Maghlathi berkata, “Sekelompok orang menyebut musnad Ad-Darimi sebagai shahih.”
Ibnu Hajar membantah ucapan di atas, “Sungguh aku tidak mengetahui hal itu diucapkan orang yang terpercaya. Bila benar ada yang menyebutnya sebagai shahih, realitanya menunjukkan sebaliknya karena di dalamnya terdapat hadis-hadis dhaif, munqathi’, maudhu’…
Dari sekian banyaknya guru Imam Ad-Darimi, di antaranya adalah Yazid ibn Harun, Abu Bakar ‘Abd Al-Kabir, Ya’la bin ‘Ubaid, Ja’far bin ‘Umar Al-Zahrami, Hasyim bin Al-Qasim, Muhammad bin Yusuf Al-Firyabi, ‘Ubaidullah bin Abdul Hamdi Al-Hanafi, ‘Ubaidullah bin Musa, dan Yahya bin Ma’in.
Setelah perjalanan panjang dalam memperdalami ilmu, nama Imam Ad-Darimi tersohor pada masanya karena keilmuannya. Orang-orang berdatangan untuk menimba ilmu kepada beliau. Bahkan nama-nama pemilik al-kutub as-sittah, seperti Imam Al-Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, dan Imam At-Tirmidzi belajar kepada beliau. Selain empat nama tersebut, banyak nama-nama yang menjadi murid beliau, di antaranya Al-Hasan bin Ash-Shabbah Al-Bazzar, Abd bin Humaid, Baqi bin Makhlad, Shalih bin Muhammad Jazzarah, dan Raja’ bin Murji.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI