Mohon tunggu...
Tri Lokon
Tri Lokon Mohon Tunggu... Human Resources - Karyawan Swasta

Suka fotografi, traveling, sastra, kuliner, dan menulis wisata di samping giat di yayasan pendidikan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Bebasnya Remaja "Zaman Now" di Pantai Friwen, Raja Ampat

9 Desember 2017   07:00 Diperbarui: 10 Desember 2017   02:01 4131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Masih di sekitar Raja Ampat. Siang itu (18/6), terik matahari tak lagi menyengat seperti saat di Arborek. Bagaimana warga Kampung Wisata Arborek menjaga laut tetap bersih, akan kami kenang terus.

"Pasir Timbul Raja Ampat tidak kalah cantiknya dengan Kampung Wisata Arborek," tiba-tiba Pak Sam memecah keheningan saat dalam pelayaran menuju ke rute trip selanjutnya. Asyik, batin saya. Betapa tidak. Begitu mendengar Pasir Timbul, saya teringat pada pasir timbul di Belitung dan di Nain, Siladen. Kedua pasir timbul itu memang memukau. Bayangkan saja, di tengah laut muncul pulau pasir putih tanpa ada satu tumbuhan yang berdiri.

"Kita lihat nanti. Semoga air laut tidak pasang. Jika sedang pasang, ya pasir putihnya nggak timbul," ucap Pak Sam datar. Speedboat Om Papua, mulai memperlambat laju kecepatan dan berputar-putar mencari lokasi Pasir Timbul, tapi sejauh mata memandang, pasir putih itu tidak timbul-timbul. Yahhh, desah saya.

Pantai Friwen (dokpri)
Pantai Friwen (dokpri)
Lepas bebas (dokpri)
Lepas bebas (dokpri)
"Kita singgah ke Pantai Friwen saja," kata Pak Sam memberi solusi. Om papua yang menjadi nakhoda kapal, langsung berbalik arah menuju pantai pasir putih Friwen. Jaraknya tak jauh memang. Sepuluh menit sudah sampai.

Saat kapal merapat di Pantai Friwen, keadaan tampak sepi. Tapi, begitu kedua kaki menginjakkan ke pasir, kelembutan pasir putihnya terasa "menggelitik" di antara jari jemari kaki. Memang lembut butiran pasirnya.

Tanpa aba-aba, Sabet dan kawan-kawan langsung berhamburan dan berenang di pinggir pantai dengan bebasnya. Lebih serunya lagi, di pantai itu, ada sebuah pohon besar dan salah satu cabang rantingnya menjorok ke pantai. Di bagian ranting pohon itu telah terpasang beberapa tali untuk bermain ayunan. Wah, seru nih mainan ayunan di sini. Setelah diayun, lalu menjatuhkan diri ke laut.

Siap berayun (dokpri)
Siap berayun (dokpri)
Remaja Jaman Now (dokpri)
Remaja Jaman Now (dokpri)
"Holy kiapa ko iko naek pohong? Awas ko bisa ciri ke bawah," teriak saya dengan logat Manado, ketika melihat Holy naik pohon. "Tenang pak, torang nyanda tako mo ba ayun dari pohong. Anak jaman now, Pak," balas Holy, si cewek pemberani. Dan betul, dari atas pohon, Holy berayun ke bawah dan kemudian terjun ke laut. Asyikkk, teriaknya.

Tak beberapa lama Yansen, Fretes, Sabet, Deni ikut mencoba seperti yang Holy buat. Begitu seterusnya dilakukan berulang-ulang secara bergantian. Tak lupa mereka berteriak saat melepaskan tali dan kecebur di air laut. Teriakan mereka. rupanya mengundang warga Friwen berdatangan sambil menjajakan minuman dan makanan ringan.

Kano (dokpri)
Kano (dokpri)
syik berkano (dokpri)
syik berkano (dokpri)
Keseruan masih berlanjut. Kano warna biru yang tadi bersandar di dekat pondok, ternyata boleh disewa. Sabet dan Holy langsung menarik ke laut. Sabet mencoba berdiri di atas Kano. Apa yang dibuat Sabet mengingatkan saya pada aksinya Ibu Susi Pujiastuti, Menteri Kelautan dan Perikanan di atas paddle board yang viral di medsos.

Pantai Friwen, adalah di pulau kecil yang terletak di antara Pulau Arborek dan Pulau Waigeo. Meski tidak terlalu luas, tapi pulau ini berpenduduk. Bahkan tersedia homestay bagi wisatawan yang ingin menginap.

Pulau Indah (Dokpri)
Pulau Indah (Dokpri)
Bermain dengan Kerang (dokpri)
Bermain dengan Kerang (dokpri)
Penduduk Friwen menjajakan air kelapa muda dan minuman soft drink bagi wisatawan yang datang. Air kelapa muda yang kami beli langsung diambilkan dari pohon yang tumbuh banyak di pinggir pantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun