Mohon tunggu...
Gita Lovusa
Gita Lovusa Mohon Tunggu... Freelancer - penyemarak di serusetiapsaat.com

Penyuka kebaikan, penyuka senyuman, penyuka bacaan, penyuka tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Islam Itu Mudah dan Indah

18 Juni 2020   06:29 Diperbarui: 18 Juni 2020   08:40 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi karya: Cha Azkiya

Whaa, video di pekan ke-7 dari Matrikulasi NAK Indonesia ini menarik sekali. 

Ustadz Nouman Ali Khan membuka ceramahnya dengan membaca An-Nahl 125:
Undanglah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.

Kalau seseorang mengundang, pasti dengan cara yang baik. Nggak mungkin jahat, nanti orang yang diundang nggak suka dan nggak mau datang. Iya, kan? Kalau kita mengundang orang, biasanya jelas tujuan dan tempatnya. Di mal A, di rumah B, atau di kantor C. Nah ini Allah mengundang hanya ke jalan-Nya. Apa artinya? Kamu sudah berada di km 10 atau baru di meter ke-5, kamu sudah berada di jalan-Nya. Waah, menyenangkan sekali, bukan?

Artinya nggak harus sempurna dalam berdakwah itu. Tujuannya pun nggak harus sempurna. Yang penting sudah berada di jalan-Nya.

Perubahan seseorang berbeda-beda. Bisa berjalan sangat lambat, lambat, cepat, atau super cepat. Jadi jangan mengharapkan hal yang instan atas sesuatu. Setelah memberi tahu selama 20 menit, orang itu harus langsung berubah. Atau dia harus berubah dalam waktu 24 jam. Santai, Bro.

Generasi terbaik saja diberi larangan minum khamar secara bertahap oleh Allah. Nah, apalagi kita.


Al-Maidah 90
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamar, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah termasuk perbuatan syaitan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan.

Hanya Allah yang bisa memberi petunjuk ke hati seseorang. Ada yang dinasihati sekali, langsung tergugah. Ada yang setahun, belum juga mengarah jadi lebih baik. Tenaang. Nabi Nuh itu berdakwah selama 950 thn. Jadi bisa dibilang dakwah kita mah baru sebentar banget.
Bersabar dengan proses seseorang dan teruslah mengingatkan dengan baik. Karena kita nggak tahu nasihat mana yang masuk ke hatinya. Ini bagaikan benih yang kita tanam. Kita nggak tahu kapan dia akan tumbuh. Kita hanya menyiraminya, memupukinya, dan menyerahkan proses bertumbuhnya pada Allah.


Ustadz NAK bercerita pernah duduk di dekat dua perempuan yang berpakaian nggak pantas. Jadi beliau berpikir mereka bukan muslim. Tapi lalu salah satu dari mereka bilang, "Aku merasa bersalah niy. Udah nggak shalat selama satu tahun ini."
"Aku juga."
"Yuk, kita shalat. Kayaknya aku ada hijab dan masjid masih buka karena ini Ramadhan."

Kemudian pergilah dua perempuan itu.

Ustadz NAK kaget sekaligus terpana mendengar percakapan itu. Begitulah ketika Allah sudah memberi petunjuk. Penilaian manusia bisa jadi keliru. Stop menghakimi adalah kunci pertama dalam berdakwah.

Kita pernah dengar kisah mengenai pemuda Al-Kahfi yang ditidurkan Allah selama ratusan tahun. Mereka itu nggak tahu ilmu apa-apa, selain yakin dengan laa ilaaha ilallaah. Tapi kisah mereka dibaca oleh para ilmuwan.

Kadang kita memperumit sesuatu. Seseorang harus tahu fiqh dulu, ilmu dulu, baru ibadah. Nggak! Yang penting mereka tahu dulu siapa Tuhannya, lalu biarkan prosesnya berjalan. Para pendahulu kita memudahkan orang lain dalam berislam. Kita jangan membuatnya jadi sulit.

Hal lain yang sebaiknya kita lakukan adalah jangan menutup pintu surga bagi orang lain.

Al-Hadiid ayat 21

Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.

Banyak hal yang bisa membuat kita masuk surga. Allah dengan karunia-Nya yang besar senang membuka pintu surga dan menutup pintu neraka. Kita jangan membuat sebaliknya. Sedikit-sedikit mudah mengatakan neraka, jahanam, munafik, syirik pada orang lain. Bahkan ke anak kecil. Hei, hei, hei, santai! Gimana mereka bisa berprasangka baik pada Allah jika neraka terus yang disebut? Karunia Allah luas, Bro.

Di Al-Lail Allah mengatakan yang masuk neraka itu hanya orang yang paling buruk, sedangkan yang bisa masuk surga itu orang-orang yang terbaik.

Al-Lail ayat 15-16

Yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka. Yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman). 

An-Nahl ayat 116

Dan janganlah kamu mengatakan terhadap apa yang disebut-sebut oleh lidahmu secara dusta "ini halal dan ini haram", untuk mengada-adakan kebohongan terhadap Allah. Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tiadalah beruntung.

Selanjutnya adalah jangan mudah mengharamkan sesuatu. Seperti bilang kalau video game itu haram, film itu haram. Ahli fiqh berpikir dan belajar ribuan kali sebelum memutuskan sesuatu itu haram. Kita jangan malah mudah mengharamkan sesuatu.

Allah menghalalkan banyak hal. Yang Allah haramkan itu hanya sedikit.

Bagian terakhir yang diceritakan Ustadz NAK adalah tentang keikhlasan.

Seperti kisah ketika seseorang yang memberikan air pada seekor anjing yang kehausan. Dia merasa kasihan, jadi dia berikan airnya pada anjing itu. Nah, perasaan kasihan itu lah yang tulus ikhlas. Itu yang Allah lihat. Mencintai ibumu karena dia adalah ibumu. Bukan berarti ketika say i love you to your mother, kamu harus memikirkan Allah dulu. Yang penting adalah perasaanmu tulus ikhlas.

Agama Allah ini indah, begitu indah. Begitu banyak harapan.

Kalau di Al-Quran ada kisah tentang Allah marah, ya itu memang haknya Allah. Karena Dia adalah Allah. Tapi tugas kita adalah menyampaikan dakwah dengan penuh kelembutan.  Allah pernah marah ketika seseorang bilang Allah punya anak laki-laki. Tapi ketika seorang Nasrani datang pada Rasul saw, Nasrani tersebut atas kelembutan Rasul saw, disuruh tidur dan menyembah Yesus di Masjid Nabawi. Begitulah tugas dakwah, menyampaikan dengan penuh cinta. 

Masyaallah.

Semoga kita bisa melanjutkan tugas plus peran dakwah pada diri, keluarga, dan sekitar, dengan penuh cinta serta kelembutan. Aamiin.

#MatrikulasiNAKIndonesia

IG: @NAKIndonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun