"Di sini bisa untuk menginap. Di atas sana ada pondok penginapan. Kalau mau camping juga disediakan. Toilet sudah tersedia. Rumah pojok sana itu bisa untuk acara keluarga atau meeting dan menginap" jelas Itok kepada saya dan teman-teman saya.
"Bisa diagendakan untuk outing kantor" timpal Venche menanggapi penjelasan Itok.
Rombongan kami berpencar. Anak-anak mainan ayunan yang diikat di pohon dekat pantai. Seru sekali karena mamanya yang mendorong, seolah berlomba siapa yang kuat ayunannya. Sementara anaknya tertawa senang.
Saya dan Fajar menyusuri pantai dari ujung kanan ke ujung kiri. Pasir hitam yang saya injak terasa panas. "Eh, ini bisa rebus telur kalau panasnya begini" celetuk saya kepada Fajar dan saya lihat Fajar mencoba meremas-remas pasir hitam sambil meringis kepanasan.
Ombak pantai dari Laut Maluku siang itu bersikap tenang. Hanya melontarkan riak-riak kecil di sepanjang pantai. "Mau basah-basah ngak?" tanya saya kepada Fajar. Yang bersangkutan geleng-geleng kepala bukan tidak mau tetapi tidak bawa celana renang dan pakaian pengganti yang basah.
Pemandangan di pantai cukup indah dan karena tanahnya landai bisa untuk bermain air laut. Langit biru menambah takjub pesisir pantai saja.
Tiba-tiba Ancella mengundang saya dan Fajar untuk "smokol" (sarapan pagi) di salah satu pondok. Nasi kuning, bihun goreng dan suwiran ikan tuna ditambah rica, menjadi santapan kami. Cukup yummy untuk mengenyangkan perut keroncongan sambil menikmati musik alam berupa deburan ombak pantai.
Pantai-pantai di Kolongan ini sudah menjadi destinasi bagi rombongan yang pesiar dan sekaligus tempat kebersamaan untuk kegiatan ibadat padang atau acara-acara keluarga atau kantor.