Mohon tunggu...
Luana Yunaneva
Luana Yunaneva Mohon Tunggu... Tenaga Kesehatan - Certified Public Speaker, Hypnotist and Hypnotherapist

Professional Hypnotherapist & Trainer BNSP email: Luanayunaneva@gmail.com youtube: www.youtube.com/@luanayunaneva

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Ini Cara Sederhanaku Mengurangi Emisi Karbon, Bagaimana Caramu?

25 Oktober 2021   12:04 Diperbarui: 25 Oktober 2021   12:10 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dalam seminggu terakhir ini, saya merasakan cuaca di Kota Kediri, Jawa Timur tidak seperti biasanya. Suhu pada siang hari lebih tinggi dibandingkan siang-siang sebelumnya. Sedangkan pada malam hari, cuaca cenderung tidak menentu. Terkadang, saya dan keluarga masih merasa kegerahan, sehingga harus menyalakan kipas angin sepanjang malam. Namun, ada kalanya kami merasa kedinginan jika tidak menggunakan jaket atau pakaian lengan panjang.

Cuaca yang tidak menentu, membuat saya berpikir, bahwa dampak dari pemanasan global mulai terasa pada saat ini. Tidak heran jika akhir-akhir ini, para pegiatan lingkungan banyak membicarakan net-zero emissions (NZE). Ini diyakini sebagai harapan di masa depan, di mana emisi karbon sepenuhnya diserap oleh bumi melalui berbagai kegiatan manusia dan teknologi.

Pemerintah Indonesia pun menargetkan pencapaian NZE paling lambat pada tahun 2060 mendatang. Saat ini di tingkat nasional, setidaknya terdapat tujuh kementerian yang tengah menangani isu perubahan iklim, di antaranya Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kementerian Industri, Kementerian Pertanian, dan Kementerian Keuangan.

Pemerintah tentu sudah menyiapkan berbagai strategi untuk mencapai ZTE. Kita pun sebagai warga negara yang baik, tentu bisa membantu pemerintah dalam menggapai target tersebut dengan cara kita masing-masing. Daripada melakukan hal-hal yang kelihayan wow tapi sulit dilakukan, mengapa kita tidak melakukan hal-hal mudah dan sederhana dari dalam rumah kita saja?

Pertama, saat bepergian. Sebagian dari kita, ada yang merasa lebih nyaman menggunakan kendaraan pribadi. Entah itu sepeda motor maupun mobil. Namun apakah kita menyadari, penggunaan kendaraan pribadi secara terus-menerus, terutama untuk jarak tempuh yang relatif pendek, dapat mempercepat pemanasan global. Mengapa kita tidak coba alihkan dengan menggunaan kendaraan umum. Selain lebih hemat emisi, tentu kita bisa membantu para pejuang Rupiah dari ranah usaha transportasi. Kalau jaraknya masih dirasa terlalu dekat untuk menggunakan alat transportasi umum, namun ternyata terlalu jauh jika harus berjalan kaki, kita bisa coba pakai sepeda. Bersepeda di luar ruangan dengan kecepatan 16 sampai 19 mph mampu membakar 1.066 kalori. Pencapaian ini bahkan lebih tinggi dibandingkan olahraga lari dengan kecepatan 11,5 mil, yang ternyata hanya mampu membakar 800 kalori.

Kedua, penggunaan listrik. Ya, listrik merupakan kebutuhan sekunder kita di rumah. Mengisi daya smartphone, menggunakan laptop atau komputer untuk bekerja, memasak nasi menggunakan magic com, menyalakan lampu, mencuci pakaian dengan mesin cuci, dan berbagai aktivitas lainnya tentu membutuhkan aliran listrik. Hal mudah yang bisa kita lakukan untuk menekan emisi karbon adalah menggunakan listrik secukupnya. Nyalakan listrik di ruangan yang digunakan, serta matikan listrik yang tidak terpakai. Pun usahakan untuk mematikan listrik pada siang hari untuk penghematan, kecuali kalau memang rumah Anda memang tidak mendapatkan sinar matahari secara langsung.

Kalau Anda mempunyai anak yang masih kecil atau bayi, saya sarankan untuk mengenalkan mereka tidur dalam gelap. Selain membuat istirahatnya lebih nyenyak dan pulas, tentu ini akan sangat menghemat pengeluaran Anda dengan angka meteran yang tidak terlalu banyak, jika dilakukan secara rutin. Semakin dini anak dikenalkan tidur dalam ruangan gelap, semakin baik pula, karena kita mengajarkan kemandirian juga di sana. Bukan sekadar asal tidur enak.

Masih soal penggunaan listrik, kita masih bisa menggunakan barang-barang elektronik yang hemat energi. Lampu LED, salah satunya. Sejumlah produsen lampu bahkan mencantumkan daya lampu LED yang diproduksinya untuk menunjukkan perbandingan lampu LED dan lampu biasa. Lampu LED dengan daya kecil (misal: 3 watt) bisa saja setara dengan lampu biasa yang sering disebut dengan dop berdaya 5 sampai 6 watt. Tentu saja lampu LED lebih hemat daripada lampu biasa.

Sebenarnya ada banyak cara untuk menjadi bagian dari masyarakat yang hemat energi sehingga turut membantu menyelamatkan bumi. Tinggal bagaimana cara kita untuk melihat peluang dan hal-hal kecil di sekitar kita yang mampu diminimalisir. Kalau itu tadi beberapa cara sederhana yang sudah saya praktikkan, kalau Anda sudah mencoba berkontribusi apa untuk bumi kita tercinta ini?

Salam hangat,

Luana Yunaneva

Kediri, 25 Oktober 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun