Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Menikmati Deru dan Debu di Kawasan Bromo

27 Juli 2018   03:22 Diperbarui: 27 Juli 2018   15:03 1336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak langkah di bibir kawah Bromo (dokpri)

Pesona Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, di Jawa Timur, dengan luas wilayahnya 50 ha, masih memikat hati wisatawan berbagai daerah untuk mengisi waktu liburan sekolah Juni 2018 yang lalu.

Berburu sensasi, saat matahari terbit di Puncak Penanjakan, pendakian ke Kawah Bromo, melintas Padang Savana, pasir berbisik dan berfoto dengan latar belakang Bukit Teletubies, menjadi destinasi yang wajib dikunjungi. Semua keseruan perjalanan itu semakin terasa asyik ketika Jeep Hardtop 4WD mengantar kami menembus debu pasir yang berterbangan.

Sehari setelah lebaran (17/6), saya mengajak guru Mandarin, panggilan akrabnya Mister Je, berwisata ke Bromo. Guru Mandarin teman saya ini, lulusan Guizhou University, dan tiba di Manado Maret yang lalu. Je ini belum bisa bahasa Indonesia. Komunikasi saya dengan dia menggunakan bahasa Inggris. Ke Jawa, untuk kali pertama bagi Je.

Je begitu antusias, saat saya cerita anjang lebar tentang keseruan wisata di Bromo. Lalu, untuk memberi gambaran jelas tentang Bromo, saya tunjukan foto-foto Bromo melalui hape saya. Ah, Je semakin tertarik.

Sunrise di Bukit Cinta Penanjakan (dokpri)
Sunrise di Bukit Cinta Penanjakan (dokpri)
Akhirnya, kami berangkat menuju ke bromo pagi hari (17/5) dari Yogya dengan mobil sendiri. Jalur Tol Solo ke Surabaya menjadi pilihan kami untuk menuju ke Bromo. Tapi, sebelum ke Bromo, kami berwisata seharian di Batu, Malang. Setiap kali berhenti di obyek wisata, Je tak lupa mengucapkan terimakasih dan sangat kagum dengan keindahan alam dan kesejukan di Batu.

Sesudah santap malam di Malang, kami bersiap-siap melakukan perjalanan ke Bromo. Sebelumnya, saya sudah berdiskusi jalur mana yang akan kita lewati untuk sampai ke Bromo. Kami sepakat menempuh jalur Tongas (sebelum Probolinggo). Wisatawan bisa juga menggunakan jalur lain, yaitu jalur ke Wonokitri, Tosari dari Malang.

Perjalanan ke Bromo lancar tanpa hambatan. Tetiba di rest area Ngadisari, kami sudah ditunggu oleh Andre, sopir Jeep Hardtop. Oh ya sebelumnya saya sudah menghubungi Andre dan dapat nomor kontak dari teman saya.

Je berdiri di antara Jeep Hardtop (dokpri)
Je berdiri di antara Jeep Hardtop (dokpri)
Jarum jam menunjuk angka sebelas malam. Setelah berdialog sebentar, Ande, sopir Jeep berjanji akan membawa ke Puncak Penanjakan, pukul 3 pagi. Sengaja kami tidak sewa Homestay malam itu, meski warga menawarkan harga murah, ya karena waktu istirahatnya tanggung.

Dinginnya malam itu, terasa sekali menusuk tulang. Tak cukup memakai jaket tebal, sarung tangan, kaos kaki tebal, syal leher dan penutup kepala (kupluk) menajdi alat penghangat melawan dinginnya Bromo (3.675 m.dpl) dengan temperature rata-rata 16 derajat Celsius. Je sempat membeli syal leher seharga Rp. 15.000,- saat kami minum kopi di warung sekalian melihat pertandingan Piala Dunia.

"Sebenarnya, jalur ke Bromo lewat Tosari, dari Malang jalannya sudah bagus. Tapi jalur itu tidak akan lewat di sini, Ngadisari atau Cemoro Lawang" cerita pemilik Warung setelah menanyakan asal usul kami.

Deru debu Bromo (dokpri)
Deru debu Bromo (dokpri)
Kopi panas yang disajikan, mulai menghangat dan tak lama kemudian sudah dingin. Sebelum dingin, menyeruput kopi dalam kondisi udara dingin memang asyik. Setelah makan dan minum dirasa cukup, kami kembali ke mobil. Saat itu juga, karena tidak ada lagi pembeli, warung setengah ditutup untuk menerima pembeli yang baru datang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun