Mohon tunggu...
Ludovicus Mardiyono
Ludovicus Mardiyono Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis buku "Kingdom Leadership"

Kingdom citizen

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Denialism dan Contrarian Pemilu Indonesia

18 April 2019   17:27 Diperbarui: 18 April 2019   17:43 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo sujud syukur atas "kemenangannya" (tempo.co)

Ketika apa yang terjadi tidak seperti yang diharapkan, maka bisa terjadi denialism. Dalam psikologi, denialism adalah gangguan jiwa, sikap yang menolak kenyataan untuk menghindari ketidaknyamanan psikologi. Denialism bisa mengakibatkan contraian yaitu opini dan tindakan yang bertentangan dengan kenyataan.

Apa yang dilakukan oleh kubu Prabowo-Sandi sebagai respon terhadap quick count 10 lembaga survei kredibel dalam pemilu 2019 adalah contoh denialism dan contraian itu. Mereka telah melihat hasil perhitungan cepat dan mereka kalah, alih-alih menerima kekalahan dengan lapang dada, menenangkan diri sambil menunggu pengumuman resmi dari KPU, mereka malah mengambil sikap menolak kenyataan dan melakukan tindakan yang bertentangan dengan kenyataan. Sikap tidak berani mengakui kesalahan dan kekalahan adalah bukti bahwa seseorang ada dalam masalah kejiwaan yang buruk.

KPU belum mengumumkan hasil resmi namun Prabowo sudah menyatakan diri menang dan mengklaim dirinya sebagai presiden Indonesia. Selain buruk bagi kesehatan jiwa dan tubuh, denialism dan contrarian adalah pendidikan yang buruk dalam berpolitik. KPU sedang menghitung hasil, belum selesai. Kalau anda mengikuti lari marathon 42 km, dan anda ada di barisan paling depan di km 10, anda tidak akan loncat-loncat kegirangan dan berteriak kepada dunia bahwa anda menang, kalau anda melakukan itu, jangan heran kalau dunia sepakat mengatakan bahwa anda memiliki masalah kejiwaan. KPU belum selesai menghitung, saat KPU baru menghitung 10% dari total suara dan anda terlihat menang, lalu anda sujud syukur dan mendeklarasikan kemenangan, maka jangan kaget kalau banyak orang mengeryitkan dahi dan menggeleng-gelengkan kepala dan berguman, "sakit jiwa dia."

Contohlah Grace Natalie Louisa ketum PSI itu, dengan berani mengakui kekalahan dan bersiap melanjutkan perjuangan. Dia memulai pemilu 2024 sejak hari pertama. Maka bisa ditebak, di 2024 PSI akan mendapatkan banyak dukungan, karena mereka menunjukkan karakter sebagai pemenang. Tokoh lain adalah Jokowi sendiri, meskipun dalam quick count menang, namun dia tetap tenang dan tidak melakukan tindakan klaim, dan memilih menunggu dan menghormati mekanisme yang berlaku.

Prabowo-Sandi dikelilingi oleh orang-orang yang berpendidikan tinggi, tapi sayang, sepertinya mereka sepakat untuk menentang kenyataan. Ternyata lebih baik dikelilingi oleh orang-orang yang berkarakter daripada ada di tengah-tengah orang yang tinggi pendidikannya namun hancur karakternya. Semoga Indonesia damai dan menang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun