Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Pelajaran dari Konser Taylor Swift di Singapura bagi Diplomasi Budaya Indonesia

11 Maret 2024   00:22 Diperbarui: 11 Maret 2024   08:44 496
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Frazer Harrison/Getty Images/AFP via KOMPAS.com

Keunggulan Singapura

Pertama, Singapura memiliki infrastruktur yang lebih maju dan memadai untuk mengadakan acara berskala besar, dengan stadion dan venue bertaraf internasional yang dilengkapi fasilitas modern (Zain, 2019). Hal ini menjadi pertimbangan penting bagi promotor dan artis mancanegara dalam memilih lokasi konser.

Kedua, stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi Singapura yang lebih tinggi menciptakan lingkungan yang kondusif untuk penyelenggaraan acara besar (Tham, 2018). Risiko gangguan keamanan atau krisis ekonomi yang dapat menghambat kelancaran acara lebih minim dibandingkan negara-negara lain di regional.

Kondisi ekonomi dan politik di Singapura relatif lebih stabil ketimbang Indonesia. Pilpres serentak 2024, pilkada, potensi perbedaan pemerintahan di pusat dan daerah, hingga ke struktur dan psikologis masyarakat Indonesia bisa menjadikan stabilitas lebih rentan ketimbang Singapura.

Ketiga, prosedur perizinan dan birokrasi di Singapura dikenal lebih efisien dan transparan. Menurut Terence Lee (2016), Singapura memiliki sistem pemerintahan yang bersih dan minim hambatan administratif dalam menggelar acara seni dan budaya.

Ini memudahkan proses perencanaan dan eksekusi konser dari sisi penyelenggara. Faktor ini tentu saja sangat berbeda. Seorang sejarawan senior Australia pernah berseloroh soal pemerintah Indonesia sebagai paling birokratis.

Keempat, lokasi Singapura yang strategis di jantung Asia Tenggara dan terhubung dengan baik ke banyak negara melalui berbagai moda transportasi, menjadikannya mudah diakses oleh penggemar dari seluruh kawasan (Chew, 2017). Kemudahan akses ini penting untuk menjaring audiens yang lebih luas, baik domestik dan internasional.

Kelima, daya beli masyarakat Singapura yang lebih tinggi dibandingkan negara-negara tetangga, termasuk Indonesia. Faktor ini, membuat Singapura pasar yang lebih potensial untuk menjual tiket konser dengan harga premium (World Bank, 2022). Konon, soal ini memungkinkan penyelenggara mendapatkan keuntungan yang lebih besar.

Strategi Indonesia

Meski demikian, Indonesia sesungguhnya memiliki modal yang kuat untuk menjadi tujuan konser internasional, dengan jumlah populasi yang besar dan antusiasme tinggi dari penggemar musik. Ke depan, Indonesia perlu belajar dari Singapura dalam mengoptimalkan potensi ini melalui beberapa strategi.

Strategi pertama, Indonesia perlu terus meningkatkan kualitas infrastruktur, khususnya venue pertunjukan, agar memenuhi standar internasional. Pembangunan arena konser modern dengan fasilitas memadai dipandang dapat meningkatkan daya tarik Indonesia bagi penyelenggara acara global.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun