Mohon tunggu...
Lucky Nugroho
Lucky Nugroho Mohon Tunggu... Dosen - Universitas Mercu Buana

Graduated Advanced Master in Microfinance from Solvay Brussels School of Economics and Management, Master Islamic Accounting from Padjajaran University, Master in Finance from Trisakti University and Bachelor of Economics in accounting from Islamic University of Indonesia. Beside as Practitioner in Islamic Bank as Business and Financial Senior Analyst, I also as a lecture in private university and guest lecture in public university.

Selanjutnya

Tutup

Money

Ekosistem Wisata Halal dan Daya Saing Pariwisata Indonesia

16 Januari 2017   09:20 Diperbarui: 16 Januari 2017   09:32 690
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Selain itu terdapat fasiltas pemisahan antara pria dan wanita pada transportasi publik; (3) Media, tempat hiburan dan tempat perbelanjaan juga menjadi ekosistem bisnis wisata halal yang harus dapat memberikan promosi dan pemasaran yang menarik wisatawan yang dilengkapi dengan fasilitas ibadah serta kemanan dan kenyamanan. Icon Indonesia sebagai fashion center untuk pakaian muslim juga harus terus diperkuat dengan berbagai internasional event. Selanjutnya dapat diperkuat dengan pembuktian seperti testimoni para pengunjung yang puas dapat juga dijadikan strategy promosi serta pemasaran yang efektif (experienced marketing-customer); (4) Untuk mempermudah para wisatawan untuk memilih obyek wisata yang beragam, maka perlu adanya jasa agen perjalanan, penyelenggara tour yang profesional.

Informasi obyek wisata juga harus tersedia di pusat informasi wisata yang terletak di lokasi-lokasi strategis masuknya wisatawan ke setiap daerah di Indonesia (seperti di Bandara, Pelabuhan, Stasiun Kereta Api dan Terminal Bis); (5) Pergi wisata tidak lengkap tanpa adanya kuliner, oleh karenanya pelaku industri makanan dan minuman sebagai pendukung utama mampu memberikan layanan bukan hanya rasa makanan dan minumanya akan tetapi memastikan makanan dan minuman yang dikonsumsi telah memenuhi aspek halal. Namun demikian ekosistem bisnis wisata halal bukan hanya terbatas pada 5 (llima) aspek tersebut, akan tetapi juga dapat meliputi ketersediaan lembaga keuangan syariah yang dapat mendukung transaksi para wisatawan dan hal lainnya yang dapat mendukung program wisata halal di Indonesia serta aspek lainnya yang dapat meningkatkan daya tarik wisatawan datang.

Selain itu juga terdapat beberapa kelemahan sektor pariwisata yang perlu diperbaiki yang antara lain: (1) Belum adanya sinergi strategis dan kurangnya komitmen dari pemerintah, Tanggung jawab meningkatkan kualitas pariwisata bukan pada kementerian pariwisata tetapi kementerian lain yang terkait untuk memperbaiki kondisi seperti masalah keamanan di daerah (bebas dari copet dan preman), membenahi akses transportasi seperti para wisatawan asing akan enggan ke Jakarta yang terkenal dengan macetnya, kecelakaan dan keamanaan penggunaan transportasi (seperti kejadian terbakarnya kapal wisata di Muara Angke dan Pilot pesawat yang mabuk) dan hal lainnya; (2) Terbatasnya sistem informasi sehingga informasi obyek wisata di Indonesia masih sangat terbatas untuk dapat diakses oleh wisatawan mancanegara terutama yang menggunakan bahasa internasional (Inggris);

(3) Lemahnya keberadaan pelaku ekonomi kreatif untuk mendukung industri Islamic fashion, halal food and drink, dan lain sebagainya yang dapat menarik wisatawan datang berbelanja produk sandang dan pangan buatan Indonesia; (4) Selain itu sektor pariwisata di Indonesia yang tergantung pada alam dan iklim sudah seharusnya didukung dengan lingkungan yang bersih dari sampah dan tingkat polusi dikota-kota besar Indonesia yang telah disesaki oleh kendaraan roda dua menyebabkan para wisatawan menjadi tidak nyaman dan menyebabkan mereka tidak betah untuk tinggal lebih lama.

Berdasarkan hal tersebut, maka untuk meningkatkan daya saing pariwisata di Indonesia terutama ekosistem bisnis wisata halal bukan hanya usaha keras dari salah satu pihak misal kementerian pariwisata, akan tetapi harus bersinergi antar kementerian terkait dan juga seluruh pemangku kepentingan. Sangat disayangkan Indonesia sebagai negara dengan banyaknya tujuan wisata dan potensi muslim terbesar di dunia tidak dapat bersaing dengan negara lainnya pada sektor pariwisata. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun