Mudik: Lebih dari Sekadar Pulang Kampung
Oleh: Lucky Zamaludin Malik
Bogor, 03 April 2025 - Mudik adalah tradisi tahunan yang sangat dinantikan, terutama di Indonesia. Setiap tahun, jutaan orang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk merayakan hari besar bersama keluarga. Meski dalam ajaran Islam tidak ada kewajiban khusus untuk mudik, namun aktivitas ini bisa bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat yang baik dan membawa manfaat.
Mudik dan Silaturahmi
Salah satu nilai utama dalam mudik adalah silaturahmi. Islam sangat menekankan pentingnya menjaga tali silaturahmi, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam:
"Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi." (HR. Bukhari dan Muslim)
Dari hadits ini, kita memahami bahwa menjalin dan menjaga hubungan baik dengan keluarga serta sanak saudara bukan hanya sebatas budaya, tetapi juga memiliki keberkahan tersendiri. Mudik menjadi momentum emas untuk bertemu kembali dengan orang tua, saudara, dan kerabat yang sudah lama tidak dijumpai.
Kesabaran dan Keikhlasan dalam Perjalanan
Perjalanan mudik sering kali diwarnai dengan tantangan, seperti kemacetan panjang, kelelahan, atau kendala teknis lainnya. Namun, jika dijalani dengan sabar dan ikhlas, semua itu bisa menjadi ladang pahala. Dalam Islam, bersabar dalam menghadapi kesulitan merupakan salah satu bentuk ibadah yang mendapatkan ganjaran besar.
Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman: