seolah semua perempuan menanggung beban dan tantangan yang sama sehingga memaksakan solusi yang seragam tanpa melihat latar belakang masalah yang lebih besar dan kompleks. 

Mereka lupa bahwa identitas dan privilese yang dimiliki oleh seorang perempuan akan membentuk pengetahuan dan pengalaman yang beragam. 

Orang-orang kulit putih lebih tidak khawatir diteriaki dengan kata-kata rasis atau menjadi korban kekerasan orang tak dikenal di ruang publik. 

Mereka juga tidak perlu khawatir anggota keluarganya menjadi korban brutalitas polisi sebagaimana yang pernah menimpa George Floyd. 

Seandainya terjadi sesuatu yang buruk, mereka mampu membayar premi asuransi kesehatan dan lebih berpeluang mendapat pelayanan kesehatan yang lebih baik. 

Ketika perempuan di beberapa negara mayoritas muslim bisa dihukum penjara karena tidak berjilbab, muslimah di Barat dilarang mengenakannya. Bahkan menganggapnya sebagai bentuk opresi terhadap perempuan. 

Orang-orang dengan identitas gender dan seksual yang tidak tipikal dalam pandangan masyarakat, tidak hanya akan diolok-olok tapi juga lebih rentan mengalami kekerasan. 

Sayangnya, feminisme kulit putih gagal melihat dan merangkul realitas yang terjadi pada kelompok tersebut. 

Wasana Kata 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun