Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Diplomasi Maritim Indonesia Melalui IORA

25 Desember 2021   00:55 Diperbarui: 25 Desember 2021   00:55 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: ekonomi,bisnis.com

Pada pertemuan tingkat menteri ke-21 Indian Ocean Rim Association (IORA) atau Asosiasi Kerja Sama Lingkar Samudera Hindia, di Dhaka, Bangladesh (17 November 2021), Duta Besar RI untuk Afrika Selatan, Salman Al Farisi, terpilih menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) periode 2022-2024. 

Penetapan itu menjadi bukti nyata mengenai arti penting Indonesia dalam diplomasi global mengenai maritim. Bagi Indonesia, IORA menjadi salah satu bentuk nyata dari pelaksanaan diplomasi maritim Indonesia. 

Posisi Indonesia sebagai ketua dan pemimpin IORA periode 2015-2017 sangat menarik. Ada dua aspek yang perlu menjadi perhatian. Pertama, IORA dapat dianggap sebagai pelaksanaan dari doktrin politik luar negeri Indonesia yang ingin menjadi poros maritim dunia sejak Joko Widodo menjadi Presiden pada Oktober 2014.

Kedua, posisi itu menjadi upaya serius Indonesia untuk menepis kritik atas kecenderungannya lebih memperhatikan wilayah Utara. Padahal realitas geografis menunjukkan bahwa Indonesia berada di posisi silang di antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia atau di kawasan Indo-Pasifik.      

Melalui IORA, Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan peran dan kepentingan diplomasinya. Di forum KTT Asia Timur di Nay Phi Daw, Myanmar, November 2014, Presiden Jokowi telah menegaskan positioning baru Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Indonesia berkepentingan untuk ikut menentukan masa depan kawasan Pasifik dan Samudera Hindia. 

Pernyataan itu menegaskan komitmen Indonesia agar kawasan itu tetap damai dan aman bagi perdagangan dunia, bukan dijadikan ajang perebutan sumber daya alam, pertikaian wilayah, dan supremasi maritim dari berbagai kepentingan global. 

IORA dapat dikatakan menjadi ruang diplomasi baru bagi pemerintahan Jokowi. Kawasan Samudera Pasifik dan Samudera Hindia secara riil menjadi immediate strategic environment bagi Indonesia. 

Manfaat sebagai ketua

Sebagai ketua IORA pada 2015-2017, salah satu kewajiban Indonesia adalah menjadi penyelenggara bagi pertemuan di tingkat menteri dan kepala negara/pemerintahan. Berbagai pertemuan, dapat menjadikan IORA membangunkan tatanan keamanan bersama bagi 21 negara anggotanya.

Selain itu, pertemuan pejabat tinggi IORA itu juga membahas mekanisme kerja sama IORA dengan mitra wicara yaitu Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Jerman, Mesir, Prancis, dan China, termasuk upaya meningkatkan kemitraan melalui kerja sama konkret. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun