Mohon tunggu...
Lumbah Lumbah
Lumbah Lumbah Mohon Tunggu... -

Anak muda penyuka sepak bola ini sedang belajar mencintai menulis dan bercita-cita menjadi Entrepreneur Muda Sukses sebelum berumur 30 tahun. Blog Pribadi: http://lumbah.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sore itu Saya tak Melihat Pelangi

8 Juni 2010   14:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   15:40 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu sore sambil menikmati pemandangan langit yang baru saja menumpahkan hujannya, tiba-tiba saja ada yang terbit dari pikirkan saya. Bahwa ternyata ada banyak hal dari zaman ini yang patut saya syukuri. Salah satunya adalah kemajuan teknologinya. Kemajuan yang tidak pernah dinikmati bahkan mungkin tidak pernah dibayangkan oleh nenek-nenek kita.

Dimasa kecil dulu ketika menonton film tentang pendekar-pendekar sakti, saya dibuat kagum oleh adegan yang menampilkan seorang pendekar yang hanya dengan beberapa mantra, dengan sekejap mata, tiba-tiba bisa menghilang dan muncul disuatu tempat yang lain. Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah peristiwa menghilang dan munculnya sang pendekar itu ditempat yang lain adalah hal yang mungkin terjadi di luar dunia film? Jika kejadian itu mungkin, maka bagaimanakah menjelaskan hubungan antara mantra yang dibaca dengan berpindahnya sosok sang pendekar tadi? Lalu bisakah kita mempelajarinya?

Pertanyaan-pertanyaan di atas tentu saja tidak muncul dari kepala saya yang kanak-kanak. Ia baru muncul belakangan, belasan tahun kemudian, disore itu dibawah sejuknya pemandangan langit yang baru saja reda dari hujan.

Di tulisan ini saya tidak hendak membedah pertanyaan-pertanyaan itu. Karena tanpa saya, anda, dan kita sadari, kemajuan teknologi zaman ini telah menjawabnya. Kemajuan teknologi saat ini memungkinkan kita untuk berpindah dari satu tempat ke tempat lain dalam sekejap tanpa harus beranjak dari tempat kita semula dan tanpa baca-baca (mantra). Dengan kemajuan teknologi pula, kita bisa berada disatu tempat yang sama membicarakan topik tertentu dengan teman-teman yang berada ditempat lain tanpa harus berpindah dari tempat kita masing-masing. Bukankah ini lebih hebat dari cerita di film-film itu?

Pada malam pertandingan leg pertama semifinal Liga Champion beberapa waktu yang lalu, saya pernah bercanda dengan seorang teman. Teman ini bertanya kepada saya: “Dari mana saja kamu?” Kemudian dengan santainya saya menjawab, “Dari Jerman cess, barusan nonton Bayer Munchen, sebentar lagi saya mau ke Italia nonton Intermilan bertanding.” Dan beberapa menit kemudian saya sudah berada di kota Milan-Italia bergabung dengan para pendukung fanatik Inter dari seluruh dunia, bersama-sama deg-degan disisa 45 menit pertandingan. Malam itu Intermilan menang 3-1 atas Barcelona. Setelah itu hanya dalam sepersekian detik saya pulang kembali ke Indonesia, ke Makassar, dan tahu-tahu saya sudah berada di dalam kamar saya. Ajaib bukan?

Keberadaan saya di Jerman malam itu, kemudian berpindah lagi ke Italia, lalu kembali ke Indonesia, kemudian ke Makassar hingga akhirnya berada di kamar saya, hanyalah dengan menggunakan jari telunjuk saja. Dengan jari telunjuk itu saya hanya menekan tombol yang bisa memberadakan saya di Jerman. Kemudian ketika saya hendak ke Italia saya menggunakan jari telunjuk lagi, maka beradalah saya di Italia. Begitulah seterusnya. Hal ini dimungkinkan dengan kehadiran televisi dan remote kontrol. Ini bukan simsalabim. Anda pun bisa melakukannya.

Saat ini saya membayangkan bahwa kelak akan ada sebuah teknologi pengganti remote kontrol televisi yang cara bekerjanya tidak lagi memakai jari telunjuk. Cara bekerjanya adalah cukup dengan memikirkan sebuah chanel tivi maka chanel tersebut dengan segera berganti sesuai dengan chanel yang kita pikirkan. Jadi, jika saat ini ada teknologi touch screen (layar sentuh) maka nantinya teknologi yang saya maksud itu akan dinamai dengan teknologi think screen (layar pikir).

Sore itu saya tak melihat pelangi ...

( Sungguminasa, 08 Juni 2010 )

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun