[caption id="attachment_140066" align="aligncenter" width="622" caption="Foto Wajah "][/caption]
Apakah anda melihat wajah misterius di balik meletusnya Gunung Lokon sore tadi, Rabu 26 Oktober 2011, pukul 17.30 wita? Apakah itu wajah "Opo Lokon" yang selalu melindungi masyarakat di bawah kaki Gunung Lokon dari "hujan debu"???
Itulah untaian kata-kata yang saya tempelkan pada foto yang saya upload di kanal Facebook saya, sehari setelah Gunung Lokon meletus (26 Oktober 2011, pukul 17.30 wita). Entah mengapa ternyata foto dan keterangannya mendapat tanggapan dari banyak orang yang masuk dalam pertemanan FB saya.
Mencermati foto yang saya upload ke FB, memang tampak “samar-samar” wajah orang dengan dua mata dan garis alis yang menyatu dengan bentuk hidung manusia.Wajah “misterius” itu terlihat berada di belakang Gunung Lokon yang sedang meletus sambil menyemburkan debu vulkaniknya ke langit. Jika dilihat dengan seksama, wajah misterius itu seakan-akan sedang meniup debu vulkanik itu agar tidak jatuh di kota Tomohon.
Kenyataannya Tomohon pasca letusan Gunung Lokon kemarin, terbebaskan dari hujan debu. Bayangkan seandainya terjadi hujan debu akibat letusan itu, maka banyak orang yang akan mengalami kerugian, bahkan kesengsaraan. Tidak jauh dari kawah Tompaluan, Gunung Lokon, ya sekitar 3 km dari lubang kawah, berdiri kokoh komplek persekolahan Xavier dan Lokon Boarding School yang dihuni lebih dari 500 pelajar.
Lebih dekat lagi dari kawah itu, sekitar 1,5 km, terdapat lahan pertanian sayuran milik masyarakat Desa Kakaskasen. “Kalau Tomohon terkena hujan abu, masyarakat akan makin sengsara karena sayuran dan hasil pertanian lainnya akan mahal harganya.” kata teman saya sesaat setelah Gunung Lokon meletus. “Bukan hanya mahalnya sayuran, tetapi pohon-pohon (produktif) sepertipohon kelapa, pohon enau, pohon cengkeh akan mati tersiram abu vulkanik.” tambah teman saya dengan aksen kental bahasa Tombulu, bahasa daerah masyarakat Tomohon.
Memang kekuatiran itu sirna. Nyatanya, mereka tidak terkena dampak hujan abu dari letusan Gunung Lokon. Kelegaan mayarakat ini sangat berarti karena para petani saat ini sedang menanam berbagai jenis bunga dan sayuran untuk persiapan hari Natal dan Tahun Baru. Seperti biasanya, pada perayaan Natal dan Tahun Baru di Tomohon dan di sekitar wilayah Minahasa, suasananya sangat meriah. Maka, jangan heran kalau mendengar lagu-lagu Natal sudah diputar di pusat kota Tomohon . Begitu pula kalau anda mendengar apa yang diperbincangkan orang tentang kukis, model baju baru, serta uang yang ditabung untuk pesta Natal dan Tahun Baru.
Terhindar dari bahaya hujan debu, adalah sebuah berkat yang patut disyukuri apalagi mengingat kebutuhan-kebutuhan jelang perayaan Natal dan Tahun Baru yang cukup banyak. Tidak sedikit yang menyakini bahwa terhindarnya mara bahaya itu akibat dari pertolongan seseorang yang wajahnya nampak di balik Gunung Lokon seperti dalam foto itu. Oleh masyarakat, orang yang selalu menolongnya dari bahaya letusan Gunung Lokon adalah “Opo Lokon”.
Wajah misterius di foto itu diyakini sebagai wajah “Opo Lokon” yang selalu baik hati terhadap masyarakat Tomohon. Karena itu, sangatlah malu kalau masyarakat tidak pernah baik hati kepada sesamanya. Sikap baik hati itu bisa dilihat dari tradisi dan budaya masyarakatnya pada acara kebersamaan seperti pada saat membuat perayaan hari ulang tahun, perkawinan, kematian (kumaus) dan masuk rumah baru atau kerja bakti bersama (mapalus).
Percaya atau tidak yang jelas cerita tentang “Opo Lokon” adalah cerita yang melegenda menjadi mitos yang sampai saat ini masih diyakini sebagai yang ditetuakan dan dihormati dan suka menolong masyarakat dari becana alam. Kebaikan hati “Opo Lokon” itu adalah norma etika yang dianut oleh masyarakat sebagai “way of life” dalam hidup bersama dengan orang lain.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI