Mohon tunggu...
Lucky OktavianPrakoso
Lucky OktavianPrakoso Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Yogyakarta Kota Sampah?

24 Juni 2019   11:10 Diperbarui: 24 Juni 2019   11:24 1133
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sampah yang berada di TPST Piyungan kebanyakan adalah sampah domestik yang terdiri dari sisa-sisa makanan dan sampah plastik. Sampah plastik yang mendominasi dan telah menjadi seperti gunung di TPST piyungan dapat membahayakan kesehatan manusia. 

Plastik yang terlalu lama ditimbun didalam tanah dapat menyebabkan plastik berubah menjadi mikroplastik yang nantinya akan membahayakan tubuh manusia karena dapat terakumulasi didalam tubuh. Mikroplastik akan lebih berbahaya jika sampai ke badan air karena akan mempengaruhi biota-biota yang berada di dalam badan air. 

Bahaya mikroplastik itu sendiri masih belum sepenuhnya diketahui namun diduga bahwa mikroplastik dapat mengganggu sistem kerja endokrin, menganggu kekebalan tubuh, dan bersifat toxic bagi tubuh manusia. 

Mikroplastik ini dapat sampai ke manusia melalui apa yang dikonsumsi manusia, ditakutkan selain bau yang tidak sedap disekitar TPST Piyungan yang dapat menganggu masyarakat ada juga partikel misterius yang belum diketahui secara pasti dampaknya yang bernama mikroplastik mengancam kesehatan masyarakat sekitar piyungan.

Tidak hanya sampah plastik yang menjadi biang masalah di TPST Piyungan. Maslah lainnya ialah sampah organik domestik atau rumah makan. 

Sampah organik ini jumlahnya sangat besar dan tidak dimanfaatkan dengan benar di TPST Piyungan. Hal ini dapat terjadi karena sistem pengelolaan sampah yang tidak efektif. Sampah kebanyakan dicampur dan tidak dibedakan berdasarkan kategorinya sehingga kemudian hanya akan dibuang begitu saja ke TPST Piyungan. 

Sistem seperti ini yang memnbuat volume sampah yang terbuang setiap harinya begitu banyak dan mambuat kapasitas penampungan di TPST Piyungan penuh. 

Sampah organik yang seharusnya dapat diolah dan dibuat menjadi kompos yang dapat didistribusikan ke petani-petani sekitar Yogyakarta. Jika menggunakan sistem pemilahan sampah yang benar sedari awal, resiki barang-barang berbahaya yang mengandung logam berat seperti Pb contohnya adalah batu baterai, accu bekas, barang-barang elektronik tidak akan tercampur kedalam TPST Piyungan. 

Barang-barang yang memerlukan waktu yang lama untuk didegradasi seperti botol kaca, plastik, sterofoam, gabus, dan lain-lain seharusnya dapat didaur ulang atau digunakan kembali menggunakan prinsip reuse and recycle, sehingga sampah yang dibuang di TPST Piyungan adalah sampah yang benar-benar sampah yang tidak dapat diapa-apakan lagi.

 Jika hal ini dapat dilakukan maka seharusnya TPST Piyungan tidak akan ditutup karena over capasity sehingga kota yogyakarta akan tetap menjadi kota yang istimewa dan kota yang nyaman digunakan untuk belajar dan beraktivitas.

Dari kasus membludagnya sampah di TPST piyungan, kita sebagai masyarakat jogja atau orang perantauan yang datang untuk belajar dan ikut serta merasakan keistimewaan kota jogja harus tau diri dan lebih peka terhadap permasalahan ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun