Peran pengawas internal dan eksternal yang mempunyai Integritas tinggi  akan sangat efektif untuk mencegah terjadinya korupsi seperti yang direkomendasikan Transperancy International untuk menjadi Negara yang bersih dengan Indek Persepsi Korupsi yang baik seperti Negara Denmark,  salah satunya harus mempunyai ASN yang tinggi Integritasnya, maka pengawas yang mempunyai  integritas tinggi akan sangat penting  didalam pencegahan korupsi.  Bagaimana mengukur Integritas ?
 Integritas  hanya dapat diukur melalui  keputusan-keputusan yang telah dibuatnya yaitu dengan cara  mengumpulkan rekam jejaknya,  dapat juga Integritas diukur melalui tes  kebohongan/lie detector. jangan sampai sudah mempunyai rekam jejak yang buruk tetap saja dipilih memimpin suatu instansi atau daerah.
Salah satu Hipotesa berdasarkan empiris dan rasional, ketidak tegasan dan lemahnya  pengawasan  ini adalah karena terpaparnya Pengawas   oleh pemimpin yang tidak integritas di instansi plat merah yang diawasi. Hal ini diakui oleh Kepala BPKP  M Yusuf Ateh.  Ateh mengakui kecurangan (Fraud) dengan modus dengan perencanaan sangat  rapi dan kompleks  yang dilakukan bersama -sama para ASN,  di BUMN serta Swasta.
 Yusuf Ateh juga mengakui peran Pengawas/APIP  memiliki posisi yang efektif untuk mencegah korupsi, menurut Ateh APIP bagian entitas pemerintah , Yusuf Ateh juga menyarankan supaya resiko, kecurangan harus di identifikasi dan dimitigasi sejak awal , dengan terus menguatkan integritas di seluruh area.
Maka untuk mengatasi Kelemahan  Pengawas internal dan eksternal, para petugasnya   harus mempunyai integritas tinggi,  penempatan pemimpin instansi yang bersih dan berintegritas, sehingga pemimpin Instansi plat merah ini  berusaha menggunakan powernya untuk mendorong pengawas bertindak jujur, akibatnya  pengawasan menjadi efektif.
Saran ini Semoga bermanfaat untuk Indonesia semakin integritas
