Mohon tunggu...
LUK LUK IL MAKNUN
LUK LUK IL MAKNUN Mohon Tunggu... Lainnya - MAHASISWI

Hobi renang, dan suka mengerjakan sesuatu tanpa menunda

Selanjutnya

Tutup

Money

Indonesia Pensiunkan Dollar AS, Bagaimana Kinerja Rupiah Selanjutnya?

11 November 2022   13:52 Diperbarui: 11 November 2022   14:16 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

INDONESIA PENSIUNKAN DOLLAR AS. BAGAIMANA KINERJA RUPIAH SELANJUTNYA?

Source: suara.com

Kegiatan transaksi ekonomi adalah kegiatan yang pastinya sudah sering dilakukan masyarakat bahkan hampir setiap hari, untuk alat pembayarannya biasanya menggunakan uang. Hal ini dilakukan biasanya berdasarkan kesepakatan, bahkan juga sudah tertera dalam Undang Undang No 3 Tahun 2004. Transaksi ini tidak hanya berlaku pada antar penduduk saja melainkan bisa berlaku antar negara dengan kesepakatan uang yang telah disepakati misalnya menukarkan terhadap Dollar AS terlebih dahulu. Dengan adanya transaksi antar negara maka akan mengarah pada perekonomian terbuka, ini dapat dikatakan karena bisa terjadi kegiatan ekspor dan impor barang. Hal ini tentu akan menimbulkan permasalahan karena alat pembayaran yang digunakan tiap negara tidaklah sama sehingga perlu di tukarkan pada standart kesepakatan penukaran asing, kebiasaan ini disebut dengan nilai tukar. Pada kegiatan nilai tukar pasti bukan suatu hal yang jarang didengar jika dijelaskan, nilai tukar ini menjadi nilai atau suatu harga mata uang sebuah negara dan jika diukur melalui mata uang negara lain, bahkan bisa juga diartikan sebagai satu unit mata uang negara bisa ditukar menjadi berapa unit dalam mata uang negara lain.

Mengenai hal ini Indonesia adalah negara yang masuk ke dalam 44 negara lain yang juga menggunakan nilai tukar tetap. Nilai tukar tetap muncul pada abad ke-19 untuk pertama kalinya di Bretton Woods AS. Dari pertemuan tersebut negara-negara yang mengikuti pertemuan melakukan diskusi mengenai bagaimana cara sistem nilai tukar tetap digunakan dan kemudian mengarah pada standar harga emas. Pada kondisi saat itu negara-negara yang hadir akan diberikan pilihan untuk mengambil nilai tukar tetap atau nilai tukar mengambang atau bisa juga menvariasikan keduanya sebagai pilihan berlakunya nilai mata uang mereka, karena negara tersebut tidak mempunyai cadangan emas yang digunakan untuk menjaga nilai mata uang mereka supaya berada diposisi aman. Untuk sistem nilai tukar tetap itu memberikan persyaratan kepada para negara yang hadir bahwa dengan adanya penjagaan devisa maka akan memberikan celah kepada pelaku pasar untuk melemahkan nilai tukar agar terbatas. Sedangkan nilai tukar mengambang lebih dominan sebagai penentu harga mata uang suatu negara yang mengacu pada penawaran dan permintaan yang ada. Persyaratan ini seharusnya menjadi sorotan pemerintah pada saat itu agar lebih bisa dikendalikan, karena dalam periode globalisasi perekonomian dunia ini pergerakan uang di berbagai negara tidaklah mengenal batasan, uang juga bergerak sangat cepat dari negara yang satu ke negara lainnya dan lebih menjurus kearah pendapatan yang bisa menghasilkan untung yang besar. Tidak cuma itu saja, uang bahkan dapat diperdagangkan layaknya barang, sehingga dapat menyebabkan mata uang disuatu negara tersebut sulit ditebak arahnya. Namun sayangnya Indonesia waktu itu baru saja merdeka sehingga persediaan yang dimiliki masih tergolong kecil serta pengedaran rupiah pun tercatat belum cukup banyak, selain itu dari sisi nominal serta dari jenis mata uangnya juga belum cukup banyak sehingga keadaan tersebut membuat pemerintah harus berpikir keras bagaimana langkah yang harus diterapkan agar sistem bisa berjalan sesuai rencana yang telah ditentukan. Normalnya kebijakan nilai tukar suatu negara seharusnya diarahkan guna mendukung jalannya necara pembayaran dan diharapkan dapat membantu potensi kebijakan moneter. Penentuan nilai tukar yang terlalu berlebihan atau terlalu banyak ketentuan yang diberikan mengakibatkan jenis harga barang ekspor nilainya lebih mahal diluar negeri dan juga barang impor nilainya lebih murah, sehingga necara perdagangan dianggap menjadi terlihat memburuk. Hubungannya dengan kebijakan moneter bahwa penurunan nilai tukar yang terlalu berlebih akan memberikan akibat pada inflasi yang lajunya menjadi tinggi yang nantinya dapat mengganggu tujuan kebijakan moneter yaitu agar terpeliharanya harga yang stabil. Dengan ini dapat dikatakan bahwa kebijakan nilai tukar yang sesuai adalah suatu faktor penting dalam menetapkan keberhasilan pembangunan di suatu negara. Berbicara mengenai kebijakan nilai tukar, sistem dan kebijakan nilai tukar yang berada di Indonesia memiliki cerita sejarah yang luas. Bahkan uang telah dikenal bangsa Indonesia sebelum merdeka.

Source: bi.go.id

 Dalam pembahasan nilai tukar rupiah Indonesia terhadap Dollar AS tahun 2019 dimulai tanggal 01 januari bahwa tercatat nilai tukar rupiah turun sebesar 0,25% menjadi 95,92 poin. Selain itu, penyebabnya dilihat dari harga minyak mentah yang hanya berkisar 50USD/barel. Kepala strategi forex di Scotiabank Toronto Shaun Oaborne berbicara jika nilai Dollar AS pada akhir tahun 2018 menuju 2019 berakhir dengan pelemahan, bersamaan dengan kondisi pada pasar saham global yang tergolong sepi karena sudah tutup sebelum tahun 2018 berakhir. Pendapatan di seluruh dunia di bulan akhir 2018 sangat melambung tinggi nilainya karena sejumlah investor dinilai menjadi sumber perkembangan hubungan dagang antara negara Amerika Serikat dengan China yang telah membawa kerugian hampir seluruh pasar global merasakan. Hal ini yang menyebabkan terlibatnya perang dagang dua negara tersebut selama 2018 yang menggemparkan pasar finansial dunia karena ulah saling lempar tarif yang mengganggu jalannya perdagangan barang konsumsi bernilai miliaran Dollar AS. Namun pelemahan Dollar AS dapat memberikan keuntungan bagi nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan pada akhir perdagangan 31 desember 2018. Nilai menguatnya sebesar Rp14.390/USD. Dalam analisa Martin Singgih jika rupiah akan naik justru memberi efek buruk dari Rp14.400/USD menuju Rp14.650/USD pada 2 januari 2019. Meskipun berada di Rp14.000/USD, rupiah tetap masih bertahan walaupun ada gesekan global. Tetapi tercatat pada 8 Januari 2019 bahwa rupiah turun sebesar Rp 14.031 dengan pergerakan yang masih naik turun. Hal ini tidak bertahan lama ketika di tanggal 22 Januari naik sebesar Rp14.221/USD.

Kekuatan rupiah terus melambung sampai Februari 2019. Kementrian Keuangan telah melihat selama Januari sampai pertengahan Februari 2019 kalau rupiah berada pada level aman yaitu Rp13.947/USD di tanggal 6 Februari. Faktor utama yang dapat berpengaruh terhadap penguatan rupiah dikarenakan keputusan dari Bank Sentral AS yang bersi keras mempertahankan suku bunganya diantara 2,25%-2,50% dengan anggapan pemerintah akan berhati-hati atas risiko global yang dapat menekan rupiah, sayangnya malah dapat menguntungkan Indonesia.

Rupiah disini penguatannya tidak berlangsung lama pada tanggal 11 Maret 2019 ini rupiah sangat jatuh di posisi Rp14.324/USD melawan Dollar AS. Dollar AS yang tiba-tiba menguat karena bagusnya perkembangan manufaktur serta naiknya harga minyak terhadap dunia. Namun kondisi ini tidak berlangsung lama jelang adanya pemilu yang mengakibatkan rupiah mulai bangkit. Pada tanggal 19 April nilai tukar rupiah berangsur membaik sebesar Rp14.016/USD, sayangnya setelah pemilu berakhir satu bulan setelahnya pada 22 Mei 2019 Dollar AS kembali marah hingga melemahkan rupiah ke nominal Rp14.525/USD. Penyebabnya selain faktor global juga banyak yang berpendapat bahwa nilai tukar rupiah anjlok karena kegiatan politik seperti pemilihan pemilu tersebut. Disaat pemilu lagi marak diperbincangkan bahwa suasananya memanas justru berdampak pada nilai tukar rupiah.

Kabar baik datang pada 15 Juli meskipun terjadi perang dagang antara Amerika Serikat dengan Tiongkok yang berdampak pada Dollar AS. Pada kesempatan kali ini justru sangat memberikan kabar baik bahwa penurunan rupiah sebesar Rp13.885/USD, meskipun kestabilan ini tidak bertahan lama hingga 6 Agustus 2019, rupiah kembali ambruk sebesar Rp14.350/USD. Ambruknya nilai rupiah saat Agustus dapat terbayarkan di bulan selanjutnya yaitu 13 September yang dapat mencapai sebesar Rp13.950/USD. Selain naik turunnya nilai tukar ini disebabkan karena perang dagang, kebijkan moneter juga mempengaruhinya, hal merugikan yang dilakukan adalah memotong suku bunga selama tiga bulan berturut dengan masing-masing 25 poin pada data pusat statistik. Selama perjalanan panjang ini hingga masuk di bulan Oktober di tanggal 3 bahwa rupiah berada pada Rp14.193/USD, meskipun begitu dapat stabil kembali secara drastis di tanggal 24 Oktober sebesar Rp13.996/USD. Bahkan sampai bulan Desember tepatnya tanggal 25 nilai tukar menguat lagi dan lagi di posisi Rp13.978/USD. Dari tahun 2019 ini rupiah mengalami perjalanan yang tidak mudah, terdapat upaya-upaya yang digunakan agar dapat tetap dipandang baik kinerja pembayaran Indonesia.

Setelah terjadi banyaknya persoalan yang terjadi pada tahun 2019. Awal Desember tahun 2019 rupiah tercatat berada pada angka Rp. 14.125/USD. Menguat kembali pada akhir Desember tepat pada hari Natal rupiah tercatat Rp.13.978/USD. Tahun 2020 pembukaan tahun yang diprediksi akan menjadikan kurs Indonesia menjadi lebih baik namun ternyata sebaliknya, tahun ini merupakan bencana yang sebenarnya yang dialami oleh perekonomian global, mulai dikatakan disini bahwa pada Januari rupiah kembali membaik dengan adanya rupiah yang berputar pada angka Rp.13.600-Rp.13.700/USD. Bahkan bisa dikatakan pada awal tahun ini rupiah memulai pergerakan yang sangat bagus dan sangat menenangkan dimana setelah itu rupiah berada pada titik Rp.13.572/USD. Memang penguatan itu sangat tipis namun bukankah hal tersebut merupakan hal yang bisa dikatakan cukup baik. Namun hal itu yang bisa dikatakan cukup baik dan membuat semua orang senang juga memberikan dampak yang berbeda untuk perekonomian Indonesia sendiri, karena semakin rupiah menunjukan atensinya maka kegiatan ekspor yang selama ini berjalan pun mengalami penuruan yang cukup drastis dikarenakan barang di Indonesia jadi semakin terlihat lebih mahal.

Hal hal baik mengikuti rupiah pada bulan awal tahun 2020 ini seperti adanya penguatan nilai mata uang rupiah yang kian membaik dan juga ada banyaknya penanam modal yang masuk ke Indonesia berkat hasil surat utang yang cukup tinggi. Namun semua hal yang sudah membaik ini kian menurun kembali dikarenakan rupiah kembali terjatuh dibulan Februari dan rupiah dikabarkan masuk ke dalam zona merah, karena rupiah disini mengalami keterpurukan 5,5%. Bisa dikatakan disini bahwa bulan Januari rupiah memiliki atensi yang cukup tinggi namun rupiah kembali terperosok pada bulan Februari ini. Keadaan diperparah karena adanya sentimental mengenai masuknya pandemi covid-19 di Indonesia pada Maret 2020, membuat pasar uang kian memburuk dan rupiah menjadi sangat terpuruk. Semakin banyak berita yang beredar mengenai pandemi covid-19 yang masuk ke Indonesia membuat semakin jebloknya nilai tukar rupiah dikatakan di bulan Maret 2020 rupiah tercatat pada angka Rp.14.415/USD. Selain itu dikatakan sekali lagi bahwa rupiah mengalami keterpurukan parah diakhir maret karena rupiah tercatat diangka Rp.15.975/USD. Hingga terus berlanjut bahwa rupiah kembali ketitik lemah dimana memasuki bulan selanjutnya tahun 2020 rupiah kembali mengalami pelemahan dengan berada pada level Rp.16.300/USD. Dengan keadaan yang semakin memburuk rupiah berada pada level Rp.16.741/USD. Menanggapi hal tersebut pemerintah Indonesia mulai melakukan pembaharuan kebijakan dan setelah kebijakan yang diterbitkan pemerintah rupiah kembali menguat dengan tercatat disini rupiah berada diangka Rp.15.000/USD pada bulan Mei 2020. Rupiah terus saja menumbuhkan gerakannya mengenai bagaimana ia bisa bertahan dan ia terus menguat hingga pada bulan Juni akhir rupiah ditutup dengan level Rp.14.000/USD. Keadaan cukup sulit yang terjadi terhadap gerakan rupiah karena rupiah kembali melemah pada angka Rp.14.175/USD. Dengan catatan pelemahan ini rupiah dikatakan menjadi pelemahan terdalam karena rupiah mausk ke zona merah sedangkan banyak negara yang disekitar Indonesia mata uang mereka masih berada dizona hijau.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun