Mohon tunggu...
Ludiro Madu
Ludiro Madu Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Mengajar di Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN 'Veteran' Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Tagar Australia Berbohong sebagai Bentuk Nasionalisme Netizen Indonesia?

29 Oktober 2021   06:05 Diperbarui: 29 Oktober 2021   06:49 452
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://cdn-2.tstatic.net/wartakota/foto/bank/images/australia-berbohong-trending.jpg

Trending-nya tagar "Australia Berbohong" pada akhir September 2021 masih sangat relevan dengan KTT ASEAN dan Australia kemarin. Seiring dengan KTT ASEAN pada 26-28 Oktober ini, ASEAN juga bertemu dengan berbagai negara sebagai mitra dialog, termasuk Australia. Salah satu agenda penting adalah komitmen Australia terhadap perdamaian di kawasan Indo-Pasifik.

Bergabungnya Australia ke dalam pakta pertahanan AUKUS bersama Amerika Serikat (AS) dan Inggris membuat tagar "Australia Berbohong" menjadi viral. Media sosial, seperti Twitter, diramaikan oleh kicauan para buzzer Indonesia bertagar 'Australia Berbohong' pada Kamis, 23 September 2021. 

Tagar tersebut berdengung kencang karena Australia dianggap ingkar janji dalam membangun perdamaian di kawasan ini. Alih-alih menyusus kerangka kerjasama bina damai, Australia justru menjalin kerja sama kapal selam nuklir dengan Amerika Serikat (US) dan Inggris (UK) melalui AUKUS itu.

Seperti diketahui bersama, kesepakatan AUKUS tersebut diduga dibentuk demi menyaingi kekuatan China yang makin membesar di kawasan Indo-Pasifik. Pemerintah China merespon AUKUS dengan secara keras menyebutnya sebagai bentuk ancaman serius terhadap stabilitas di wilayah strategis ini.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Indonesia, Retno Marsudi, menilai Australia telah berbohong. Bagi pemerintah Indonesia, perilaku Australia bergabung dengan AUKUS telah secara jelas mengingkari komitmennya untuk menghormati prinsip non-proliferasi (tidak melakukan penyebarluasan senjata) dan hukum internasional.

Geramnya pemerintah Indonesia itu diterjemahkan para netizen ke dalam bentuk cuitan di media sosial. Twitter pun seolah menjadi mandala perang bagi para netizen Indoneia. Tagar 'Australia Berbohong' mendengung ramai di Twitter dan menjadi viral di Indonesia. Trendingnya #AutraliaBerbohong itu menimbulkan kekawatiran banyak netizen bahwa Indonesia bakal jadi medan perang antara China melawan AUKUS di kemudian hari.

Beberapa cuitan netizen itu, antara lain:

@skyview_xyz: Dengan adanya perjanjian AUKUS ini sama aja udah mulai melanggar perjanjian non-proliferasi nuklir gak sih, parah nih #AustraliaBerbohong. 

Akun Gilang berkomentar, "Australia memang tidak bisa dipercaya karena telah melanggar komitmennya sendiri , parah juga nih melanggar komitmen. #AustraliaBerbohong.

Bahkan akun Khoolish199 mengkhawatirkan "Diutara ada pakta China, Rusia, Korut dan diselatan ada pakta Australia, Inggris, As ditengah tengahnya ada Indonesia dah lah senasip spt polandia di ww2."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun