Perempuan memiliki peran sentral dalam keluarga, yang memungkinkan mereka memengaruhi preferensi politik anggota keluarga. Sebagai pendidik utama, perempuan sering kali menjadi penentu dalam hal pendidikan politik anak-anak dan memengaruhi pandangan politik pasangan mereka. Dengan demikian, perempuan memiliki kekuatan besar untuk membentuk opini politik di tingkat keluarga. Dalam konteks pemilu, perempuan dapat menggunakan posisi mereka untuk mendorong anggota keluarga berpartisipasi dalam proses politik. Mereka dapat mengedukasi keluarga tentang calon-calon yang ada, isu-isu politik yang relevan, dan pentingnya memberikan suara. Dengan memanfaatkan peran ini, perempuan tidak hanya memperkuat suara mereka sendiri tetapi juga memperluas dampaknya dalam masyarakat. Perempuan yang diberdayakan melalui pendidikan politik dapat menjadi agen perubahan yang efektif, tidak hanya di lingkungan keluarganya tetapi juga di komunitas yang lebih luas. Dalam jangka panjang, hal ini dapat menciptakan masyarakat yang lebih sadar politik dan demokratis. Keterlibatan perempuan dalam politik, baik sebagai pemilih, pengambil keputusan, maupun agen perubahan di tingkat keluarga, memiliki dampak luas yang dapat memperkuat demokrasi Indonesia. Peringatan Hari Ibu, yang memiliki sejarah panjang sebagai simbol perjuangan perempuan, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan partisipasi mereka dalam proses politik yang lebih inklusif dan bermartabat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI