Mohon tunggu...
Luh ayu widiantari
Luh ayu widiantari Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

-

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyambut Hari Raya Galungan dan Kuningan di Tahun 2022

16 Juni 2022   08:48 Diperbarui: 16 Juni 2022   09:33 6671
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Bali merupakan salah satu pulau yang ada Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Di Bali ada istilah yang Namanya Hari Raya atau Rahinan yang merupakan upacara keagamaan yang berlangsung secara sakral. Salah satu Hari Raya Tersebut adalah Hari Raya Galungan dan Kuningan.

 Hari Raya Galungan dan Kuningan ini diperingati oleh umat Agama Hindu setiap 6 bulan sekali di Bali (210 hari) yaitu jatuhnya pada Hari budha Kliwon Dungulan (Rabu Kliwon Wuku Dungulan) yang merupakan Hari Kemenangan atas Dharma (Kemenangan Dharma ( Benar) melawan Adharma (Jahat). 

Perlu teman-teman ketahui bahwa Perayaan Galungan dan Kuningan ini dirayakan  dua kali dalam setahun menurut kalender Masehi. Jarak antara perayaan Hari raya Galungan dan  Kuningan  adalah 10 hari.  

Perhitungan perayaan dua hari raya tersebut  berdasarkan penanggalan Bali, dimana hari raya Galungan jatuh setiap hari Rabu Wuku Dungulan sedangkan Kuningan setiap hari Sabtu di wuku Kuningan.  Tahun 2022 Hari Raya Galungan jatuh pada hari Rabu tanggal 8 Juni 2022. 

Nah Disini saya akan menuliskan sedikit mengenai kegiatan saya dan keluarga untuk menyambut Hari Raya Besar Umat Agama Hindu yaitu Hari Raya Galungan dan Kuningan.

Rangkaian Hari Raya Galungan Saya Mulai dari Tumpek Wariga yang jatuh pada Saniscara ( Sabtu) Kliwon wuku Wariga yang disebut dengan Tumpek Wariga, tumpek bubuh, tumpek pengatag atau tumpek pengarah yang jatuh 25 hari sebelum galungan, Tepat pada hari ini saya dirumah menghaturkan Canang Raka dan Banten Tumpek Bubuh untuk Di Pohon yang bertujuan untuk menjadi pengarah memberitahu bahwa Hari Raya Galungan akan datang dalam 25 Hari lagi. Yang selanjutnya yaitu Sugihan Jawa yang berasal dari 2 kata Sugi dan Jawa. 

Sugi yang memiliki arti Bersih, Suci. Sedangkan Jawa berasal dari kata jaba yang artinya luar. Secara singkat pengertian sugihan jawa adalah hari sebagai pembersihan/penyucian segala sesuatu yang berada di luar diri manusia (Bhuna Agung). 

Tepat pada hari ini Saya juga menghaturkan Canang yang berisi buah terhadap para Dewata. Yang selanjutnya yaitu Sugihan Bali yang memiliki makna penyucian/pembersihan diri sendiri/Bhuana Alit, Untuk rahinan ini saya tidak mengambilnya karena sudah mengambil persembahyangan di Hari raya Sugihan Jawa. Yang selanjutnya yaitu hari Penyekeban yang memiliki makna Filosofis untuk "nyekeb Indriya" Hal yang saya lakukan dengan ibu saya adalah Menyekeb ( Mendiamkan Pisang ) agar matang sempurna. di hari penyekeban ini dirayakan setiap minggu Pahing Wuku Dungulan. 

Yang selanjutnya yaitu hari raya Penyajan yang dirayakan setiap senin Pon Wuku Dungulan yang memiliki filosofis untuk memantapkan diri untuk merayakan hari Raya Galungan. Nah tepat pada hari ini saya dan ibu saya disibukkan dari Pagi hari untuk membeli buah, membeli bunga, membeli bahan-bahan untuk membuat jajan/ kue bolu, brownis. dan membuat canang kecil (Buratwangi ) sebagai Pelengkap Banten Lalu setelah itu malemnya saya membuat Bolu dan brownis untuk menjadi pelengkap banten yang akan dihaturkan. Setelah melewati hari penyajaan yang selanjutnya yaitu Hari Penampahan yang jatuh sebelum hari Raya Galungan, tepat pada hari selasa Wage Wuku Dungulan. Umat agama Hindu diseluruh Bali akan disibukkan dengan pembuatan Penjor, lalu disibukkan dengan pemotongan Babi yang dagingnya akan digunakan sebagai pelengkap upacara. 

Nah Pada hari ini saya disibukkan dengan Memotong babi untuk dijadikan sate, dan untuk dijadikan pelengkap Banten. Lalu setelah itu saya disibukan dengan membuat banten untuk dihaturkan Dirumah, di merajan dan Pura-pura sekitar lingkungan. Setelah melewati berbagai rangkaian menyambut hari raya galungan yang selanjutnya puncak dari hari raya tersebut yaitu hari Raya Galungan yang dimulai dari bersembahyang di Pagi hari sembahyangan dirumah atau merajan hingga kepura-pura sekitar yang ada dilingkungan rumah. Setelah hari raya galungan lalu diikuti dengan Hari Umanis Galungan, dimana umat agama hindu akan melanjutkan dengan Dharma Santi dan saling mengunjungi saudara atau bermain ke tempat rekreasi untuk menghibur diri. Tepat Pada Hari ini saya bermain ke rumah nenek Bersama Orangtua dan adik. 

Setelah hari umanis Galungan lalu dilanjutkan dengan Hari Pemaridan Guru yang pada hari ini hari untuk Ngelungsur waranugraha dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manefestasinya sebagai Sang Hyang Siwa Guru yang dirayakan pada Sabtu Pon Wuku Galungan. Setelah itu dilanjutkan Dengan Ulihan yang artinya pulang/Kembali. Yang berarti kembalinya Para dewata-dewati/leluhur bali ke khayangan dengan meninggalkan berkat dan anugrah Panjang umur yang dirayakan pada Minggu Wage Wuku Kuningan. Selanjutnya yaitu hari Pemacekan Agung. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun