Pandemi covid-19 yang melanda Indonesia sejak awal tahun 2020 menimbulkan berbagai macam kerumunan massa dihindari. Kegiatan perkuliahan tatap muka pun dihindari. Ketidakadanya tatap muka di masa perkuliahan, bukan berarti proses belajar mengajar juga ikut tidak ada. Hidup di zaman serba canggih seperti saat ini memudahkan segala kegiatan termasuk dalam kegiatan belajar mengajar. Memanfaatkan internet sebagai media yaitu dengan melakukan kuliah online secara daring.
Kuliah offline atau tatap muka tidak diutamakan dimasa pandemi saat ini. Seiring dengan adanya kebijakan pemerintah terkait agar Pendidikan tingkat tinggi menggunakan pola pembelajaran secara daring. Kebijakan ini merupakan pilihan alternative  di masa pandemi  demi kesehatan dan kemaslahatan bersama. Pendidikan tingkat tinggi seperi perguruan tinggi dianggap mampu untuk menerapkan sistem pembelajaran secara daring.
Seluruh civitas akademika dimulai dari pendidik, tenaga kependidikan dan mahasiswa dianggap mumpuni dalam mengimplementasikan teknologi di dalam proses pembelajaran. Dalam keberlangsungan pola pembelajaran ini, dibutuhkan konsistensi dari semua pihak agar proses pembelajaran ini berlangsung secara beradab. Salah satu hal yang diperhatikan adalah etika. Secara etimologis, etika berasal dari kata ethos dalam bahasa Yunani, yang berarti adat kebiasaan. Ilmu tentang apa yang baik dan bermoral sering diartikan sebagai etika. Etika adalah nilai-nilai dan norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya. Etika berlaku disetiap tingkah laku manusia. Begitu juga dengan perkuliahan daring. Etika tetap harus diadakan dalam setiap proses pembelajaran online. Seperti halnya kuliah offline, perkuliahan harus diawali dengan salam.
Adab dan etika selama perkuliahan harus diperhatikan selama proses perkuliahan berlangsung. Berbicara dengan tutur bahasa yang santun serta tata busana menggunakan pakaian yang sopan dan menutup aurat. Tidak jauh beda halnya ketika melakukan kuliah offline,. Sebagai muslim yang baik, etika juga harus diperhatikan dalam perkuliahan online seperti saat ini. Menutup aurat tidak hanya bagi wanita saja, seperti diketahui Nabi Muhammad bersabda bahwa aurat laki-laki adalah diantara pusar sampai lutut.
Aurat perempuan telah ditulis dengan jelas dalam surat An-Nur ayat 31, yang berbunyi:
Artinya: "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung." (Q.S An-Nur:31)
Menurut ayat diatas, Allah memerintahkan agar kaum wanita memakai kain kerudung sampai ke dadanya. Karenanya, ketika kuliah daring berlangsung, meski tidak bertatap langsung maka kewajiban menutup aurat masih menjadi bagian dari ibadah manusia kepada sang Khalik dan hal ini merupakan bagian dari etika ketika perkuliahan online dilaksanakan. Selain menutup aurat sebagai suatu etika yang wajib diterapkan dalam perkuliahan online, etika lain yang harus dilakukan oleh para mahasiswa adalah menghidupkan kamera.
Dengan mahasiswa menghidupkan kamera, hal itu merupakan bentuk dari keseriusan mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan daring. Menyimak dengan serius layaknya perkuliahan tatap juga harus dilakukan oleh mahasiswa, karena pada dasarnya perkuliahan daring tidak ada bedanya dengan perkuliahan tatap muka, hanya saja dengan perkuliahan daring ini, mahasiswa dan dosen menggunakan media internet guna melakukan kegiatan pembelajaran.
Etika selanjutnya adalah saat tidak berbicara, mahasiswa hendaklah mematikan mikrofon. Sederhana tapi memiliki dampak yang besar jika tidak dilakukan. Karena ketika mahasiswa tidak mematikan mikrofon saat tidak berbicara, hal itu akan sangat mengganggu kenyamanan mahasiswa lain ketika sedang melakukan perkuliahan. Hal itu juga dilakukan agar tidak mengganggu suara-suara yang mengganggu saat penjelasan oleh dosen sedang berlangung. Hendaknya lah mahasiswa mematikan mikrofon ketika sedang tidak berbicara guna menciptakan kenyamanan dalam perkuliahan daring.
Selain hal diatas, etika yang harus diperhatikan adalah etika ketika chat dosen dengan baik dan benar. Saat kita akan menghubungi dosen, pastikan hal yang akan kita sampaikan. Hal yang akan kamu sampaikan harus dipastikan juga apakah hal tersebut berhubungan dengan dosen yang bersangkutan. Tujuan dari pesan yang akan dikirim haruslah jelas disebutkan agar dosen yang dikirim pesan dapat langsung menangkap apa yang diinginkan.
Etika selanjutnya ketika mengirim pesan kepada dosen adalah agar tidak mengirim pesan pada hari libur atau diluar jam kerja. Setiap pesan haruslah dimulai dengan salam dan perkenalan identitas diri dengan singkat. Saat mengirim pesan kepada dosen, sebaiknya tidak menggunakan kata singkatan untuk menghindari kesalahpahaman dan tidak sopan. Penggunaan kalimat memerintah harus dihindari. Jam istirahat dosen juga harus diperhatikan. Sebisa mungkin mengirim pesan di jam kerja agar tidak mengganggu waktu istirahat dosen. Terakhir, ucapkan terima kasih di akhir pesan.
