Ustadz NAK kaget sekaligus terpana mendengar percakapan itu. Begitulah ketika Allah sudah memberi petunjuk. Penilaian manusia bisa jadi keliru. Stop menghakimi adalah kunci pertama dalam berdakwah.
Kita pernah dengar kisah mengenai pemuda Al-Kahfi yang ditidurkan Allah selama ratusan tahun. Mereka itu nggak tahu ilmu apa-apa, selain yakin dengan laa ilaaha ilallaah. Tapi kisah mereka dibaca oleh para ilmuwan.
Kadang kita memperumit sesuatu. Seseorang harus tahu fiqh dulu, ilmu dulu, baru ibadah. Nggak! Yang penting mereka tahu dulu siapa Tuhannya, lalu biarkan prosesnya berjalan. Para pendahulu kita memudahkan orang lain dalam berislam. Kita jangan membuatnya jadi sulit.
Hal lain yang sebaiknya kita lakukan adalah jangan menutup pintu surga bagi orang lain.
Al-Hadiid ayat 21
Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.
Banyak hal yang bisa membuat kita masuk surga. Allah dengan karunia-Nya yang besar senang membuka pintu surga dan menutup pintu neraka. Kita jangan membuat sebaliknya. Sedikit-sedikit mudah mengatakan neraka, jahanam, munafik, syirik pada orang lain. Bahkan ke anak kecil. Hei, hei, hei, santai! Gimana mereka bisa berprasangka baik pada Allah jika neraka terus yang disebut? Karunia Allah luas, Bro.
Di Al-Lail Allah mengatakan yang masuk neraka itu hanya orang yang paling buruk, sedangkan yang bisa masuk surga itu orang-orang yang terbaik.
Al-Lail ayat 15-16
Yang hanya dimasuki oleh orang yang paling celaka. Yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman).Â
An-Nahl ayat 116