Mohon tunggu...
elde
elde Mohon Tunggu... Administrasi - penggembira

penggembira....

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Prabowo Banyak Setuju, Jokowi Lanjut Periode Kedua

18 Februari 2019   12:00 Diperbarui: 18 Februari 2019   12:11 821
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jujur sempat ragu dan deg-degan menjelang debat capres kedua hari Minggu 17.02.2019. Khawatir bila Jokowi ada kendala dalam memaparkan capaian yang telah dilakukan dan saat tanya jawab beragumentasi dengan Prabowo. Karena melihat kesehariannya bila berpidato atau ketika door stop diwawancarai wartawan, cara menjawabnya begitu pelan dan banyak jeda panjang saat bicara. Takut saja kalau dalam debat masih dengan gaya seperti ini tentunya akan kehabisan waktu sebelum apa yang akan disampaikan tuntas.

Soal gaya bicara Jokowi ini mungkin juga dirasakan oleh kubu sebelah. Hanya saja bedanya kalau saya merasa khawatir, sebaliknya mereka riang gembira. Diyakini oleh mereka bahwa Prabowo yang dianggap biasa berpidato dengan garang dan diclaim tanpa baca teks, akan "membantai" Jokowi. Wacana tarung bebas dalam debat dikumandangkan ramai-ramai penuh keyakinan diri. 

Namun hal yang tidak terduga terjadi. Saat debat dibuka Jokowi tampak begitu santai tampil mengenakan kemeja putih yang dipadukan dengan celana hitam dan sepatu kets warna senada dengan celananya. Juga tampak terlihat tanpa membawa catatan apapun dan hanya bolpen yang selalu dia bawa di tangannya. 

Sepanjang debat Jokowi tampak cukup ekspresif dengan mimik muka yang sesekali tersenyum atau mengerutkan dahi saat lawannya, Prabowo Subianto mengeluarkan berbagai pernyataan terkait yang dirasa olehnya tak sesuai.

Materi debat dikuasai hampir sempurna, menjelaskan program-program yang sudah, sedang dan akan dilakukan dijabarkan begitu gamblang lancar mudah dipahami. Durasi waktu yang disediakan dimanfaatkan sebaik-sebaiknya. Pemaparannya mengalir begitu saja dan harap dicatat...tanpa teks!

Mantan Wali Kota Solo itu juga mampu memainkan emosi dengan cara menohok lewat serangan tajam, serta bertahan dan berkelit dari serangan lawan. Lawan yang memang tidak siap dan tidak banyak menguasai data pun terkapar. Akhirnya uraian beberapa program yang disampaikan Jokowi hanya bisa diamini dan disepakati oleh Prabowo.

Calon presiden nomor urut 02, Prabowo berulang kali menyampaikan apresiasinya terhadap kinerja petahana. Salah satunya soal infrastruktur yang dianggap pemerintah sudah bekerja keras.

Selain itu menyatakan menghargai apa yang dilakukan pemerintah selama ini saat Jokowi menyebut telah ada kerja sama dengan KPK soal penyelamatan sumber daya alam dan upaya penghutanan kembali lahan bekas tambang.

Ketika tema debat terkait lahan sawit untuk energi alternatif, Jokowi memaparkan bagaimana pemerintah sudah memulainya dan capaian yang dihasilkan begitu besar. Lagi-lagi Prabowo hanya bisa mengakui dan mendukung hal positif yang telah dilakukan petahana.

Tidak berhenti sampai disitu, saat Jokowi cerita bagaimana dia memastikan kondisi nelayan hingga blusukan tengah malam bersama sopir di kampung nelayan daerah Semarang. Agar bisa mendengar langsung dan membuat kebijaksanaan yang tepat. Bank Mikro Nelayan pun dibuat untuk menampung keluhan para nelayan.

Prabowo pun hanya bisa menjawab cukup jelas apa yang disampaikan oleh Jokowi. Seperti seorang murid di dalam kelas mendengarkan penjelasan dari guru lalu memahami terus manggut-manggut.

Ketua Umum Partai Gerindra itu juga enggan mendebat Jokowi soal isu pencemaran lingkungan karena merasa ada kesamaan pemahaman dalam pemberantasan pencemaran lingkungan.

"Kalau kita berbeda jangan dibikin kita diadu terus. Kalau tidak terlalu banyak perbedaan untuk apa kita ribut lagi," kata Prabowo.

Bagi pendukungnya, penampilan Prabowo pasti sangat mengecewakan. Berharap capres yang diusungnya akan tampil memberikan pandangan kritis pada pemerintah tapi tidak muncul, untuk membongkar kelemahan pemerintahan Jokowi. Malah kebanyakan sepakat dengan pemaparan petahana. Selain juga Prabowo tidak banyak mengeksplorasi program kerjanya dan tidak mampu mengefisienkan waktu. Sering kebablasen terus bicara ketika waktu yang disediakan sudah habis.

Euforia kegembiraan yang dibangun sebelum debat berlangsung, menjadi cucuran airmata. Prabowo yang dianggap garang bak singa gurun bila berpidato, namun nampak begitu jinak di depan Jokowi. Banyak mengiyakan apa yang dikatakan oleh petahana.

Namun harus diakui ada nilai positif pada diri Prabowo. Berani mengakui kebaikan dan keberhasilan pemerintahan Jokowi. Tidak seperti yang dilakukan para pendukungnya. Entah ini untuk menarik simpati publik atau memang karena tidak bisa mendebatnya lagi. Hal yang juga pernah dilakukan saat debat capres tahun 2014. Tidak mengikuti saran dari tim suksesnya agar jangan sampai sekali-kali setuju apa yang dikatakan Jokowi.

Setelah sukses di debat pertama, Jokowi kali ini dari sisi apapun bila mau jujur bisa dibilang petahana menang total. Penguasaan materi, data dan penyampaian program tidak bisa diimbangi oleh Prabowo. 

Bercermin di debat kedua ini, sebenarnya pilpres sudah bisa dikatakan selesai. Kalau Prabowo sebagai pimpinan oposisi telah menyatakan apreasinya dan banyak kesepakatan dengan apa yang sudah, sedang dan akan dikerjakan Jokowi, buat apalagi harus ganti Presiden. Jadi wajib hukumnya #JokowiLagi lanjut periode keduanya...

Sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun