Mohon tunggu...
Lukmanul Hakim
Lukmanul Hakim Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis salah satu usaha untuk mengikat ilmu. Aktifitas saya sebagai jurnalis warga menjadikan selalu untuk menulis berita. Begitu juga sebagai kontributor TVMU untuk wilayah Brebes, mesti menulis Naskah narasi berita. Jadi Menulislah...menulis...dan menulis...Salam Literasi

Kontributor TVMu untuk Kabupaten Brebes

Selanjutnya

Tutup

Music

Lagu Nasidaria, Tak Lekang oleh Waktu

6 Januari 2020   05:37 Diperbarui: 6 Januari 2020   05:39 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana di kota santri

Asik senang kan hati

Tiap pagi dan sore hari

muda mudi berbusana rapi

menyandang Kitab Suci

Hilir Mudik berganti


pulang Pergi Mengaji....

Berikut kutipan lagu yang legendaris, sampai saat ini masih eksis dan enak didengar. Lagu-lagunya yang bernuansa islami sarat dengan nasehat dan bermanfaat. Bagaimana menurut teman-teman Kompasianer, adakah kenangan di lagu-lagu yang dibawakan oleh Nasidaria ? Kalau penulis masih suka menyetel lagu-lagu tersebut, mengingat memori masa kecil saat itu, sudah diperdengarkan lagu-lagu Nasidaria.

Sejarah Nasidaria

Menurut sumber wikipedia,

Nasida Ria dibentuk di Semarang, Jawa Tengah pada tahun 1975 oleh HM Zain, seorang guru qira'at; Zain sebelumnya berpengalaman dengan kelompok campur Assabab. Zain mengumpulkan sembilan siswinya untuk menjadi band: Mudrikah Zain, Mutoharoh, Rien Jamain, Umi Kholifah, Musyarofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah, dan Nur Ain.[2] Grup ini awalnya hanya menggunakan rebana sebagai alat musik.Nantinya, wali kota Semarang Iman Soeparto Tjakrajoeda, yang juga merupakan penggemar mereka, menyumbangkan suatu organ untuk membantu Nasida Ria, dan juga memperlancar pelajaran musik mereka.Mereka kemudian hari mendapatkan gitar bas, biola, dan gitar.

Album debut Nasida Ria, Alabaladil Makabul, dibuat tiga tahun kemudian dan dipasarkan oleh Ira Puspita Records.Lagu mereka berdasarkan dakwah dan menarik ilham dari musik Arab. Tiga album mereka berikutnya menggunakan tema yang sama dan banyak berbahas Arab. Setelah saran dari kyai Ahmad Buchori Masruri bahwa lagu mereka akan lebih efektif jika semuanya berbahasa Indonesia, gaya Nasida Ria diubah; Masruri juga menulis lagu untuk mereka dengan nama samaran Abu Ali Haidar.

Gaya Nasida Ria yang baru ternyata popular, dengan beberapa lagu mereka seperti "Pengantin Baru", "Tahun 2000", "Jilbab Putih", "Anakku", dan "Kota Santri", banyak diputar di radio, baik di pedesaan maupun kota. Mereka juga muncul di televisi nasional dan melakukan tur di seluruh Indonesia.

Sobat Kompasiana, ternyata Nasidaria berdiri tahun 1975 dan lagu-lagunya sangat visioner dan berkemajuan. Dari lagu tentang Perdamaian, bom nuklir, wartawan dunia, sampai lagu yang berisi prediksi tahun 2000.

Lagu "tahun 2000"

Kalau mendengar lagu itu, tentu akan menarik manakala kita memperhatikan isi liriknya yang ternyata sesuai dengan kondisi tahun 2000 keatas. Berawal dari tahun 2000, faktanya perkembangan teknologi mulai perlahan maju dan beberapa pekerjaan manusia diganti dengan mesin atau robot. Tentu ini sangat cocok, dalam lirik tersebut mengatakan bahwa." tahun 2000 tahun harapan, yang penuh tantangan dan mencemaskan.......

Penduduk semakin banyak, sawah ladang menyempit"  ini fakta terjadi bahwa perkembangan penduduk semakin bertambah dan menyebabkan sawah ladang semakin menyempit. Hal ini menyebabkan lahan sawah berubah menjadi perumahan sebagai tempat berteduh.

"tahun dua ribu kerja serba mesin". Hal ini juga fakta, perkembangan teknologi mulai menggeser kerja manusia. Untuk mempercepat dan memperbanyak produk, maka dibuatlah alat alat robot/ mesin. Sehingga pekerjaan yang sebelumnya dikerjakan manusia, beberapa tergantikan dengan mesin (seperti liriknya "tenaga manusia banyak diganti mesin")

Lagu tersebut sarat akan pesan agar para generasi mempersiapkan diri dengan bekal ilmu dan iman, kalau tidak memiliki bekal maka siap-siap saja pekerjaan tergantikan oleh mesin. Nasidaria dalam lagunya mengajak genrasi muda untuk semangat memiliki keterampilan, ilmu dan bekal Iman. Kalau tidak ada bekal, maka siap-siap juga menjadi pengangguran (liriknya "pengangguran merajalela")

Lagu "Cita-cita Mulia / Pedagang kaki lima

Sebelum ada film TUKANG BUBUR NAIK HAJI, tahun 80-an sudah ada kisah nyata seorang pedagang kaki lima yang naik haji. Hal ini yang menjadi inspirasi nasidaria untuk menuangkannya melalui lagu 'Pedagang Kaki Lima". Sungguh mulia pedagang kaki lima,meski penghasilan tidak seberapa namun bisa naik haji"

Lagu tersebut sarat motivasi untuk berangkat ke tanah suci, meski dalam kondisi perekonomian yang terbatas. Sampai saat ini sudah banyak kisah-kisah inspiratif orang-orang biasa mengumpulkan uang sedikit demi sedikit, dan akhirnya mampu berangkat haji. 

OK...Sobat Kompasianer..sebetulnya masih banyak lagu-lagu nasidaria yang menginspirasi yanga akan kita kupas, penulis saat ini sedang memperdengarkan lagu-lagu Nasidaria. Semoga bermanfaat

LUKMANUL HAKIM

Kompasianer Brebes

085875733139 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun